Penelitian yang Relevan KAJIAN TEORETIS

28

BAB III TINJAUAN NOVEL

PESANTREN IMPIAN A. Profil Asma Nadia Asma Nadia adalah nama pena dari Asmarani Rosalba, lahir pada 26 Maret 1972 di Jakarta. Anak dari pasangan Amin Usman dan Maria Eri Susanti masuk ke dunia tulis menulis ketika menciptakan lagu di sekolah dasar. Asma Nadia aktif menulis dan mempublikasikan karyanya setelah ia lulus dari SMA 1 Budi Utomo Jakarta dan sasarannya adalah majalah keislaman, yaitu majalah Annida. Setelah lulus dari SMA 1 Budi Utomo, lalu ia melanjutkan kuliah di Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Asma Nadia menikah dengan Isa Alamsyah seorang penulis buku motivasi yang berjudul No Excuse dan dari pernikahannya Asma Nadia memiliki dua anak, yaitu Putri Salsabila dan Adam Putra Firdaus. Saat ini Asma Nadia masuk dalam penulis „best seller ’ wanita Indonesia, Asma Nadia juga aktif menulis lirik lagu sebagian lirik lagunya dapat ditemukan di album Bestari I 1996, Bestari II 1997, dan Bestari III 2003, Snada The Prestation, Air Mata Bosnia, Cinta Illahi, dan Kaca Diri. Selain itu, Asma Nadia dikenal sebagai ketua Forum Lingkar Pena yaitu sebuah forum kepenulisan dengan identitas Islam yang memiliki tujuan mendidik dan memberikan pencerahan kepada pembaca melalui tulisan. 1 Asma Nadia dikenal sebagai penulis yang peduli terhadap buku-buku yang dapat dimanfaatkan untuk anak-anak yang kurang mampu. Hal tersebut dibuktikan dengan menyumbangkan hasil royalti dari buku-buku yang telah ditulisnya untuk mengembangkan Rumah Baca Asma Nadia sebuah perpustakaan dan tempat mengasah kreativitas bagi anak dan remaja kurang mampu. Asma Nadia juga memanfaatkan kemajuan teknologi dalam upayanya menyemangati kaum perempuan untuk membaca melalui milisnya pembacaasmanadiayahoogroups.com. Berawal dari milisnya tersebut lahirlah kelompok buku AsmaNadia KBA di berbagai kota di tanah air, sebagai 1 Fairuz Su’da. http:id.scribd.comdoc34709803Biografi-Asma-Nadia, diunduh pada 11 September 2014, 09.40 WIB kegiatan alternatif yang setiap bulannya para anggota berkumpul dan berdiskusi tentang buku yang telah mereka baca. 2 Adik dari penulis Helvy Tiana Rosa ini menjadi satu dari 35 penulis dari 31 negara yang diundang untuk menjadi penulis tamu dalam International Writing Program di Lowa, ia sempat berbagi tentang Indonesia dan proses kreatifnya dalam menulis dengan pelajar dan mahasiswa serta senior citizen di Amerika. Beberapa kali diundang untuk menghadiri acara kepenulisan di Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Di tahun 2006 ia didaulat menjadi salah satu dari dua sastrawan muda Indonesia yang diundang untuk tinggal oleh pemerintah Korea Selatan selama enam bulan. Asma Nadia juga pernah menjadi pembicara pada forum Seoul Young Writers Festival di Korea Selatan, memberikan workshop kepenulisan kepada pelajar Indonesia di Mesir, Swiss, Inggris, Jerman, Roma Italia dan Vatikan, buruh migran di Hongkong dan Malaysia. Di dalam negeri, ia sering diundang untuk menjadi pembicara di berbagai universitas ternama di Indonesia, seperti UI, ITB, UNPAD, UGM, IPB, Unsyiah, Universitas Brawijaya, dan perguruan tinggi ternama lainnya. Asma Nadia memiliki keinginan yang kuat untuk tetap menulis dan berkarya, ia pun banyak mendapat berbagai penghargaan dan hadiah sastra hasil dari karya-karyanya. Pada Maret 2010, Republika menobatkan Asma Nadia sebagai salah satu tokoh Perubahan Republika yang menyuarakan semangat keislamannya melalui novel-novel karangannya. Sebuah cerpennya yang berjudul Ilmut dan Koran Gondrong pernah memenangi juara I Lomba Menulis Cerita Pendek Islami LMCPI tingkat nasional yang diadakan Majalah Annida 1994. Penghargaan lainnya, seperti Rembulan di Mata Ibu meraih Adikarya IKAPI untuk kategori Buku Remaja Terbaik I tahun 2001, 2002, dan 2005. Tahun 2003 Asma Nadia menjadi pengarang Fiksi Remaja Terbaik dari Mizan Award, dua cerpennya masuk dalam antologi kumpulan cerpen terbaik majalah Annida; Merajut Cahaya Pustaka Annida. Selain hadiah dan penghargaan 2 Sakti Mandraguna, http:www.tamanismailmarzuki.co.idtokohasma.html, diunduh pada 11 September 2014, 09.32 WIB sastra atas karya fiksinya Asma Nadia juga pernah mengikuti Pertemuan Sastrawan Nusantara XI di Brunei Darussalam, workshop kepenulisan novel yang diadakan Majelis Sastra Asia Tenggara MASTERA, serta novelis IBF terbaik lewat novelnya Istana Kedua 2008. Tahun 2011, salah satu karya Asma Nadia, Sakina Bersamamu terpilih sebagai fiksi terfavorit oleh Anugerah Pembaca Indonesia, Goodreads Indonesia. Pada tahun yang sama Tupperware She Can memberikan penghargaan terhadap Asma Nadia sebagai salah satu perempuan Indonesia paling inspiratif. Harian Republika memberikan anugerah pada Asma Nadia sebagai Tokoh Perubahan 2010 kepada penulis produktif yang telah menulis 49 buku, Sementara IKAPI menyematkan penghargaan sebagai Tokoh Perbukuan Islam di tahun 2011. Asma Nadia juga masuk dalam daftar The 500 most Influential Muslim di dunia tahun 2012. Beberapa karya Asma Nadia telah difilmkan, diantaranya Emak Ingin Naik Haji yang telah difilmkan oleh Aditya Gumay film ini meraih lima penghargaan di Festival Bandung, salah satunya sebagai Film Terpuji, Rumah Tanpa Jendela, dan 17 Catatan Hati Ummi judul filmnya Ummi Aminah. Selain itu Asma Nadia juga menulis skenario: Pintu Surga seri Ramadhan di Trans TV dan Anak Matahari SCTV. Sementara Catatan Hati Seorang Istri telah di sinetronkan oleh RCTI dengan judul Catatan Hati Seorang Istri sejak Juni 2014-dibintangi oleh Dewi Sandra. 3 Karya-karya Asma Nadia; Aisyah Putri 1 : Operasi Milenia 2000, Serenade Biru Dinda 2000, Hari-Hari Cinta Tiara 2000, Pesantren Impian 2000, Ola si Koala 1: gara-gara hal yang sepele 2000, Ola si Koala 2: Lomba Mengaji 2000, Kerlip Bintang Diandra 2000, Rembulan di Mata Ibu 2000, Kepak Sayap Patah 2001, Aisyah Putri 2: Chat Online 2001, Dialog 2 Layar 2001, Aisyah Putri 3: Mr. Penyair 2002, Derai Sunyi 2002, Meminang Bidadari 2002 , Aisyah Putri 4: Teror Jelangkung Keren 2003, Jai dan Jamilah 1: T-Two On Mission 2003, Aku Ingin menjadi Istrimu 2004, Jadilah Istriku 2005, Jangan Jadi Muslimah Nyebelin 2005, 3 Asma Nadia, Assalamualaikum, Beijing, Jakarta: Noura Books, 2013, h. 340. Walaupun judul novel tersebut adalah 10 Orang Negro tetapi tokoh-tokoh dalam novel tersebut bukanlah orang-orang negro, sepuluh orang negro adalah sebuah sajak kuno yang ditemukan di rumah mewah yang terletak di pulau Negro. Kesepuluh orang tersebut diundang ke pulau Negro dengan maksud untuk menebus kesalahan mereka, sepuluh orang tersebut adalah orang-orang yang memiliki riwayat kejahatan pembunuhan di masa lalu. Penebusan dosa sepuluh orang tersebut yang diundang ke pulau Negro dibayar dengan nyawa mereka, dan satu persatu tewas secara misterius dengan cara pembunuhan yang berbeda-beda seperti yang tertuliskan dalam sajak sepuluh orang negro. Setelah penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat sedikit kemiripan pada penceritaan Asma Nadia dalam novel Pesantren Impian, dengan mengundang para remaja yang memiliki riwayat kejahatan di masa lalu untuk menetap di sebuah pesantren yang berada di pulau Lhok Jeumpa, Aceh. Dalam novel Pesantren Impian mengundang para remaja untuk menebus kesalahan masa lalu mereka dengan cara yang berbeda dengan penceritaan Agatha Christie dalam novel 10 Orang Negro, Asma Nadia memilih cerita dengan cara merehabilitasi para tokoh yang memiliki riwayat kejahatan untuk menjadi seseorang yang lebih baik dengan meninggalkan masa lalu mereka. Selain itu, Asma Nadia ingin menulis sebuah buku dengan setting pesantren yang pada saat itu belum banyak yang menulis tentang pesantren. Asma Nadia berharap novel Pesantren Impian bisa menginspirasi orang lain yang mempunyai proyek atau yang sedang membangun pesantren untuk membuat pesantren yang mencangkup semua hal, artinya tingkat keimanannya baik, teknologinya baik, dan perkembangan keilmuannya juga tercover dengan baik. Novel Pesantren Impian murni sebagai novel fiksi tetapi untuk berbagai fenomena kejahatan yang terjadi di dalam cerita, seperti narkoba, seks bebas, kriminal Asma Nadia berusaha mengangkat fenomena penyimpangan pergaulan tersebut dari realitas yang banyak terjadi di kehidupan masyarakat.

Dokumen yang terkait

Nilai moral dalam novel orang miskin dilarang sekolah karya Wiwid Prasetyo dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah

4 58 147

Nilai moral dalam novel orang miskin dilarang sekolah karya Wiwid Prasetyo dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra indonesia di sekolah

2 51 147

NILAI MORAL DALAM NOVEL SANG PENCERAH KARYA AKMAL NASERY BASRAL DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

23 124 79

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL RUMAH TANPA JENDELA KARYA ASMA NADIA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel Rumah Tanpa Jendela Karya Asma Nadia: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA

2 15 12

PENDAHULUAN Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel Rumah Tanpa Jendela Karya Asma Nadia: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA.

1 12 4

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL RUMAH TANPA JENDELA KARYA ASMA NADIA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel Rumah Tanpa Jendela Karya Asma Nadia: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA

0 2 19

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL RUMAH TANPA JENDELA KARYA ASMA NADIA.

0 0 15

GAYA BAHASA DALAM NOVEL PESANTREN IMPIAN KARYA ASMA NADIA

1 7 19

NILAI RELIGI DALAM NOVEL ASSALAMULAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA

0 1 12

ANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL CATATAN HATI SEORANG ISTRI KARYA ASMA NADIA - UNWIDHA Repository

0 0 35