Gadis Tokoh dan Penokohan
Umar adalah sosok laki-laki yang senang berpetualang, tekadnya kuat untuk mengelilingi seluruh wilayah Aceh. Kesenangannya tersebut yang
membuatnya harus tinggal berjauhan dengan keluarganya dan berusaha mencari uang lebih banyak untuk kehidupannya dan mencapai tekadnya
tersebut. Apabila melihat tujuan Umar dapat dikatakan bahwa alasan ia menjual ganja adalah faktor ekonomi, mendapatkan penghasilan yang besar
menjadi alasan yang mendasar Umar terlibat dalam kejahatan tersebut, namun pertemuannya dengan Teungku Hasan seorang laki-laki tua yang
sempat menolongnya membuat hidupnya berubah. Seakan ia membuka lembaran baru dalam hidupnya. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut;
“Pada detik-detik kritis, sepasang tangan Teungku Hasan menariknya menjauh. Menyelamatkan dari api yang berkobar. Tak urung, sebelah
tangan Umar sempat terluka bakar. Beberapa waktu ia pingsan tak sadarkan diri.
Setelah kejadian malam itu, jalan hidupnya berubah. Bersama Teungku Hasan ia menemukan titik balik. Umar hijrah
Dua tahun berikutnya mereka merancang proyek besar: Pesantren Impian. Umar ingin mendirikan satu tempat, di mana semua orang
berkesempatan menemukan titik balik dalam hidup mereka, seperti dia. Dan
bagi lelaki
itu, inilah
kesempatan untuk
menebus kesalahannya.….”
12
Pada bagian kalimat „Umar hijrah’ menggambarkan perubahan
kehidupan Umar yang sebelumnya terjerumus dalam pergaulan yang salah, setelah bertemu dengan Teungku Hasan hidupnya menjadi baik dengan
meninggalkan masa lalunya sebagai penghasil ganja. Riwayat masa lalunya yang pernah terjerumus dalam dunia pergaulan
yang salah menjadi motivasi Umar membangun sebuah tempat yang dapat menjadi pusat rehabilitasi bagi anak-anak muda yang bermasalah dan
memiliki kesempatan yang sama dengannya, yaitu memiliki kehidupan yang lebih baik dan bermanfaat untuk orang lain.
12
Ibid, h. 127.
Pembangunan pesantren diatasnamakan oleh Teungku Hasan, jika melihat latar belakang kehidupan Umar dan riwayat kejahatannya, hal
tersebut yang menjadi alasan ia mengatasnamakan pesantren dengan nama Teungku Hasan karena ia merasa tidak pantas menyandang posisi tersebut.
Umar juga merupakan tokoh yang dermawan, selain membangun pesantren Umar juga membantu masyarakat lainnya, salah satunya terlihat dalam
kutipan berikut; “Kau sudah tanda tangani cek untuk para pengungsi di daerah
bencana?” Umar menepuk dahi.
“Untung Teungku ingatkan.” Umar mengeluarkan buku ceknya. Di perusahaan konsultan hukum
ini, adalah cooperate secretary. Walaupun begitu hampir semua tugas- tugas strategis ada di tangannya. ….”
13
Hidup Teungku Umar semakin baik dan tenang semenjak ia bisa membantu para remaja untuk menyembuhkan mereka dari riyawat kejahatan
yang pernah mereka lakukan. Penulisan gelar Teungku pada tokoh Teungku Umar sesuai dengan penulisan
dalam novel. Gelar Teungku dalam masyarakat Aceh diberikan pada seseorang yang memiliki pengetahuan agama seorang ulama atau keturunan dari
keluarga bangsawan. Jika pengarang bermaksud ingin menggambarkan Umar sebagai seorang anak bangsawan dengan gelar Teungku tetapi pengarang tidak
memberikan penjelasan secara mendetail mengenai latar belakang keluarga Umar dan tidak ada fakta cerita yang menunjukkan Umar sebagai seorang anak
dari keluarga bangsawan atau seorang tokoh agama. Hal tersebut dapat menunjukkan salah satu kelemahan dari novel Pesantren Impian, yaitu
pendeskripsian tokoh yang tidak mendetail.
13
Ibid, h. 172.