Kerja sama Analisis Nilai Moral dalam novel Pesantren Impian karya Asma Nadia

Apresiasi sastra dapat diterangkan sebagai pengenalan dan pemahaman yang tepat terhadap nilai sastra, dan kegairahan kepadanya serta kenikmatan yang timbul sebagai akibat semua itu. 86 Kegiatan apresiasi merupakan perbuatan yang dilakukan dengan sadar, dan bertujuan untuk mengenal dan memahami dengan tepat nilai sastra, untuk menumbuhkan kesenangan dan kenikmatan sastra. Di sekolah pembelajaran apresiasi direncanakan oleh sekolah dan dirancang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai sasaran yang ditentukan. Apabila dikaitkan dengan novel Pesantren Impian dalam pembelajaran apresiasi karya sastra guru dapat memberikan rujukan kepada siswa untuk membaca dan menganalisis unsur instrinsik yang terdapat di dalam novel, serta menemukan nilai-nilai moral yang terdapat dalam novel tersebut, karena novel Pesantren Impian memberikan gambaran tentang sikap hormat, tanggung jawab, kejujuran, toleransi, disiplin diri, suka menolong, berbelas kasih, kerja sama, dan berani yang merupakan nilai moral yang dapat mengembangkan karakter siswa. Oleh karena itu, hal tersebut dapat diterapkan pada pembelajaran sastra tingkat SMA kelas XI sebelas, dengan kompetensi dasar; mampu menjelaskan tema, alur, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang dan amanat, serta mampu menjelaskan nilai-nilai positif dalam novel. Di samping itu, novel Pesantren Impian juga menggambarkan tekad dan usaha tokoh yang bersungguh-sungguh dalam meraih sesuatu yang diinginkannya, misalnya tekad mereka untuk memperbaiki sikap diri, dan perilaku buruk yang pernah mereka lakukan, walaupun terdapat beberapa tindakan para tokoh yang kurang layak ditiru, misalnya memakai narkoba, atau menjadi pengedar narkoba tetapi setidaknya ada sikap tokoh yang layak dijadikan panutan oleh siswa, bahkan melalui sikap dan perilaku yang kurang baik dari beberapa tokoh tersebut siswa dapat mengambil pelajaran dari penggambaran tokoh tersebut, seperti siswa mengerti akibat buruk dari apa yang telah dilakukan tokoh tersebut sehingga siswa 86 Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gampitan Pendidikan Bandung:C.V. Dipnegoro, 1984, h. 322. mampu menghindari perbuatan buruk di kehidupan sehari-harinya. Siswa juga dapat mencontoh sikap positif, seperti semangat dan tekad yang ditunjukan tokoh dalam meraih sesuatu yang dicita-citakan dan tidak mudah putus asa dalam berbuat kebaikan. Penggambaran sikap positif tersebut diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap pengembangan kepribadian siswa. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan potensi siswa menjadi manusia yang berakhlak mulia, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab. Penanaman nilai moral melalui pesan sebuah karya sastra dipandang lebih mudah dan nyaman diterima siswa karena berkesan tidak menggurui, siswa pun dapat menangkap secara langsung pesan yang ia terima melalui proses pembacaan karya sastra. Dalam pembelajaran sastra terdapat proses mendidik secara tersirat, siswa dapat mencerna pengetahuan atau nilai yang terkandung dalam novel sesuai dengan perkembangan jiwanya. Hal yang terpenting dalam pembelajaran sastra adalah karya sastra harus mudah diterima oleh siswa dengan guru menyesuaikan karya sastra yang diberikan harus sesuai dengan usia siswa dan memilih tema yang sesuai dengan pendidikan dan kehidupan masa kini. Upaya penanaman nilai moral di sekolah melalui apresiasi karya sastra ataupun melalui pembinaan lainnya bertujuan supaya siswa melakukan sesuatu berdasarkan kesadaran pribadi dan hati nuraninya, jika siswa hanya melakukan apa yang dikehendaki atau yang hanya diperintahkan saja tanpa disertai kesadaran maka dapat dikatakan pendidikan moral belum berhasil. 87 Oleh karena itu, setelah pembelajaran dalam pembacaan novel ini dilakukan, diharapkan siswa mampu menerapkan nilai-nilai moral yang tersebut dalam kehidupan sehari-hari sehingga pada akhirnya turut berpengaruh terhadap kepribadian siswa tersebut. 87 Tonny D. Widiastono, Pendidikan Manusia Indonesia, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2004, h. 110.

Dokumen yang terkait

Nilai moral dalam novel orang miskin dilarang sekolah karya Wiwid Prasetyo dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah

4 58 147

Nilai moral dalam novel orang miskin dilarang sekolah karya Wiwid Prasetyo dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra indonesia di sekolah

2 51 147

NILAI MORAL DALAM NOVEL SANG PENCERAH KARYA AKMAL NASERY BASRAL DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

23 124 79

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL RUMAH TANPA JENDELA KARYA ASMA NADIA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel Rumah Tanpa Jendela Karya Asma Nadia: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA

2 15 12

PENDAHULUAN Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel Rumah Tanpa Jendela Karya Asma Nadia: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA.

1 12 4

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL RUMAH TANPA JENDELA KARYA ASMA NADIA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel Rumah Tanpa Jendela Karya Asma Nadia: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA

0 2 19

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL RUMAH TANPA JENDELA KARYA ASMA NADIA.

0 0 15

GAYA BAHASA DALAM NOVEL PESANTREN IMPIAN KARYA ASMA NADIA

1 7 19

NILAI RELIGI DALAM NOVEL ASSALAMULAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA

0 1 12

ANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL CATATAN HATI SEORANG ISTRI KARYA ASMA NADIA - UNWIDHA Repository

0 0 35