Sikap hormat Analisis Nilai Moral dalam novel Pesantren Impian karya Asma Nadia
sikap jujur tersebut terlihat ketika ia menyerahkan narkoba tersebut ke salah satu pengurus pesantren. Hal yang melatarbelakangi Sinta untuk bersikap jujur
adalah tekadnya untuk sembuh dari ketergantungan narkoba. Oleh karena itu, ia membutuhkan pertolongan para pengurus pesantren untuk mewujudkan
tekadnya. Selain itu terdapat kutipan lainnya sebagai berikut; “… Keberanian Rini menceritakan masalahnya, harus diacungkan
jempol. Apa lagi ketika akhirnya dia tak lagi menolak, dan dengan berani menanggung kehamilan yang sama sekali tidak dikehendaki.”
62
Kutipan di atas ini menggambarkan kejujuran pada tokoh Rini, awalnya Rini tidak ingin menceritakan musibah yang menimpa dirinya sehingga teman-
teman di pesantren ada yang beranggapan bahwa ia hamil karena akibat pergaulan yang salah bukan karena kasus pemerkosaan, namun setelah tinggal
bersama Rini memberanikan diri untuk menceritakan peristiwa yang sebenarnya. Kejujuran Rini dalam menceritakan permasalahannya membuat
teman-temannya semakin bersimpati dengannya. “Bang Umar. Ada hal penting.”
Kalimatnya canggung. Perlu waktu untuk membiasakan diri mengubah panggilan dari „Pak’ menjadi „Bang’.
“Apa?” suara lelaki itu sabar. Kejadian di Tiara Hotel mendadak terulang di depan mata.”
63
Kutipan terakhir dalam sikap kejujuran ini menunjuk pada tokoh Gadis, kutipan tersebut memperlihatkan usaha Gadis untuk bersikap jujur kepada
Umar tentang peristiwa yang mendorong ia untuk datang ke pesantren, yaitu peristiwa pembunuhan yang tidak sengaja ia lakukan di sebuah hotel dan
berbagai peristiwa anak-anak asuhnya hingga ia terlibat dalam pekerjaan yang memiliki banyak resiko tersebut. Jika melihat tiga kutipan tersebut sikap jujur
yang dilakukan tokoh adalah menjelaskan permasalahan yang mereka alami
62
Ibid, h. 81.
63
Ibid, h. 285-286.
dengan tujuan untuk menyelesaikan permasalahan mereka, karena pada dasarnya kejujuran mengantarkan kepada kebaikan.