keputusan yang mutlak dari Allah. Selain kutipan di atas, terdapat sikap hormat lainnya seperti pada kutipan berikut;
“Ia baru saja mandi dan memakai baju. Refleks, diraihnya sehelai kerudung putih dan mulai mematut diri di kaca. Setelah mengaitkan peniti
di jilbab, gadis itu menatap lagi bayangan di cermin. Tersenyum, mulai menyukai apa yang dilihatnya.”
56
Kutipan di atas menggambarkan sikap hormat dan menghargai diri sendiri dengan memperlakukan kehidupannya sebagai sesuatu yang memiliki nilai
yang baik. Kutipan tersebut menggambarkan sikap tokoh Gadis yang mulai menghormati dirinya sendiri dengan menggunakan pakaian yang lebih baik
dengan menutup batasan auratnya dibandingkan sebelum ia datang ke pesantren. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dikatakan terdapat kaitannya
antara keberadaan Gadis di pesantren dengan perilaku Gadis, yaitu memberikan pengaruh terhadap cara sikap dan perilaku tokoh menjadi lebih baik.
Jika melihat kutipan tersebut menunjukkan bahwa perubahan yang positif dapat terjadi pada siapa saja dan menyiratkan pesan moral, seperti setiap
perempuan sudah seharusnya menghormati dirinya sendiri dengan tidak melakukan hal yang dapat merendahkan dirinya sehingga perempuan
mendapatkan kehormatan pada dirinya.
2. Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan kemampuan untuk menanggung dan menekankan kewajiban-kewajiban yang bersifat positif, serta melaksanakan
kewajiban yang seharusnya dilakukan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, orang lain, dan lingkungan. Pada kutipan-kutipan di bawah ini merupakan tanggung
jawab yang dilakukan oleh tokoh cerita ketika berada di Pesantren Impian. “PI, begitu anak-anak menyebut pesantren mereka sekarang, memang
berbeda. Di sini selain belajar lebih dalam tentang Islam, belajar mengaji Qur’an dengan tajwid yang benar, para santri juga mendapatkan pelajaran
56
Ibid, h. 113.
memasak, keterampilan, bahasa Arab dan Inggris, bahkan kelas komputer.”
57
“Setiap hari Senin dan Kamis, semua dijadwalkan berpuasa sunah. Sholat lima waktu yang biasa sering diabaikan, di PI dilakukan dengan
tertib dan berjama’ah. Saat ada yang merasa malas, yang lain mengingatkan. Kalau masih malas juga, terutama sholat Subuh, entah siapa
yang memulai, si pemalas akan dihujani kitikan habis. Bayangkan, oleh
empat belas pasang tangan.”
58
Pada dua kutipan tersebut dapat dilihat secara jelas pengarang memberikan pesan moral agama dalam cerita, yaitu tanggung jawab dalam menjalankan
kewajiban sebagai umat yang beragama Islam kepada Tuhan dan menjalankan sunnah yang diajarkan dalam agamanya. Jika melihat kutipan tersebut,
menggambarkan kegiatan rutin para tokoh dalam menjalankan kewajiban mereka dalam menuntut ilmu di pesantren. Berbagai kegiatan yang
diselenggarakan di pesantren bertujuan untuk mengalihkan perhatian dan kebiasaan para remaja terhadap kebiasaan buruk, seperti rasa ingin
menggunakan narkoba. Selain itu, melalui kutipan tersebut terlihat adanya kesungguhan para
remaja dalam menjalani kegiatan yang diselenggarakan pesantren sebagai upaya mereka dalam memperbaiki sikap dan perilaku mereka.
“Sepasang mata lelaki muda itu meredup. “Begini saja, biar mereka yang memutuskan. Sementara kita
meningkatkan keamanan di pesantren. Tolong kumpulkan dua puluh relawan yang bertugas di luar. Secepatnya harus dilakukan tindakan untuk
mencegah hal- hal yang tidak diinginkan.”
59
Kutipan di atas menggambarkan sikap tanggung jawab terhadap keselamatan orang lain, dan menunjukkan sikap tanggung jawab pada tokoh
Umar sebagai pemilik pesantren dalam melindungi para penghuni pesantren.
57
Ibid, h. 37.
58
Ibid, h. 38.
59
Ibid, h. 172.