Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak
diceritakan, ia sangat menentukan perkembangan plot cerita secara keseluruhan, karena tokoh utama paling banyak diceritakan dan selalu
berhubungan dengan tokoh-tokoh lain, ia sangat menentukan perkembangan plot cerita secara keseluruhan. Tokoh utama dalam sebuah
novel mungkin saja lebih dari seorang walau kadar keutamaannya belum tentu sama. Keutamaan mereka ditentukan oleh dominasi, banyaknya
penceritaan dan pengaruhnya terhadap perkembangan plot secara keseluruhan. Tokoh utama senantiasa relevan dalam setiap peristiwa di
dalam suatu cerita.
12
Selain tokoh utama terdapat tokoh utama tambahan yang memiliki kadar keutamaan dibawah tokoh utama. Pada tokoh
tambahan terdapat pembedaan berdasarkan gradasi karena kadar keutamaannya, yaitu tokoh tambahan utama dan tokoh tambahan yang
memang tambahan. Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang
yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Penokohan dapat juga disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan menunjukan pada penempatan
tokoh-tokoh tertentu dengan watak tertentu dalam sebuah cerita. Dengan demikian, istilah penokohan lebih luas pengertiannya dibandingkan
tokoh karena ia sekaligus mengartikan masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan dan bagaimana penempatan dan pelukisan dalam
sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca.
3. Plot
Stanton mengemukakan plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab
12
Wijaya Heru Santosa dan Sri Wahyuningtyas, Pengantar Apresiasi Prosa, Surakarta: Yuma Pustaka, 2010, h. 7.
akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.
13
Pengarang menyusun cerita sehingga pembaca ingin selalu mengikuti apa yang terjadi setelah itu, ingin tahu mengapa hal itu terjadi.
Akibat plot itu bagi pembaca ada dua macam: akan terus mengikuti apa yang terjadi berikutnya atau tidak mau lagi mengikuti apa yang terjadi
selanjutnya.
14
Selain rincian mengenai pengertian plot sebagaimana yang telah dikemukakan, terdapat tahapan plot yang dikemukakan lebih rinci.
Rincian yang dimaksud oleh Tasrif dalam Nurgiyantoro adalah membedakan tahap plot menjadi lima bagian, yaitu;
15
a. Tahap situation: tahap penyituasian, tahap yang terutama berisi
pelukisan dan pengenalan situasi latar dan tokoh-tokoh cerita. Tahap ini merupakan tahap pembukaan cerita.
b. Tahap generating circumstances: tahap pemunculan konflik, Pada
tahap ini merupakan tahap awal munculnya konflik dan akan berkembang menjadi konflik-konflik pada tahap berikutnya.
c. Tahap rising action: tahap peningkatan konflik, konflik yang telah
dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang. Peristiwa- peristiwa dramatik yang menjadi inti semakin menegangkan. Konflik-
konflik yang terjadi internal dan eksternal, pertentangan, benturan- benturan antarkepentingan masalah dan tokoh yang mengarah ke
klimaks semakin tidak dapat dihindari. d.
Tahap climax: tahap klimaks, konflik yang terjadi, yang dilakukan dan atau ditimpakan kepada para tokoh cerita mencapai titik intesitas
puncak. Klimaks sebuah cerita akan dialami oleh tokoh-tokoh utama yang berperan sebagai pelaku dan penderita terjadi konflik utama.
Sebuah fiksi yang panjang mungkin saja memiliki lebih dari satu klimaks.
13
Burhan Nurgiyantoro, op. cit., h. 167.
14
Wijaya Heru Sentosa dan Sri Wahyuningtyas, Pengantar Apresiasi Prosa, Surakarta: Yuma Pustaka, 2010, h. 55-56.
15
Burhan Nurgiyantoro, op. cit., h. 209-210.