Unsur-unsur Novel Tema Hakikat Novel

akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. 13 Pengarang menyusun cerita sehingga pembaca ingin selalu mengikuti apa yang terjadi setelah itu, ingin tahu mengapa hal itu terjadi. Akibat plot itu bagi pembaca ada dua macam: akan terus mengikuti apa yang terjadi berikutnya atau tidak mau lagi mengikuti apa yang terjadi selanjutnya. 14 Selain rincian mengenai pengertian plot sebagaimana yang telah dikemukakan, terdapat tahapan plot yang dikemukakan lebih rinci. Rincian yang dimaksud oleh Tasrif dalam Nurgiyantoro adalah membedakan tahap plot menjadi lima bagian, yaitu; 15 a. Tahap situation: tahap penyituasian, tahap yang terutama berisi pelukisan dan pengenalan situasi latar dan tokoh-tokoh cerita. Tahap ini merupakan tahap pembukaan cerita. b. Tahap generating circumstances: tahap pemunculan konflik, Pada tahap ini merupakan tahap awal munculnya konflik dan akan berkembang menjadi konflik-konflik pada tahap berikutnya. c. Tahap rising action: tahap peningkatan konflik, konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang. Peristiwa- peristiwa dramatik yang menjadi inti semakin menegangkan. Konflik- konflik yang terjadi internal dan eksternal, pertentangan, benturan- benturan antarkepentingan masalah dan tokoh yang mengarah ke klimaks semakin tidak dapat dihindari. d. Tahap climax: tahap klimaks, konflik yang terjadi, yang dilakukan dan atau ditimpakan kepada para tokoh cerita mencapai titik intesitas puncak. Klimaks sebuah cerita akan dialami oleh tokoh-tokoh utama yang berperan sebagai pelaku dan penderita terjadi konflik utama. Sebuah fiksi yang panjang mungkin saja memiliki lebih dari satu klimaks. 13 Burhan Nurgiyantoro, op. cit., h. 167. 14 Wijaya Heru Sentosa dan Sri Wahyuningtyas, Pengantar Apresiasi Prosa, Surakarta: Yuma Pustaka, 2010, h. 55-56. 15 Burhan Nurgiyantoro, op. cit., h. 209-210. e. Tahap denouement: tahap penyelesaian, konflik yang telah mencapai klimaks diberi jalan keluar, cerita diakhiri. Tahap ini berkesesuaian dengan tahap akhir di atas. Plot dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan kriteria urutan waktu. Urutan waktu yang dimaksud adalah waktu terjadinya urutan penceritaan peristiwa-peristiwa yang ditampilkan, yang pertama disebut sebagai plot maju atau progresif, kedua plot sorot balik atau regresif flash-back, dan plot campuran. 16 Plot progresif bersifat kronologis, secara runtut cerita dimulai dari tahap awal penyituasian, pengenalan, pemunculan konflik, tengah konflik meningkat, klimaks, akhir penyelesaian. Plot progresif biasanya menunjukkan kesederhanaan cara penceritaan, tidak berbelit- belit, dan mudah diikuti. Plot flash-back, cerita tidak dimulai dari tahap awal melainkan mungkin dari tahap tengah atau bahkan tahap akhir baru kemudian tahap awal cerita dikisahkan. Teks yang berplot jenis ini, langsung menyuguhkan adegan-adegan konflik, bahkan konflik yang meruncing. Selanjutnya, plot campuran atau progresif regresfif, barangkali tidak ada novel yang secara mutlak berplot lurus-kronologis atau sebaliknya sorot balik. Secara garis besar plot sebuah novel mungkin progresif, tetapi di dalamnya betapapun kadar kejadiannya sering terdapat adegan-adegan sorot balik. Jadi, dapat dikatakan tidak mungkin ada sebuah cerita yang mutlak flash-back. Pengategorian plot sebuah novel ke dalam progresif atau flash-back, sebenarnya lebih didasarkan pada mana yang lebih dominan. Hal tersebut disebabkan pada kenyataannya sebuah novel pada umumnya akan mengandung keduanya atau berplot campuran untuk mendukung tema dan penokohan dalam novel.

4. Latar Setting

Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat dan hubungan waktu terjadinya peristiwa- 16 Burhan Nurgiyantoro, op. cit., h. 213-216.

Dokumen yang terkait

Nilai moral dalam novel orang miskin dilarang sekolah karya Wiwid Prasetyo dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah

4 58 147

Nilai moral dalam novel orang miskin dilarang sekolah karya Wiwid Prasetyo dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra indonesia di sekolah

2 51 147

NILAI MORAL DALAM NOVEL SANG PENCERAH KARYA AKMAL NASERY BASRAL DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

23 124 79

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL RUMAH TANPA JENDELA KARYA ASMA NADIA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel Rumah Tanpa Jendela Karya Asma Nadia: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA

2 15 12

PENDAHULUAN Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel Rumah Tanpa Jendela Karya Asma Nadia: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA.

1 12 4

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL RUMAH TANPA JENDELA KARYA ASMA NADIA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel Rumah Tanpa Jendela Karya Asma Nadia: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA

0 2 19

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL RUMAH TANPA JENDELA KARYA ASMA NADIA.

0 0 15

GAYA BAHASA DALAM NOVEL PESANTREN IMPIAN KARYA ASMA NADIA

1 7 19

NILAI RELIGI DALAM NOVEL ASSALAMULAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA

0 1 12

ANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL CATATAN HATI SEORANG ISTRI KARYA ASMA NADIA - UNWIDHA Repository

0 0 35