akan memiliki dan dapat mempelajari representasi visual sebagai referensi dalam awal pembelajaran. Tugas lain guru dalam tahap ini adalah menguji apakah siswa
telah memahami informasi baru sebelum mereka mengaplikasikannya dalam tahap praktek. Menguji yang dimaksudkan adalah siswa diharuskan mengingat
dan memperhitungkan informasi yang baru saja mereka pelajari.
c. Praktek Terstruktur
Guru menuntun siswa melalui contoh-contoh praktek dan langkah-langkah di dalamnya. Peran guru dalam tahap ini adalah memberi respons balik terhadap
respons siswa, baik untuk menguatkan respons yang sudah tepat maupun untuk memperbaiki kesalahan dan mengarahkan siswa pada performa praktek yang
tepat. Jika guru telah mampu menjalankan fungsi tersebut dengan baik dan bisa memberikan contoh praktek yang benar, bisa dipastikan bahwa siswa akan
mampu memahami segala langkah dalam praktek sehingga mereka bisa mengandalkan pengetahuan tersebut sebagai referensi utama sebelum menjalani
tahap praktek semi-independen.
d. Praktek Dibawah Bimbingan
Pada tahap ini guru memberikan siswa kesempatan untuk melakukan praktek dengan kemauan mereka sendiri. Praktek dibawah bimbingan
memudahkan guru mempersiapkan bantuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menampilkan tugas pembelajaran. Hal ini biasanya dilakukan dengan
cara membantu meminimalisir jumlah dan ragam kesalahan yang dilakukan siswa. Peran guru dalam tahap ini adalah mengontrol kerja siswa, dan jika dibutuhkan,
memberikan respons yang korektif ketika dibutuhkan.
e. Praktek Mandiri
Praktek ini dimulai saat siswa telah mencapai level akurasi 85 hingga 90 persen dalam praktek dibawah bimbigan. Tujuan dari praktek mandiri adalah
memberikan materi baru untuk memastikan dan menguji pemahaman siswa terhadap praktek-praktek sebelumnya. Dalam praktek mandiri, siswa melakukan
praktek dengan caranya sendiri tanpa batuan dan respons balik dari guru. Praktek mandiri ini harus ditinjau sesegera mungkin setelah siswa menyelesaikan seluruh
proses. Hal ini dilakukan untuk memperkirakan dan mengetahui apakah level akurasi siswa telah stabil atau tidak, serta untuk memberikan respons balik yang
sifatnya korektif diakhir praktek terhadap mereka yang membutuhkannya. Secara ringkas, sintaks model pembelajaran direct instruction disajikan
dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 2. 5 Sintaks Model Pembelajaran Direct Instruction
Fase Peran Guru
Fase 1 Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa Orientasi
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran,
pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar.
Fase 2 Mendemonstrasikan
pengetahuan dan keterampilan Demonstrasi
Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi
tahap demi tahap.
Fase 3 Membimbing pelatihan
Praktek Terstruktur Guru merencanakan dan member bimbingan
pelatihan awal.
Fase 4 Mencek pemahaman dan
memberikan umpan balik Praktek di bawah Bimbingan
Mencek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi
umpan balik.
Fase 5 Memberikan kesempatan untuk
pelatihan lanjutan dan penerapan
Praktek Mandiri Guru mempersiapkan kesempatan melakukan
pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih
kompleks dan kehidupan sehari-hari.
6. Konsep Getaran dan Gelombang
a. Getaran
1. Pengertian Getaran
Getaran merupakan gerak bolak-balik secara teratur periodik di sekitar titik kesetimbangan.
Amplitudo adalah simpangan terbesar suatu getaran, sedangkan frekuensi adalah banyaknya getaran yang terjadi tiap satuan waktu.
Dalam Satuan Internasional SI, frekuensi dinyatakan dalam satuan hertz Hz, dengan ketententuan 1 Hz = 1 getaransekon. Periode adalah waktu yang
diperlukan suatu benda untuk satu kali getaran. Dalam SI, periode dinyatakan dalam sekon s. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
Keterangan: f = frekuensi Hz n = banyaknya getaran
T = Periode s t = waktu yang diperlukan s
Gambar 2. 1 Getaran pada ayunan sederhana
Keterangan: Gerakan dari C
– A – B – A – C merupakan suatu getaran. Jarak A
– C dan A – B merupakan amplitudo.
b. Gelombang
Gelombang merupakan getaran yang merambat. Syarat perlu agar suatu gelombang terjadi adalah adanya medium dan energi. Sedangkan, gelombang
yang tidak memerlukan medium dalam perambatannya adalah gelombang elektromagnetik.