2. Teori Belajar Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan teori belajar yang berhubungan dengan cara seseorang memperoleh pengetahuan, yang menekankan pada penemuan
makna meaningfulness. Perolehan pengetahuan tersebut melalui informasi dalam struktur kognitif yang telah ada hasil sebelumya dan siap dikonstruk
untuk mendapatkan pengetahuan baru.
7
Konstruktivisme merupakan salah satu pendekatan belajar yang menyatakan bahwa siswa akan belajar dengan lebih baik jika siswa secara
aktif membangun construct sendiri pengetahuan dan pemahamannya.
8
Dalam hal ini, siswa belajar dengan mengembangkan pengetahuan awal yang sudah terlebih dahulu dimilikinya. Dengan bermodalkan pengetahuan awal
ini, siswa mencoba membangun sendiri pengetahuan dan pemahamannya didasarkan pada informasi-informasi baru yang diterimanya baik dari
lingkungan maupun dari orang-orang yang berada di sekitarnya. Oleh karena itu, para pakar konstruktivisme constructivist yakin
bahwa pengetahuan itu tidak mutlak, melainkan dibangun oleh pembelajar berdasarkan pengetahuan awal yang telah dimilikinya dan pandangannya
terhadap dunia
di sekitarnya.
Para pakar
konstruktivisme juga
mengemukakan bagaimana pengetahuan dapat disusun sehingga dapat dipelajari, yaitu dengan cara para pembelajar sendiri yang harus aktif
sehingga pembelajar dapat memilih dan menginterpretasikan informasi yang diperolehnya dari lingkungan di sekitar dirinya.
Konstruktivisme menjelaskan bahwa pemahaman bisa didapat dari interaksi seseorang dengan lingkungannya, konflik kognitif dapat mendorong
seseorang untuk belajar, dan pengetahuan dapat terbentuk ketika siswa menegosiasikan situasi sosial dan mengevaluasi pemahaman individualnya.
Terdapat banyak teori yang menjelaskan konstruktivisme. Teori-teori tersebut
7
Ahmad Sofyan, Konstruktivisme Dalam Pembelajaran IPASains, Seminar Internasional Pendidikan IPA Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 31 Mei 2007 , h. 8
8
John W Santrock, Educational Psychology, 2
nd
Edition, New York: McGraw Hill Companies Inc., 2004, h. 314.
menjelaskan bagaimana sebuah pengetahuan dan pemahaman terbentuk pada diri seseorang.
3. Model Pembelajaran Berpikir Induktif
Pendekatan induktif pada awalnya dikemukakan oleh filosof Inggris, Prancis Bacon 1561 yang menghendaki agar penarikan kesimpulan
didasarkan atas fakta-fakta yang kongkret sebanyak mungkin.
9
Adapun yang dimaksud dengan berpikir induktif adalah “suatu proses dalam berpikir yang
berlangsung dari hal yang bersifat khusus menuju hal yang lebih umum”.
10
Kemudian pada tahun 1966 Hilda Taba memperkenalkan suatu model pembelajaran yang didasarkan atas cara berpikir induktif yaitu model
pembelajaran induktif. Model pembelajaran berpikir induktif menurut Hilda Taba juga dikembangkan atas dasar “konsep proses mental siswa dengan
memperhatikan proses berpikir siswa untuk menangani informasi dan menyelesaikannya”.
11
Model pembelajaran berpikir induktif memiliki karakteristik sebagai berikut:
12
1. Digunakan untuk mengajarkan konsep dengan menggeneralisasi. 2. Efektif untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran.
3. Menumbuhkan minat siswa karena partisipasi siswa dalam melakukan observasi sangat mendapat penekanan dan siswa secara maksimal diberi
kesempatan untuk aktif proses utama dalam model pembelajaran induktif adalah aktivitas siswa.
4. Mengembangkan keterampilan proses siswa dalam belajar. 5. Mengembangkan sikap positif terhadap objek.
9
Syaiful Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta, 2005, hal 76.
10
Ibid., h. 77.
11
Joyce, B. dan M. Weil. Model of Theaching. Englewood Clits.new Jersey: Prentice-Hall. Inc, 1972, h. 123.
12
Eko S Warimun. Efektivitas Model Pembelajaran Induktif dalam Meningkatkan Prestasi Belajar, Motivasi Berprestasi dan Sikap Siswa Terhadap Pelajaran Fisika. Tesis pada SPS UPI
Bandung: Tidak diterbitkan, 1997, h. 20.