antara  siswa  dengan  lingkungan  belajar  dan  terukur  dari  hasil  belajar  yang diperoleh  siswa.  Dalam  model  pembelajaran  berpikir  induktif  kemampuan
siswa  untuk  menangani  informasi  dan  menyelesaikan  masalah  bermula  dari upaya  induksi  sebagai  landasan  utama  untuk  mengembangkan  kemampuan
berpikir induktif ini. Menempatkan guru sebagai pemonitor dan fasilitator bagi siswa  dalam  memproses  informasi  yang  diterimanya.  Dengan  menerapkan
model  pembelajaran  berpikir  induktif  pada  pembelajaran  fisika,  diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan  judul
“Pengaruh  Model  Pembelajaran  Berpikir  Induktif  terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMP p
ada Konsep Getaran dan Gelombang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1.  Hasil  belajar  fisika  siswa  pada  konsep  getaran  dan  gelombang  masih rendah.
2.  Proses  pembelajaran  bersifat  teacher-center  atau  berpusat  pada  guru. Keadaan  pembelajaran  seperti  ini  kurang  melatih  potensi  siswa  sehingga
berpengaruh pada rendahnya hasil belajar siswa.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah pada skripsi ini adalah sebagai berikut: 1.  Hasil  belajar  yang  dimaksud  dilihat  dari  aspek  kognitif    mengingat
sampai  menganalisis berdasarkan  taksonomi  tujuan  instruksional
menurut B.S Bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl. 2.  Hasil  belajar  yang  diukur  adalah  hasil  belajar  pada  konsep  getaran  dan
gelombang, meliputi dua sub konsep yaitu getaran dan gelombang.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan  latar  belakang  masalah  yang  telah  dikemukakan sebelumnya,  maka  secara  umum  rumusan  masalah  yang  akan  diteliti  adalah
“Bagaimana  pengaruh  penggunaan  model  pembelajaran  berpikir  induktif terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep getaran dan gelombang
?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah  yang telah dirumuskan di atas, tujuan penelitian ini  adalah  mengetahui  pengaruh  penggunaan  model  pembelajaran  berpikir
induktif  terhadap  hasil  belajar  fisika  siswa  pada  konsep  getaran  dan gelombang.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan  manfaat  baik  bagi  siswa, guru, sekolah maupun institusi pendidikan lainnya.
1.  Bagi  siswa,  melalui  penelitian  ini  diharapkan  dapat  meningkatkan  hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika.
2.  Bagi  guru,  melalui  penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan  masukan mengenai  model  pembelajaran  dalam  upaya  memperbaiki  proses
pembelajaran. 3.  Bagi  sekolah  dan  institusi  pendidikan  lainnya,  diharapkan  penelitian  ini
dapat  dijadikan  informasi  dan  kajian  dalam  pengembangan  pembelajaran IPA khususnya fisika, dan sebagai bahan masukan bagi peneliti lainnya.
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Teoritis
1. Makna Belajar dan Hasil Belajar
Belajar  dapat  didefinisikan  sebagai  suatu  proses  di  mana  suatu organisme  berubah  perilakunya  sebagai  akibat  pengalaman.
4
Belajar merupakan  suatu  proses  usaha  yang  dilakukan  individu  untuk  memperoleh
suatu  perubahan  tingkah  laku  yang  baru  secara  keseluruhan,  sebagai  hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
5
Dengan  demikian  belajar  merupakan  proses  menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimiliki
seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan. Benyamin  Bloom,  mengklasifikasikan  kemampuan  hasil  belajar  ke
dalam tiga ranah,  yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ketiga  tingkatan  itu  dikenal  dengan  istilah
Bloom’s  Taxonomy    Taksonomi Bloom.  Taksonomi  Bloom  yang  digunakan  merupakan  taksonomi  Bloom
yang telah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl. Pada penelitian ini, penulis hanya  akan  mengungkapkan  hasil  belajar  pada  ranah  kognitif  saja.  Ranah
kognitif  meliputi  kemampuan  pengembangan  keterampilan  intelektual knowledge dengan tingkatan-tingkatan sebagai berikut:
6
a. Mengingat Remember
Mengingat  merupakan  usaha  mendapatkan  kembali  pengetahuan dari  memori  atau  ingatan  yang  telah  lampau,  baik  yang  baru  saja
didapatkan  maupun  yang  sudah  lama  didapatkan.  Mengingat  merupakan dimensi yang berperan penting dalam proses pembelajaran yang bermakna
meaningful  learning  dan  pemecahan  masalah  problem  solving.
4
Ratna Wilis. D, Teori-Teori Belajar, Jakarta: Erlangga, 1996,  h. 11.
5
Syaiful Bahri Djamarah,  Psikologi Belajar,  Jakarta: Rineka Cipta, 2008,  h. 13.
6
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran,  Jakarta: Grasindo, 1996,  h. 245-247.
6
Kemampuan ini
dimanfaatkan untuk
menyelesaikan berbagai
permasalahan  yang  jauh  lebih  kompleks.  Mengingat  meliputi  mengenali recognition  dan  memanggil  kembali  recalling.  Mengenali  berkaitan
dengan mengetahui pengetahuan masa lampau yang berkaitan dengan hal- hal  yang  konkret,  misalnya  tanggal  lahir,  alamat  rumah,  dan  usia,
sedangkan  memanggil  kembali  recalling  adalah  proses  kognitif  yang membutuhkan pengetahuan masa lampau secara cepat dan tepat.
b. Memahami Understand
Memahami  berkaitan  dengan  membangun  sebuah  pengertian  dari berbagai  sumber  seperti  pesan,  bacaan  dan  komunikasi.  Memahami
berkaitan  dengan  aktivitas  mengklasifikasikan  classification  dan membandingkan  comparing.  Mengklasifikasikan  akan  muncul  ketika
seorang siswa berusaha  mengenali pengetahuan  yang merupakan  anggota dari kategori pengetahuan tertentu. Mengklasifikasikan berawal dari suatu
contoh  atau  informasi  yang  spesifik  kemudian  ditemukan  konsep  dan prinsip  umumnya.  Membandingkan  merujuk  pada  identifikasi  persamaan
dan perbedaan dari dua atau lebih obyek, kejadian, ide, permasalahan, atau situasi.  Membandingkan  berkaitan  dengan  proses  kognitif  menemukan
satu persatu ciri-ciri dari obyek yang diperbandingkan.
c. Menerapkan Apply
Menerapkan  menunjuk  pada  proses  kognitif  memanfaatkan  atau mempergunakan  suatu  prosedur  untuk  melaksanakan  percobaan  atau
menyelesaikan  permasalahan.  Menerapkan  berkaitan  dengan  dimensi pengetahuan  prosedural  procedural  knowledge.  Menerapkan  meliputi
kegiatan  menjalankan  prosedur  executing  dan  mengimplementasikan implementing.
Menjalankan  prosedur  merupakan  proses  kognitif  siswa  dalam menyelesaikan masalah dan melaksanakan percobaan dimana siswa sudah
mengetahui  informasi  tersebut  dan  mampu  menetapkan  dengan  pasti prosedur  apa  saja  yang  harus  dilakukan.  Jika  siswa  tidak  mengetahui
prosedur  yang  harus  dilaksanakan  dalam  menyelesaikan  permasalahan