Tiga macam tingkatan penghargaan yang diberikan. Ketiganya didasarkan pada rata-rata skor tim, sebagai
berikut
58
: Kriteria
Penghargaan 15
TIM BAIK 16
TIM SANGAT BAIK 17
TIM SUPER
3. Perbedaan Pembelajaran
Kooperatif dan
Pembelajaran Konvensional
Tabel 1.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif Dengan Kelompok Belajar Konvensional
No. Kelompok Belajar Kooperatif
Kelompok Belajar Konvesional 1.
Adanya saling
ketergantungan positif, saling membantu, dan saling
memberi motivasi sehingga ada interaksi promotif.
Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau
menggantungkan diri pada kelompok.
2.
Adanya akuntabilitas
individual yang mengukur penguasaan materi
pelajaran tiap anggota kelompok, dan kelompok diberi umpan balik
tentang hasil
belajar para
anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan
bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan.
Akuntabilitas individual
sering mengabaikan
sehingga tugas-tugas
sering diborong oleh salah seorang anggota kelompok sedangkan anggota
kelompok lainnya
hanya “mendompleng”
keberhasilan “pemborong”
3.
Kelompok belajar heterogen, baik Kelompok belajar biasanya homogen.
58
Robert E.Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, Bandung: Nusa Media, 2010 h.160
dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik, dan sebagainya
sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan
siapa yang memberikan bantuan.
4. Pimpinan kelompok dipilih secara
demokratis atau
bergilir untuk
memberikan pengalaman memimpin bagi para anggota kelompok.
Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan
untuk memilih pemimpinnya dengan cara masing-masing.
5. Keterampilan sosial yang diperlukan
dalam kerja gotong royong seperti kepemimpinan,
kemampuan berkomunikasi, mempercayai orang
lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan
Keterampilan sosial sering tidak secara langsung diajarkan.
6. Pada saat belajar kooperatif sedang
berlangsung guru terus melakukan pemantauan melalui observasi dan
melakukan intervensi jika terjadi masalah dalam kerja sama antar
anggota kelompok. Pemantauan melalui observasi dan
intervensi sering tidak dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang
berlangsung.
7. Guru memperhatikan secara proses
kelompok yang
terjadi dala
kelompok-kelompok belajar. Guru
sering tidak
memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam
kelompok-kelompok belajar.
8. Penekanan
tidak hanya
pada penyelesaian
tugas tetapi
juga hubungan interpersonal hubungan
antar pribadi
yang saling
menghargai Penekanan
sering hanya
pada penyelesaian tugas.
59
59
Trianto, Model-Model
Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstruktivitas, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007 Cet.I h.42
Killen, 1996
4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
a. Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan diri pada guru, akan tetapi dapat menambah
kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa lain.
2. Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan.
3. Pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya
serta menerima segala perbedaan. 4. Dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih
bertanggung jawab dalam belajar. 5. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang
cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa
harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan orang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan
sikap positif terhadap sekolah. 6. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan
motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.
b. Kelemahan pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut : 1. Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah siswa saling
membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pembelajaran
langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian
apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah tercapai oleh siswa.
2. Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namaun demikian,
guru perlu menyadari bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu.
3. Keberhasilan pembelajaran
kooperatif dalam
upaya mengembangkan
kesadaran berkelompok
memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dan hal ini tidak tidak
mungkin dapat tercapai hanya dengan satu klai atu sekali-kali penerapan strategi ini.
60
B. Belajar
1. Definisi Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap
jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada
proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
61
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara umum, belajar dapat dimaknai dengan suatu proses bagi seseorang untuk memperoleh kecakapan, keterampilan, dan
sikap. Dalam
perspektif psikologi
pendidikan, belajar
didefinisikan sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari sebuah
pengalaman.
62
60
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2009 h.247-249
61
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010 Cet. XV,h. 87
62
Zurinal, Ilmu Pendidikan, Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006 Cet. I, h. 117
Learning is shown by a change in behavior as a result of experience Cronbach, 1954: 47.
Jadi menurut Cronbach belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dengan mengalami itu si pelajar
mempergunakan pancainderanya. Sesuai dengan pendapat ini adalah pendapatnya Harold Spears. Spears 1955: 94
mengatakan, bahwa: Laerning is to be observe, to read, to imitate, to try
something themselves, to listen, to follow direction. Jika kita simpulkan definisi tersebut maka dapat kita
dapatkan hal-hal pokok sebagai berikut: a Bahwa belajar itu membawa perubahan dalam arti
behavioral changes, aktual mapun potensi. b Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya
kecakapan baru. c Bahwa perubahan itu terjadi karena dengan usaha dengan
sengaja.
63
Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang
tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sangat sulit. Dalam hal semangatnya
tinggi, tetapi terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi. Demikian antara kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap
anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktivitas belajar.
64
Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah yang secara garis besarnya dapat
dibagi dalam dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal siswa.
63
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2005 h.231-232
64
Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991 h.74