Deskripsi Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

eksperimen yaitu sebanyak 26.7 . Dengan nilai rata-rata sebesar 80.06, dan standar deviasi sebesar 7.474, serta varian sebesar 57.8 b. Data Kelompok Kelas Kontrol Pada kelompok kontrol dari data Pretest diperoleh nilai terendah adalah 25 dan nilai tertinggi 75 dengan jumlah siswa 30 orang. Dari data tersebut diperoleh rata-rata 64.6 dan standar deviasi 10.1 serta besarnya varian 103.02 Tabel 3.5 Ditribusi Frekuensi Relative Pretest Kelompok Kontrol No. Interval F absolute F relative 1. 25 – 29 1 3.33 2. 30 – 34 3. 35 – 39 4. 40 – 44 5. 45 – 49 1 3.33 6. 50 – 54 7. 55 – 59 2 6.66 8. 60 – 64 4 13.33 9. 65 – 69 11 36.66 10. 70 – 74 4 13.44 11. 75 – 79 7 23.33 Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada kelompok kontrol yaitu 64,6. Berdasarkan pada tabel di atas terlihat bahwa siswa yang mendapat skor di atas rata-rata adalah sebanyak 73.3 yaitu siswa pada interval nomor 9, 10, dan 11. Siswa yang mendapat skor dibawah rata-rata sebanyak 26.7 , yaitu pada kelas interval nomor 1, 5, 7, dan 8. Grafik 3.6 Distribusi Frekuensi Relative Pretest Kelas kontrol Berdasarkan grafik batang di atas, terlihat bahwa pada interval 65 – 69 merupakan skor paling banyak diperoleh siswa kelompok kontrol, yaitu sebanyak 36,66 . Tabel 3.7 Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol No. Interval F Absolute F Relative 1. 60 – 64 4 13,3 2. 65 – 69 4 13,3 3. 70 – 74 7 23,3 4. 75 – 79 8 26,8 5. 80 – 84 7 23,3 Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada kelas kontrol yaitu 73.2 Berdasarkan tabel 4.1 di atas terlihat siswa yang mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 86.7 , yaitu siswa pada kelas interval nomor 2, 3, 4, dan 5. Siswa yang mendapat skor dibawah rata-rata sebanyak 13.3 , yaitu pada kelas interval nomor 1. Grafik 3.8 Distribusi Frekuensi Relative Pretest Kelas kontrol 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75 - 79 skor Berdasarkan grafik 3.8 terlihat bahwa skor pada interval 75 – 79 merupakan skor yang paling banyak diperoleh siswa kelompok kontrol, yaitu sebanyak 26.8 . 3. Data kualitatif a. Observasi aktivitas siswa Observasi dilakukan untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar selama pembelajaran berlangsung. Data tersebut diperoleh untuk menunjang informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Pengamatan ini dilakukan oleh peneliti yang secara langsung mengamati aktivitas para siswa di kelas eksperimen. Selama penelitian berlangsung, para peserta didik sangat antusias terhadap materi atau bahan ajar dan aktif ikut serta dalam kegiatan pembelajaran. Para siswa merasa sangat nyaman dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif Cooperative Learning, hal ini terlihat pada saat mereka tidak segan atau malu pada saat mereka mengemukakan pendapat serta memberikan penyempurnaan pendapat, hal ini sangat membuat suasana belajar tidak satu arah tetapi berbagai arah, antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa. Dalam lampiran. 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75 - 79 80 - 84 Skor b. Angket Mengenai Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Hasil rekapitulasi berdasarkan jawaban siswa, kemudian disajikan dalam bentuk diagram batang persentase, yang menunjukan bahwa sekitar 76.7 siswa mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif Cooperative Learning. Hasil persentase dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini adalah respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif: Grafik 3.9 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Kooperatif Adapun penjelasan dari grafik tersebut adalah sebagai berikut: 1 :Sekitar 70 siswa merespon bahwa pembelajaran kooperatif lebih memudahkan dalam memahami pelajaran. 2 :Sekitar 93.3 siswa merespon bahwa mereka merasa senang mengerjakan tugas secara berkelompok. 3 :Sekitar 50 siswa merespon bahwa dengan pembelajaran kooperatif membuat mereka tertarik dan bertanggunng jawab. 4 :Sekitar 93.9 siswa merespon bahwa belajar Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan pembelajaraan kooperatif tidak membosankan dan variatif. 5 :Sekitar 76.7 siswa merespon bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar PAI. - 20 40 60 80 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Respon sisw a 6 :Sekitar 56.7 siswa merespon bahwa pembelajaran kooperatif membuat mereka lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar KBM. 7 :Sekitar 60 siswa merespon bahwa suasana belajar yang diciptakan oleh guru membuat siswa tertarik dan merasa tertantang. 8 :Sekitar 66.7 siswa merespon bahwa ilustrasi, contoh-contoh, dan penjelasan guru sangat relevan sesuai dan mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari. 9 :Sekitar 66,6 siswa merespon bahwa pembelajaran kooperatif tidak menggangu konsentrasi belajar siswa. 10 :Sekitar 80 siswa merespon bahwa pembelajaran kooperatif sangat membantu bersosialisasi dengan siswa lain. c. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen Parameter Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Pretest Posttest Pretest Posttest Jumlah siswa 30 30 30 30 Rata-rata 64.66 73.16 61.83 80.06 Standar deviasi 10.15 6.491 7.581 7.474 Skor maksimal 75 83 80 93 Skor minimal 25 60 45 70

B. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas Uji normanlias ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah Uji Liliefors. Kriteria uji normalitas adalah H o diterima jika L hitung ≤ L tabel dan jika L hitung ≥ L tabel maka H o ditolak. Dengan diterimanya H o berarti data berasal dari populasi berdistribusi normal, sedangkan jika H o ditolak berarti data penelitian berasal dari populasi berdistribusi tidak normal. Berdasarkan perhitungan uji normalitas dari data kelompok kontrol diperoleh L o = 0.15, dan L t = 0.16 dengan taraf signifikan 0.05 dan n=30. Karena L o ≤ L t maka H o diterima, berarti data berasal dari populasi berdistribusi normal. Perhitungan normalitas dapat dilihat pada lampiran. Sedangkan untuk kelas eksperimen diperoleh L o = 0.07 dan L t = 0.16, Karena L o ≤ L t maka H o diterima, berarti data berasal dari populasi berdistribusi normal. Perhitungan normalitas dapat dilihat pada lampiran. Untuk lebih jelas, hasil uji normalitas kelompok kontrol dan eksperimen disajikan pada tabel dibawah ini: Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Α Kelas Jumlah L Hitung L o L Tabel L t Kesimpulan 0.05 Kontrol 30 0.15 0.16 H o diterimaberdistribusi normal Eksperimen 30 0.11 0.16 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Uji Fisher. Kriteria uji homogenitas adalah H o ditolak jika F Hitung ≥ F Tabel dan jika F Hitung ≤ F Tabel maka H o diterima. Dengan diterimanya H o berarti sampel kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah homogen. Uji kesamaan kedua varian sampel atau kelompok perlakuan dilakukan dengan menggunakan Uji Fisher pada taraf signifikan 0.05 Dari hasil perhitungan diperoleh F Hitung 1.79 dan F Tabel 1.84, karena F Hitung ≤ F Tabel maka H o diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok atau kelas tersebut bersifat homogen. Secara jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.3 Hasil Pengujian Homogenitas Pretes dengan Uji Fisher Α Kelas Jumlah F Hitung F Tabel Kesimpulan 0.05 Eksperimen 30 1.79 1.84 Homogen Kontrol 30 Dari hasil perhitungan diperoleh F Hitung 1.32 dan F Tabel 1.84, karena F Hitung ≤ F Tabel maka H o diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok atau kelas tersebut bersifat homogen. Secara jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.4 Hasil Pengujian Homogenitas Posttest dengan Uji Fisher Α Kelas Jumlah F Hitung F Tabel Kesimpulan 0.05 Eksperimen 30 1.32 1.84 Homogen Kontrol 30

C. Pengujian Hipotetis dan Pembahasan

1. Analisis data kuantitatif Setelah dilakukan uji persyaratan analisis data berupa uji normalitas dan homogenitas, diperoleh kesimpulan bahwa kedua kelompok tersebut berdistribusi normal dan homogen. Sehingga pengujian dapat diteruskan pada analisis data selanjutnya yaitu uji “t” untuk mengetahui sejauh mana perbedaan hasil belajar siswa. Kriteria pengujian hipotetis sebagai berikut : H diterima, jika t hitung ฀ t Tabel H ditolak, jika t hitung ฀ t Tabel Dari hasil perhitungan didapat nilai t hitung sebesar -1.12 untuk nilai pretes dan t hitung sebesar 3.81 untuk nilai Posttest. Sedangkan nilai t tabel pada taraf signifikan 0.05 dan dk = n1+n2-2, maka dk = 58 diperoleh nilai t tabel 2.00. seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.5 Uji Hipotesis Skor Pretest dan Posttest Nilai Dk t hitung t tabel Kesimpulan Pretes 58 -1.12 2.00 H diterima Posttest 58 3.81 2.00 H ditolak Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa pada hasil perhitungan data pretes tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen karena t hitung ฀ t Tabel -1.12 ฀ 2.00 sehingga H diterima, namun setelah diberikan perlakuan kepada kelas eksperimen terlihat perbedaan hasil belajar yang sangat signifikan, dan didapat nilai t hitung ฀ t tabel 3.81 ฀ 2.00 sehingga H ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Pembahasan Berdasarkan analisis data yang diperoleh dapat diketahui bahwa terdapat perubahan hasil belajar siswa antara Pretes dan Posttest baik pada kelas kontrol maupun eksperimen. Pada tabel 4.2 diketahui bahwa bahwa rata-rata nilai kemampuan awal siswa yang diperoleh dari hasil Pretest untuk kelas kontrol dan eksperimen

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik stad dan teknik jigsaw: kuasi eksperimen di SMP attaqwa 06 Bekasi

0 4 76

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Pengaruh Teknik Gnt Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Smp Kelas Vii Pada Konsep Organisasi Kehidupan

1 21 280

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA KONSEP IKATAN KIMIA (Kuasi Eksperimen di SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan)

0 13 259

Pengaruh penerapan model cooperative learning tipe stad terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid (quasi eksperimen di MAN 2 Kota Bogor)

4 38 126

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DAN METODE KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DAN METODE KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI

0 0 11

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI RANGKA MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Rangka Manusia dengan Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD (Student Teams Achievement Divis

0 0 16

PTK Perbandingan Antara Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD BAB 1 PENDAHULUAN - PTK Perbandingan Antara Penerapan Model Pembelajaran

0 0 4