Pengujian Persyaratan Analisis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
“t” untuk mengetahui sejauh mana perbedaan hasil belajar siswa. Kriteria pengujian hipotetis sebagai berikut :
H diterima, jika t
hitung
t
Tabel
H ditolak, jika t
hitung
t
Tabel
Dari hasil perhitungan didapat nilai t
hitung
sebesar -1.12 untuk nilai pretes dan t
hitung
sebesar 3.81 untuk nilai Posttest. Sedangkan nilai t
tabel
pada taraf signifikan 0.05 dan dk = n1+n2-2, maka dk = 58 diperoleh
nilai t
tabel
2.00. seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.5 Uji Hipotesis Skor Pretest dan Posttest
Nilai Dk
t
hitung
t
tabel
Kesimpulan Pretes
58 -1.12
2.00 H
diterima Posttest
58 3.81
2.00 H
ditolak Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa pada hasil
perhitungan data pretes tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen karena t
hitung
t
Tabel
-1.12
2.00 sehingga H diterima, namun setelah diberikan perlakuan
kepada kelas eksperimen terlihat perbedaan hasil belajar yang sangat signifikan, dan didapat nilai t
hitung
t
tabel
3.81 2.00 sehingga H
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Pembahasan Berdasarkan analisis data yang diperoleh dapat diketahui
bahwa terdapat perubahan hasil belajar siswa antara Pretes dan Posttest baik pada kelas kontrol maupun eksperimen. Pada tabel 4.2
diketahui bahwa bahwa rata-rata nilai kemampuan awal siswa yang diperoleh dari hasil Pretest untuk kelas kontrol dan eksperimen
relatif sama, populasi berdistribusi normal, dan homogen. Demikian juga hasil pengujian perbedaan dua rata-rata dengan nilai Pretest
kelas kontrol dan eksperimen yang menunjukkan tidak adanya perbedaan. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut yaitu
kelas kontrol dan eksperimen memiliki kemampuan yang relatif sama karena kelas tersebut tidak dikelompokkan secara khusus.
Dari hasil data diperoleh temuan yaitu bahwa diperoleh rata- rata Posttest nilai kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
dengan pembelajaran konvensional yaitu 73.16 untuk rata-rata kelas kontrol dan 80.06 untuk rata-rata kelas eksperimen.
Selanjutnya diperoleh t
hitung
sebesar 3.81 pada taraf kepercayaan 95 α =0.05 atau 5 dan derajat kebebasan 58
sehingga diperoleh nilai t
tabel
sebesar 2.00. hal ini berarti t
hitung
t
tabel
sehingga H ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar siswa mengalami peningkatan melalui pembelajaran kooperatif Cooperative Learning.
Dan berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis bahwa sekitar 76.7 siswa merespon bahwa pembelajaran
kooperatif Cooperative Learning dapat meningkatkan hasil belajar PAI, hal tersebut membuktikan bahwa pembelajaran kooperatif
dapat menjadi salah satu solusi atau alternatif dalam proses pembelajaran khususnya dalam rangka meningkatkan hasil belajar
siswa. Selama proses pembelajaran berlangsung didominasi
kegiatan diskusi dengan kelompok yang anggota heterogen. Konsep ini menyarankan bahwa hasil belajar siswa meningkat apabila
sebaiknya siswa kerjasama dengan orang lain atau teman sejawat sehingga memudahkan siswa dalam memahami suatu materi bahan
ajaran atau pelajaran. Menciptakan lingkungan yang optimal baik secara fisik
maupun mental, dengan cara menciptakan suasana kelas yang nyaman, suasana hati yang gembira tanpa tekanan, maka dapat
mempermudah peserta didik atau siswa dalam memahami materi pelajaran.
82
Ada banyak alasan yang membuat pembelajaran kooperatif memasuki jalur pendidikan. Salah satunya adalah berdasarkan
penelitian yang mendukung penggunaan pembelajaran kooperatif Cooperative Learning untuk meningkatkan hasil pencapaian
prestasi siswa, dan juga akibat-akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap
teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri.
83
Selama proses penelitian berlangsung diperoleh beberapa informasi bahwa pembelajaran kooperatif Cooperative Learning
ini membuat siswa terlihat lebih aktif pada saat diskusi berlangsung, tanya jawab antar peserta didik. Mereka diberi kesempatan bukan
hanya mengikuti kegiatan belajar mengajar pada umumnya tetapi mereka juga saling bekerjasama untuk membantu mengajarkan
temannya satu sama lain sehingga terjadi proses transfer ilmu pengetahuan Tranfer Of Knowledge, keterampilan dan sikap yang
dimiliki. Dari hasil observasi aktivitas siswa selama proses
pembelajaran kooperatif dapat dilihat pada tabel 3.9, tabel tersebut menunjukkan bahwa antusias siswa selama proses pembelajaran
dengan mengunakkan Coopertive Learning semakin meningkat dari pertemuan ke pertemuan.
Melalui poses interaksi antar peserta didik dapat melatih siswa untuk memperoleh pengetahuan serta dapat meningkatkan
partisipasi, motivasi, kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir kritis dan saling menghargai. Kondisi seperti inilah yang
membuat peserta didik merasa tidak bosan atau jenuh dalam proses pembelajaran, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar, sekitar
82
Isjoni, Cooperative Learning, Bandung: Alfabeta, 1999 Cet.I, h.61
83
Robert E.Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, Bandung: Nusa Media, 2010 h. 5