99
I yaitu 78,62 menjadi 84,4 pada siklus II dan persentase siswa yang
mencapai KKM meningkat dari siklus I yaitu 93,10 menjadi 96,55. Data-data tersebut menunjukkan hasil yang diperoleh
mengenai peningkatan serta prestasi belajar siswa sudah mencapai dan melebihi target yang ditentukkan. Dengan demikian penelitian ini
dihentikan pada siklus II.
B. Pembahasan
1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD
Model pembelajaran kooperatif metode STAD yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari Slavin yang terdiri dari komponen utama yaitu
presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim. Pada penelitian ini penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD
dilakukan pada siklus I dan siklus II dengan penerapan langkah-langkah pembelajaran yang sama di setiap pertemuannya.
Siklus I dilakukan dalam dua pertemuan, yaitu pada tanggal 26 Mei 2013 dan pada tanggal 27 Mei 2013. Langkah-langkah pembelajaran pada
pertemuan pertama dengan penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD yang diadaptasi dari Slavin yang sudah dijelaskan pada bab
II. Kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD mulai dikenalkan kepada siswa untuk pertama kalinya. Pada
pembelajaran sebelumnya guru lebih cenderung menggunakan metode ceramah. Hal tersebut dikuatkan dengan hasil wawancara dengan guru kelas
IV yang mengatakan bahwa:
100
“Kelas IV itu merupakan kelas dengan anak-anak yang susah diatur. Sebenarnya saya juga kepengen meggunakan metode pembelajaran yang lain
seperti metode diskusi kelompok. Tapi anak-anak kelas IV yang suka ngeyel dan suka ribut sendiri membuat saya tidak berani menggunakan metode diskusi
kelompok. Bisa-bisa anak pada ribut sendiri di dalam kelompok. Bukannya mendiskusikan pembelajaran, tapi palah mediskusikan hal-hal lain yang
mengasyikkan buat mereka. Makanya saya belum pernah menerapkan metode kelompok dalam pembelajaran saya.” hasil wawancara dengan bu Har, 6 Mei
2013
Saat pembelajaran dalam siklus I pertemuan 1 berlangsung, guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang arti kerja dalam tim atau
kelompok. Guru menjelaskan secara rinci agar siswa paham tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan pada tanggal 3 Mei 2013 dan 4 Mei 2013. Pada prinsipnya langkah-langkah pembelajaran
dalam siklus II sama dengan langkah-langkah pembelajaran dalam siklus I. Hanya berbeda dengan indikator dan tujuan pembelajaran. Siswa diminta
untuk memberikan contoh, ide, gagasan, serta pendapat dalam masalah sosial. Pada siklus II ini pembelajaran IPS dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif metode STAD sudah berjalan dengan baik. Berikut ini
merupakan langkah-langkah
kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode STAD yang
dilakukan pada siklus I dan siklus II: 1.
Kuis Pertama Guru memulai pembelajaran dengan doa dan apersepsi dilanjutkan
dengan presentasi kelas. Setelah presentasi kelas berakhir, guru meminta siswa untuk mengerjakan soal kuis yang pertama guna mendapatkan nilai
awal. Pada siklus I pertemuan 1 soal kuis berisi tentang perbedaan masalah sosial dan masalah pribadi, serta pengertian dari permasalahan
101
sosial. Rata-rata nilai kuis yang didapatkan siswa pada siklus I pertemuan 1 yaitu 53,1. Pada siklus I pertemuan 2 soal kuis berisi tentang jenis-jenis
masalah sosial. Rata-rata nilai kuis yang didaptkan siswa pada siklus I pertemuan 1 yaitu 59,65. Pada siklus II pertemuan 1, soal kuis berisi
tentang pertanyaan-pertanyaan tentang sebab dan akibat masalah sosial. Rata-rata nilai kuis yang didapatkan siswa pada siklus I pertemuan 1
yaitu 63,10. Pada siklus II pertemuan 2, soal kuis berisi tentang pertanyaan-pertanyaan tentang penanganan dari permasalahan sosial.
Rata-rata nilai kuis yang didapatkan siswa pada siklus I pertemuan 1 yaitu 64,14. Hasil dari rata-rata perolehan nilai kuis pertama siswa
terlihat adanya peningkatan dari setiap pertemuannya. Berikut ini merupakan gambar yang menunjukkan saat siswa mengerjakan soal kuis
yang pertama:
Gambar 4.1. Siswa Mengerjakan Soal Kuis Pertama
2. Presentasi Kelas
Pada siklus 1 pertemuan 1, guru melakukan presentasi kelas dengan menggunakan media powerpoint. Kegiatan yang dialakukan guru saat
presentasi kelas yaitu menjelaskan kepada siswa dengan melakukan kegiatan tanya jawab mengenai pengertian masalah sosial, perbedaan
masalah sosial dengan menggunakan media powerpoint. Pada presentasi
102
kelas ini, siswa diminta untuk menemukan sendiri akan pengertian masalah sosial dengan dipancing pertanyaan-pertanyaan dari guru seperti
“kebersihan kelas merupakan tanggung jawab siapa?” dan siswa menjawab “tanggung jawab kita”, kemudian guru bertanya “jika kelas
kita kotor dan menimbulkan sarang penyakit, apa berpengaruh pada kalian?, siswa menjawab “ya dapat menimbulkan penyakit bagi kita
semua”. Kemudian dari jawaban-jawaban yang diberikan siswa, guru bertanya lagi kepada siswa yaitu “apa pengertian masalah sosial menurut
kalian dan siswa menjawab “masalah sosial merupakan masalah yang dirasakan oleh kita semua”. Jawaban-jawaban yang diberikan siswa
menunjukkan adanya kreatifitas dalam memberikan gagasan kepada guru. Hal tersebut dikarenakan banyaknya variasi jawaban yang
diberikan siswa seperti menjawab bahwa masalah sosial merupakan masalah tentang kebersihan kelas, masalah sosial merupakan masalah
yang berpengaruh kepada kita semua yang berkaitan dengan penyakit, dan masalah sosial merupakan masalah yang dapat merugikan kita
semua. Namun pada pertemuan kali ini ada beberapa siswa yang kurang merespon pertanyaan dari guru dikarenakan kurangnya kepercayaan diri
dalam diri siswa serta rasa takut siswa jika gagasan yang diberikan salah. Pada presentasi kelas tersebut siswa diminta untuk membedakan gambar
masalah sosial dan masalah pribadi, siswa diminta menunjukkan mana gambar yang termasuk masalah pribadi dan masalah sosial.
Pada siklus I pertemuan 2, guru melakukan presentasi kelas dengan menjelaskan jenis-jenis permasalahan sosial menggunalan media
103
powerpoint , siswa diminta untuk menentukkan jenis-jenis permasalahan
sosial menurut video dan gambar yang ditampilkan oleh guru. Pada kegiatan tersebut, kreatifitas siswa dalam memberikan pendapat serta
gagasan terlihat ketika guru melakukan tanya jawab denga siswa. Guru bertanya kepada siswa mengenai jenis-jenis permasalahan sosial apa saja
yang ada di masyarakat, jawaban yang diberikan siswa pun beragam yaitu ada yang menjawab sampah, tindak kejahatan, perilaku tidak
disiplin di jalan raya. Pada siklus II pertemuan 1, guru melakukan presentasi kelas
menggunakan powerpoint untuk menujukkan gambar serta video mengenai permasalahan sosial. Peningkatan kreatifitas siswa tampak saat
guru meminta pendapat dari siswa mengenai akibat serta sebab dari permasalahan sosial. Siswa sudah memberikan jawaban yang baik serta
beragam. Contohnya saat guru bertanya tentang akibat dari tidak menjaga kebersihan. Ada beberapa variasi jawaban yang dieberikan siswa yaitu
akan menimbulkan penyakit, jika membuang sampah sembarangan akan menyebabkan banjir, menimbulkan bau yang tidak sedap jika ada sampah
yang menumpuk. Pada siklus II pertemuan 2, guru melakukan presentasi kelas
menggunakan media powerpoint untuk menampilkan gambar dan video mengenai permasalahan sosial agar siswa dapat memberikan ide dalam
menangani permasalahan sosial yang ditampilkan guru. Kreatifitas siswa saat presentasi kelas semakin terlihat ketika siswa dapat memberikan ide-
idenya dalam memecahkan permasalahan sosial yang ada di lingkungan
104
sekitar. Contoh ide yang diungkapkan siswa dalam menjaga kebersihan di lingkungan sekolah yaitu selalu melakukan tugas piket, membuang
sampah pada tempatnya dan selalu menyiram dengan air yang cukup setelah buang air di WC. Berikut ini merupakan salah satu gambar yang
menunujukkan presentasi kelas saat penelitian berlangsung:
Gambar 4.2 Presentasi Kelas Oleh Guru 3
Tim Pada siklus I pertemuan 1, guru membagi siswa ke dalam
kelompok, siswa dibagi secara heterogen berdasarkan prestasi akademik, jenis kelamin dan agama. Walaupun ada beberapa kesulitan yang
dinyatakan oleh guru kelas IV seperti berikut:
“Kesulitan yang saya hadapi ketika menggunakan pembelajaran kooperatf tipe STAD yaitu pada saat pembagian kelompok berlangsung, ada
siswa yang ngeyel dan tawar menawar dalam pembagian kelompok, kemudian ada beberapa siswa yang tidak jelas tentang anggota kelompoknya sehingga
saya harus menuliskan di papan tulis.” hasil wawancara dengan bu Har, 6 Mei 2013
Masing-masing siswa masuk ke dalam kelompoknya dan mulai bekerja di dalam kelompok. Walaupun mereka sudah masuk ke dalam
masing-masing kelompok namun mereka belum paham tentang kontribusi mereka di dalam kelompok. Sehingga ada beberapa siswa
yang diam saja dan ada juga yang asyik mengobrol dengan teman lain. Perbedaan jenis kelamin juga menyulitkan mereka bekerja dalam
105
kelompok dikarenakan ada siswa yang malu dan ada yang saling mengejek antara siswa laki-laki dan perempuan. Adanya kelompok
bermain dan bergaul dengan teman akrab menyusahkan bagi mereka untuk membaur dengan teman lainnya. Sehingga pada siklus pertemuan
pertama ini siswa masih harus beradaptasi dengan pembentukan kelompok untuk pertama kalinya. Hal tersebut juga diperkuat dengan
pernyataan guru kelas IV sebagai berikut:
“Kalau di pertemuan 1, siswa masih belum bisa beradaptasi dengan teman kelompoknya. Masih ada beberapa siswa yang protes. Kata siswa, kok aku
nggak sama si A atau si B. Maklum namanya anak-anak pasti masih suka geng- gengan, masih suka pilih-pilih teman jadi susah kalau disuruh membaur dengan
teman satu kelas. Kalau nggak dibentuk kayak gini, mesti mereka cuma mau satu kelompok sama teman akrab masing-masing.”hasil wawancara dengan bu Har,
4 Mei 2013
Setelah pembagian kelompok, siswa melakukan kegiatan dalam kelompok yaitu siswa diberikan lembar kerja untuk memahami materi
serta mendiskusikan masalah-masalah sosial yang ada dalam lembar kerja. Siswa diminta untuk menempel gambar serta memberikan
keterangan mengenai gambar yang ditempel dalam lembar kerja. Setelah itu siswa diminta untuk memprentasikan hasil kerja kelompok.
Kreatifitas siswa terlihat saat presentasi berlangsung yaitu adanya siswa yang memberikan tanggapan, pendapat serta gagasan, serta komentar saat
ada presentasi kelompok lain. Pada siklus I pertemuan 2 setelah presentasi kelas selesai, siswa
dibentuk kelompok seperti pertemuan pertama. Siswa diminta untuk masuk ke dalam kelompok masing-masing serta siswa diminta untuk
mengerjakan serta memahami materi dalam lembar kerja yang diberikan guru. Pada saat pembelajaran kelompok berlangsung, terlihat adanya
106
peningkatan kreatifitas siswa dalam melakukan tanya jawab antar siswa, saling bertukar pendapat serta memberikan gagasan dalam memberikan
penjelasan serta jenis masalah sosial yang pada gambar di dalam lembar kerja. Setelah siswa selesai mengerjakan lembar kerja, perwakilan
kelompok maju untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Pada kegiatan mempresentasikan hasil kerja terlihat adanya peningkatan kreatifitas
siswa yaitu ditunjukkan dengan siswa lebih lancar dalam memberikan komentar, pendapat serta gagasan. Setelah presentasi hasil kerja selesai,
siswa diminta untuk mengerjakan soal kuis. Soal kuis digunakan untuk memperoleh skor akhir siswa. Saat mengerjakan soal kuis dalam bentuk
isian singkat terlihat adanya peningkatan dalam memberikan jawaban berupa gagasan yang bervariasi dari siswa. Satu soal yang diberikan
dapat dijawab dengan beberapa jawaban berbeda-beda dari siswa yang, misalnya saat guru meminta siswa memberikan contoh jenis-jenis
masalah sosial yang ada dalam lingkungan sekitar siswa. Siswa pun ada yang menjawab pencemaran polusi udara, masalah sampah, perilaku
tidak tertib, pencurian serta kebakaran. Setelah guru melakukan presentasi kelas, siswa dibagi ke dalam
kelompok. Pembagian kelompok masih sama dengan pembagian kelompok dalam siklus I. Pada kegiatan berkelompok siswa sudah
menikmati pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ini. Siswa sudah saling bertukar pendapat serta memberikan gagasan. Saat
bekerja di dalam kelompok siswa diminta untuk memahami materi serta mengerjakan lembar kerja mengenai sebab dan akibat masalah sosial.
107
Siswa sudah tampak berkontribusi dalam kerja kelompok. Walaupun ada beberapa anak yang belum berkontribusi, namun tidak mengganggu
jalannya kerja kelompok. Hal tersebut diperkuat dengan pertanyaan dari guru kelas IV sebagai berikut:
“Pada siklus II pelajaran sudah berjalan dengan baik dibandingakan dengan siklus I. Anak-anak sudah tidak ribut dan tawar-menawar tentang
anggota kelompoknya. Anak-anak juga sudah terlihat mau berdiskusi dengan siswa lain. Tapi ya ada satu dan dua anak yang tidak mau bekerjasama dalam
kelompok. Seperti tasya. Tasya itu anaknya egois, dia nggak mau berbagi dengan teman yang lain. Jadi kalau lembar kerja yang sudah dibagikan di dalam
kelompoknya, pasti dikerjakan dia sendiri. Ya namanya anak, pasti beda-beda. Tapi dari keseluruhan ini kreatifitas dan prestasi belajar siswa sudah
meningkat.” hasil wawancara dengan bu Har, 6 Mei 2013
Setelah siswa melakukan kegiatan di dalam kelompok, siswa diminta untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Sedangkan masing-
masing kelompok diminta untuk memperhatikan serta memberikan komentar. Pada kegiatan presentasi hasil kerja ini tampak siswa dalam
mengungkapkan komentar, memberikan gagasan serta pendapat. Setelah presentasi kelas selesai, siswa diminta untuk kembali ke tempat duduk
masing-masing. Setelah melakukan tanya jawab, siswa diminta untuk masuk ke
dalam kelompok seperti pada pertemuan pertama. Pada kegiatan kelompok siswa diminta untuk memberikan beberapa ide dalam
menangani masalah sosial. Pada diskusi kelompok tampak siswa saat memberikan ide serta gagasan secara rinci dan saling bertukar pendapat.
Setelah kegiatan kelompok berlangsung siswa diminta untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Pada kegiatan ini kreatifitas
dalam pemberian ide, pendapat, gagasan serta komentar yang berbeda-
108
beda sudah tampak. Berikut ini merupakan gambar yang menunjukkan kegiatan di dalam tim saat penelitian berlangsung:
Gambar 4.3 Siswa Melakukan Kegiatan dalam Tim atau Kelompok 4
Kuis Pada siklus I pertemuan 1 setelah presentasi kelompok selesai, guru
memberikan soal kuis kepada seluruh siswa kelas IV. Pada pengerjaan soal kuis, siswa diminta untuk kembali ke tempat duduk masing-masing
serta siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu. Pada pengerjaan soal kuis pertemuan 1 ini, soal kuis berisi tentang perbedaan masalah
pribadi dan sosial, serta pengertian dari masalah sosial. Setelah siswa selesai mengerjakan soal kuis, diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar
64,48. Hasil rata-rata skor kuis kedua yang diperoleh siswa, terlihat bahwa ada peningkatan antara rata-rata nilai awal siswa dengan nilai
kedua siswa yaitu sebesar 11,38. Setelah siswa diberikan soal kuis, guru menutup pembelajaran dengan merefleksikan kegiatan pembelajaran
yang sudah berlangsung. Pada siklus I pertemuan 2, setelah kegiatan di dalam tim selesai,
siswa diminta untuk kembali ke tempat duduk masing-masing. Siswa dibagikan soal kuis yang kedua oleh guru. Soal kuis pada pertemuan 2
berisi pertanyaan tentang jenis-jenis permasalahan sosial. Setelah siswa
109
selesai mengerjakan soal kuis, diperoleh rata-rata nilai kuis yang kedua yaitu sebesar 70,51. Hasil rata-rata nilai kuis yang kedua menunjukkan
adanya peningkatan dari pengerjaan soal kuis yang pertama yaitu sebesar 10,86. Setelah siswa selesai mengerjakan soal kuis, siswa bersama
dengan guru menarik kesimpulan tentang pembelajaran yang telah selesai dilakukan.
Pada siklus II pertemuan 1, guru membagikan soal kuis yang kedua kepada siswa setelah kegiatan di dalam tim selesai. Siswa diminta untuk
kembali ke tempat duduk masing-masing. Soal kuis pada pertemuan 1 siklus II berisi pertanyaan tentang penyebab serta kibat dari
permasalahan sosial. Saat siswa mengerjakan soal kuis, siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu teman yang lain. Setelah
pengerjaan kuis selesai, diperoleh rata-rata nilai kuis kedua siswa sebesar 75,86. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan rata-rata nilai
soal kuis pertama meningkat sebesar 12,76. setelah mengerjakan soal kuis yang kedua.
Pada siklus II pertemuan 2, setelah presentasi kelas yang dilakukan oleh guru selesai, sisiwa diminta untuk kembali ke tempat duduk masing-
masing. Setiap siswa dibagi soal kuis yang kedua oleh guru. Siswa diminta untuk mengerjakan soal tersebut dan tidak diperkenakan untuk
saling membantu. Pertanyaan dari soal kuis yang kedua berisi tentang penanganan serta memberikan ide terhadap permasalahan sosial yang
ada. Setelah siswa mengerjakan soal kuis yang kedua, diperoleh hasil rata-rata nilai kuis kedua sebesar 81,38. Pada pengerjaan soal kuis kedua
110
tampak adanya peningkatan dari pengerjaan soal kuis yang pertama yaitu sebesar 17,24. Setelah siswa selesai mengerjakan soal kuis, siswa
dibimbing guru untuk menarik kesimpulan tentang pembelajaran yang sudah selesai dilakukan. Berikut ini merupakan gambar yang
menujukkan kegiatan saat siswa sedang mengerjakan soal kuis yang kedua:
Gambar 4.4 Siswa Mengerjakan Soal Kuis Kedua 5
Skor Kemajuan Individual Skor kemajuan individual ini bertujuan untuk memberikan
pengetahuan kepada siswa jika mereka bekerja lebih giat akan medapatkan hasil yang lebih baik daripada sebelumnya seperti perolehan
nilai yang didapat pada pertemuan kedua lebih baik dibandingkan dengan nilai yang didapat pada pengerjaan soal kuis pertama. Setiap siswa dapat
memberikan kontribusi yang maksimal dalam sistem skor ini. Pada dasarnya setiap siswa mengalami peningkatan perolehan nilai yang
didapatkan saat mengerjakan soal kuis yang kedua. Terjadinya peningkatan perolehan nilai kuis kedua siswa dibandingkan nilai kuis
yang pertama. Rincian perolehan nilai kuis pertama dan nilai kuis kedua siswa terdapat pada lampiran. Berikut ini merupakan perbandingan rata-
111
rata nilai kuis pertama dan nilai kuis kedua yang disajiakan dalam tebel berikut ini:
Tabel 4.3 Rata-Rata Perolehan Nilai Kuis
Aspek Siklus I
Siklus II
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Rata-Rata Nilai Soal Kuis Pertama
53,1 59,65
63,10 64,14
Rata-Rata Nilai Soal Kuis Per Siklus
56,37 63,62
Rata-Rata Nilai Sosl Kuis Kedua
64,48 70,51
75,86 81,38
Rata-Rata Nilai Soal Kuis Kedua Per Siklus
67,49 78,62
Berikut ini merupakan diagram peningkatan nilai rata-rata nilai awal dan nilai kuis yang diperoleh siswa dalam siklus 1 dan siklus II:
Gambar 4.5 Peningkatan Rata-Rata Nilai Kuis
Data-data tersebut memperilhatkan bahwa pembelajaran IPS materi masalah sosial menggunakan model pembelajaran STAD di kelas IV
SDN Caturtunggal 3 berjalan dengan baik. Adanya peningkatan nilai kuis
53,1 59,65
63,1 64,14
64,48 70,51
75,86 81,38
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Siklus 1 Pertemuan 1
Siklus 1 Pertemuan 2
Siklus 2 Pertemuan 1
Siklus 2 Pertemuan 2
Rata-Rata Nilai Awal Rata-Rata Nilai Kuis
112
dibandingkan dengan rata-rata nilai awal pada setiap pertemuan di dalam siklus. Pada siklus I terjadi peningkatan yaitu dari rata-rata skor awal
sebesar 56,37 meningkat menjadi 67,49 pada rata-rata nilai kuis. Pada siklus juga II terjadi peningkatan yaitu dari rata-rata skor awal sebesar
63,62 meningkat menjadi 78,82 pada rata-rata nilai kuis rata-rata nilai awal dan nilai kuis dibandingkan dengan siklus I. Data-data tersebut
menunjukkan adanya peningkatan rata-rata nilai awal dan rata-rata nilai kuis dalam siklus II dinadingkan dengan siklus I. Peningkatan rata-rata
nilai awal siswa pada siklus I sebsesar 56,37 meningkat menjadi 63,62 dalam siklus II. Peningkatan rata-rata nilai kuis siswa pada siklus I
sebsesar 67,49 meningkat menjadi 78,82 dalam siklus II. Skor dalam nilai awal dan nilai kuis yang didapatkan siswa akan dijadikan patokan
untuk menghitung poin kemajuan siswa. Setelah didapatkan poin kemajuan siswa, hasil tersebut diolah sebagai dasar pemberian
penghargaan menurut kriteria penghargaan yang sudah dijelaskan dalam bab II. Kesimpulan dari data-data tersebut yaitu membuktikkan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD dapat membantu siswa dalam memahami materi masalah sosial pada setiap
pertemuan. 6
Rekognisi Tim Pada kegiatan ini tim akan mendapatkan sebuah sertifikat apabila
skor rata-rata yang diperoleh kelompok mencapai kriteria yang sudah dijelaskan pada bab II. Adapun rincian skor yang diperoleh siswa dapat
dilihat pada lampiran. Sertifikat yang diberikan siswa berupa
113
penghargaan Super Team, penghargaan Great Team dan penghargaan Good Team
. Setiap kelompok akan mendapatkan penghargaan menurut skor kelompok yang didapat. Pengahargaan Super Team diberikan
kepada siswa yang memperoleh skor tertinggi yaitu skor yang diperoleh memiliki rentang skor 21 hingga 30. Pengahargaan Great Team
diberikan kepada siswa yang memperoleh skor tertinggi kedua yaitu skor yang diperoleh memiliki rentang skor 16 hingga 20. Pengahargaan Good
Team diberikan kepada siswa yang memperoleh skor tertinggi ketiga
yaitu skor yang diperoleh memiliki rentang skor 21 hingga 30. Rata-rata skor diperoleh dari skor kemajuan setiap siswa saat pengerjaan soal kuis
yang pertama dan kedua. Berikut ini merupakan kegiatan dari rekognisi tim yaitu pemberian penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan
rata-rata skor tertinggi:
Gambar 4.6 Siswa Mendapat Penghargaan Tim atau Kelompok
2. Peningkatan Kreatifitas