Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreatifitas

17 yang terbiasa dengan kehidupan konsumtif dapat meningkatkan kualitas kehidupannya dengan menjadi manusia yang produktif. Maka dari itu perilaku kreatif perlu dipupuk sejak dini.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreatifitas

Rogers dalam Munandar 2009:34 menyatakan faktor-faktor yang dapat mendorong kreatifitas adalah sebagai berikut: a. Dorongan dari dalam diri sendiri motivasi intrinsik Roger dalam Munandar 2009:34 mengemukakan setiap individu memiliki kecenderungan atau dorongan dari dalam dirinya untuk berkreatifitas, mewujudkan potensi, mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas yang dimilikinya. Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreatifitas ketika individu membentuk hubungan- hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya Rogers dalam Munandar 2009:34. Hal ini juga didukung oleh pendapat Munandar 2009:34 yang menyatakan individu harus memiliki motivasi intrinsik untuk melakukan sesuatu atas keinginan dari dirinya sendiri, selain didukung oleh perhatian, dorongan, dan pelatihan dari lingkungan. b. Dorongan dari lingkungan motivasi ekstrinsik Munandar 2009:84 mengemukakan bahwa lingkungan yang dapat mempengaruhi kreatifitas individu dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan kekuatan yang penting dan merupakan sumber pertama dan utama 18 dalam pengembangan kreatifitas individu. Pada lingkungan sekolah, pendidikan di setiap jenjangnya mulai dari pra sekolah hingga ke perguruan tinggi dapat berperan dalam menumbuhkan dan meningkatkan kreatifitas individu. Pada lingkungan masyarakat, kebudayaan-kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat juga turut mempengaruhi kreatifitas individu. c. Keamanan psikologis Keamanan psikologis dapat terbentuk melalui 3 proses yang saling berhubungan. Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan keterbatasannya. Mengusahakan suasana yang didalamnya tidak terdapat evaluasi eksternal atau sekurang-kurangnya tidak bersifat atau mempunyai efek mengancam. Memberikan pengertian secara empatis, ikut menghayati perasaan, pemikiran, tindakan individu, dan mampu melihat dari sudut pandang mereka dan menerimanya. d. Kebebasan psikologis Lingkungan yang bebas secara psikologis, memberikan kesempatan kepada individu untuk bebas mengekspresikan secara simbolis pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya. Munandar 2009:67 menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi kreatifitas dapat berupa kemampuan berpikir dan sifat kepribadian yang berinteraksi dengan lingkungan tertentu. Faktor kemampuan berpikir terdiri dari kecerdasan dan pemerkayaan bahan berpikir berupa 19 pengalaman dan ketrampilan. Faktor kepribadian terdiri dari ingin tahu, harga diri, sifat mandiri, berani mengambil resiko. Faktor-faktor yang menghambat perkembangan kreatifitas menurut Sulistyorini, dkk 2006:255 adalah sebagai berikut: 1 sikap orang tua terlalu melindungi; 2 eksplorasi anak dibatasi; 3 pengaturan waktu oleh orang tua sangat ketat; 4 membatasi khayalan; 5 peralatan bermain terstruktur; 6 orang tua konservatif; 7 tuntutan untuk membuat karya yang seragam. Berikut ini merupakan penjelasan dari faktor-faktor yang menghambat kreatifitas anak: a. Sikap orang tua terlalu melindungi Sikap orang tua yang terlalu melindungi anak dapat menghambat anak. Contohnya anak tidak boleh bermain di tempat yang kotor dan anak jarang diperbolehkan untuk bermain di luar rumah Sehingga kemampuan anak untuk menemukan penagalaman baru menjadi terhambat. b. Eksplorasi anak dibatasi Orang tua sering membatasi eksplorasi anak karena orang tua sering berpikir anak yang baik adalah anak yang selalu menturuti perkataan orang tua. Sehingga anak tidak dapat mengeksplor kemampuan dalam dirinya. c. Pengaturan waktu oleh orang tua sangat ketat Orang tua sering mengatur jadwal anak dengan ketak, misalnya jam untuk tidur siang, jam untuk belajar dan jam untuk bermain. Sehingga anak menjadi tidak berkembang dengan kreasinya 20 dikarenakan kurangnya waktu yang diberikan oleh orang tua untuk berkreasi. d. Membatasi khayalan berpikir bahwa anak yang realistis lebih baik Biasanya orang tua hanya berpikir bahwa anak yang pintar adalah anak yang memilki prestasi tinggi dalam bidang kognitif saja. Sehingga orang tua lebih senang jika memilki anak yang sering membaca buku pelajaran dibandingkan dengan anak yang suka bermain dan berkhayal. e. Peralatan bermain terstruktur misalnya boneka yang berpakain lengkap tidak bisa dibongkar Biasanya orang tua tidak pernah memikirkan peralatan permainan yang dapat membagnun anak. Orang tua hanya menturuti keinginan anak dalam meilih permainannya sendiri. Asalkan anak senang, maka orang tua juga senang. f. Orang tua konservatif Pemikiran anak harus sama dengan pemikiran orang tuanya. Konservatif sama halnya dengan kolot, jadi orang tua tidak mau menerima adanya perkembangan pengalaman dan pengetahuan di luar sana. g. Tuntutan pada anak untuk membuat karya cipta yang seragam Tuntutan pada anak untuk membuat karya cipta yang seragam dan sesuai dengan contoh yang diberikan guru baik berupa hasil keterampilan, gaya bicara, gaya puisi, dan lain-lain. Hal tersebut tidak dapat memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkannya. 21 Kreatifitas seorang anak sangat ditentukkan oleh pola asuh orang tua. Semakin orang tua membatasi dan mengatur tingkah laku anak, maka kreatifitas anak menjadi semakin susah berkembang. Sedangkan orang tua yang lebih membebaskan anak untuk berkreasi, maka kreatifitas anak dalam kehidupan sehari-hari akan terus berkembang. Selain peran orang tua di lingkungan rumah, peran guru di sekolah sangat mempengaruhi kreatifitas anak. Guru dapat memberikan materi pelajaran dengan metode, pendekatan serta model pembelajaran yang dapat mendorong kreatifitas siswa. Misalnya dalam memecahkan sebuah masalah dengan mengungkapkan ide-ide ataupun gagasan yang dimiliki siswa. Dengan begitu siswa akan belajar untuk menemukan penyelesaian suatu permasalahan.

5. Cara Mengukur Kreatifitas

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Nanggulan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 2 305

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD N Petinggen melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1 1 355

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sarikarya melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 9 245

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD kelas IV di SDN Srumbung 02.

0 3 354

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas IV SDN Minomartani tahun pelajaran 2012/ 2013.

0 0 179

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SDN Caturtunggal 3 dengan penerapan model kooperatif tipe Jigsaw II.

0 8 235

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas IV SDN Minomartani tahun pelajaran 2012 2013

0 2 177

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN CATURTUNGGAL 3 DENGAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW II

0 1 233

Peningkatan kreativitas dan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Caturtunggal 3 Yogyakarta melalui model pembelajaran kooperatif metode STAD - USD Repository

0 1 282