Landasan Hukum Pendidikan Kesehatan Reproduksi

41 Sarana atau pelayanan kesehatan primer merupakan upaya kesehatan pertama yang paling dekat dengan masyarakat yang pada umumnya menangani kasus-kasus atau penyakit yang ringan. Upaya pelayanan ini seperti puskesmas, poliklinik, dan dokter praktek. Sarana atau pelayanan kesehatan tingkat dua adalah layanan rujukan dari kasus-kasus yang tidak bisa ditangani oleh sarana kesehatan primer. Layanan kesehatan ini misalnya rumah sakit kabupaten. Sedangkan sarana pemeliharaan kesehatan tingkat tiga merupakan tempat rujukan bagi kasus atau penyakit yang tidak dapat didapat ditangani oleh sarana pelayanan kesehatan primer dan sekunder. Layanan kesehatan tingjat tiga yaitu rumah sakit provinsi.

5. Peran Pendidikan Kesehatan dalam Kesehatan Masyarakat

Kesehatan dipengaruhi oleh berbagai dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dari dalam diri manusia terdiri dari faktor fisik dan psikis, sedangkan faktor eksternal diluar diri manusia antara lain sosial, budaya masyarakat, lingkungan fisik, politik, ekonomi, pendidikan dan sebagainya. Menurut Blum 1974 urutan besarnya pengaruh terhadap kesehatan adalah sebagai berikut dalam Soekidjo Notoatmodjo, 2003:8 : a. Lingkungan, yang mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya. b. Perilaku. c. Pelayanan kesehatan. 42 d. Hereditas keturunan. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi menurut Juliandi Harahap 2003 dikelompokkan menjadi empat faktor golongan yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi yaitu sebagai berikut: a. Faktor sosial-ekonomi dan demografi terutama kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang terpencil; b. Faktor budaya dan lingkungan misalnya, praktek tradisional yang berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki, informasi tentang fungsi reproduksi yang membingungkan anak dan remaja karena saling berlawanan satu dengan yang lain. c. Faktor psikologis dampak pada keretakan orang tua pada remaja,depresi karena ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita terhadap pria yang membeli kebebasannya secara materi. d. Faktor biologis cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular seksual. Pendidikan kesehatan merupakan bentuk intervensi terutama terhadap faktor perilaku. Peran pendidikan kesehatan dalam perilaku. Pendidikan kesehatan adalah upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya, pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari pengobatan bilamana sakit, dan sebagainya Soekidjo Notoatmodjo, 2003:10. Pendidikan kesehatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan untuk mencapai perilaku sehat dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam memberikan pengetahuan dan bimbingan khususnya kesehatan reproduksi. 43 Pendidikan kesehatan reproduksi merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan dan bimbingan kepada orang lain mengenai kesehatan khususnya kesehatan reproduksi untuk menjaga kesehatan dan kebersihan organ-organ reproduksinya agar terhindar dari segala penyakit.

D. Anak Berkebutuhan Khusus ABK

1. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus atau anak berkelainan sering dikonotasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai kondisi yang menyimpang dari rata-rata umumnya atau berbeda dengan kriteria anak normal atau rata-rata. Anak berkelainan menurut Kirk 1970 dan Heward Orlansky 1988 merupakan istilah penyimpangan secara eksplisit ditujukan kepada anak yang dianggap memiliki kelainan penyimpangan dari kondisi rata-rata anak normal umunya, dalam hal fisik, mental, maupun karakteristik perilaku sosialnya. Sedangkan menurut Hallahan Kauffman 1991 anak berkelainan adalah anak yang berbeda dari rata-rata umumnya, dikarenakan ada permasalahan dalam kemampuan berpikir, penglihatan, pendengaran, sosialisasi, dan bergerak. Adapun menurut Mulyono dan Sudjadi 1994 berpendapat bahwa secara statistik yang dimaksud dengan anak luar biasa atau anak berkelainan ialah anak yang menyimpang dari kriteria normal atau rata-rata, baik menyimpang ke atas maupun menyimpang kebawah, sedangkan anak yang menyandang ketunaan atau cacat ialah hanya yang menyimpang ke bawah dari kriteria normal. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami kelainan, baik secara fisik, mental maupum kemampuan sosial anak. Anak