Persepsi Warga Sekolah Terhadap Pendidikan Kesehatan
97 yang sama disampaikan oleh Ibu NRK sebagai guru kelas SD yang
menyatakan bahwa: “Pendidikan kespro perlu dipelajari anak sejak dini agar anak
mendapatkan pengetahuan yang benar, karena kebanyakan orang tua dirumah masih menganggap pendidikan kespro
adalah hal yang tabu, misalnya ketika anak bertanya mengenai nama organ tubuh, orang tua menjawab tidak menggunakan
nama ilmiah yang benar”. Pendapat lain yang mengatakan bahwa pendidikan kesehatan
reproduksi adalah hal yang tabu untuk dipelajari oleh anak karena dalam pendidikan kesehatan reproduksi mempelajari mengenai aurat
manusia yang mana hal tersebut tidak pantas untuk dibicarakan kepada anak kecil, karena dikhawatirkan akan menimbulkan hal negatif bagi
anak. Ungkapan ini senada dengan apa disampaikan oleh Ibu Maryati orang tua dari salah satu siswa Tunagrahita di SLB Negeri 2
Yogyakarta yang menyatakan bahwa: “Pendidikan kesehatan reproduksi itu seperti pendidikan sex ya
mbak? Itu menurut saya kurang baik untuk dipelajari anak kecil mbak, karena hal ini kan membicarakan organ tubuh,
sedangkan organ tubuh termasuk aurat manusia. Takutnya nanti anak tida
k bisa menerima hal tersebut dengan baik”
Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh beberapa narasumber diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi SLB Negeri 2
Yogyakarta mengenai pendidikan kesehatan reproduksi adalah pendidikan yang diberikan kepada peserta didik mengenai kesehatan
98 dan kebersihan organ-organ reproduksi yang meliputi sistem, fungsi,
dan proses reproduksinya, dampak yang ditimbulkan dari adanya perubahan dan perkembangan tubuh anak serta membimbing anak
dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
2 Persepsi Warga SLB-A Yaketunis Yogyakarta
Menurut Ibu kepala sekolah SLB Yaketunis pendidikan kesehatan reproduksi merupakan pembelajaran yang ditujukan kepada
peserta didik agar peserta didik mempunyai pengetahuan dalam merawat dirinya, terutama dalam menjaga kebersihan dan kesehatan
organ reproduksinya dengan baik dan benar. Selain itu anak juga dibekali dengan pengetahuan untuk mencegah dan menghindari
terjadinya tindakan pelecehan dan pergaulan bebas. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh beliau yang menyatakan bahwa:
“Pendidikan kesehatan reproduksi itu adalah pelajaran yang tujuannya memberikan bimbingan dan pengetahuan kepada
anak, agar anak bias menjaga kebersihan dan kesehatan diri khususnya organ-organ reproduksi, selain itu anak juga punya
bekal untuk menghindari pelecehan akibat dari pergaulan
bebas yang sekarang banyak terjadi pada remaja” Dalam pendidikan kesehatan reproduksi
tidak hanya membahas
mengenai organ-organ
reproduksi, tetapi
juga menyampaikan pengetahuan dari dampak adanya perubahan dan
perkembangan tubuh manusia terutama pada anak remaja, bagaimana anak mengelola kebersihan dirinya, mengelola kebutuhan biologis,
99 mengenai kesopanan, baik atau buruk, pengetahuan anak untuk
melindungi tubuhnya dari gangguan orang lain, hingga masalah pergaulan remaja yang baik agar terhindar dari penyakit menular
seksual, HIVAIDS dan pergaulan bebas. Hal senada juga disampaikan oleh Bu YN selaku guru
pendidikan kesehatan reproduksi yang mengatakan bahwa: “Pendidikan kesehatan reproduksi diberikan supaya anak tahu
bagaimana menjaga organ reproduksinya, pola hidup sehat agar terhindar dari pelecehan. Anak tahu mengenai IMS,
HIVAIDS dan cara menghindarinya. Anak mengetahui dampak yang ditimbulkan jika mereka melakukan pergaulan
bebas”. SLB Yaketunis sebagai sekolah luar biasa dengan karakteristik
ketunaan A yaitu Tunanetra. Pendidikan kesehatan reproduksi sangat penting sekali untuk berikan pada anak. Dengan katerbatasan yang
dimiliki anak dalam melihat, tentunya pendidikan kesehatan reproduksi sangat membantu mobilitas anak, anak mempunyai
pengetahuan dalam menjaga kesehatan dan kebersihan dirinya, melindungi bagian tubuhnya dari tindakan pelecehan dan kekerasan
seksual yang dilakukan oleh orang lain terhadap dirinya, selain itu anak juga dapat mempersiapkan dirinya untuk masa depan mereka saat
berkeluarga nanti. Pendapat demikian sedana dengan yang disampaikan oleh
Bapak WD sebagai wali kelas yang mengatakan bahwa:
100 “Pendidikan kesehatan reproduksi sangat penting disampaikan
pada anak agar mereka mempunyai kesiapan dalam membina rumah tangga nanti”
Perdapat ini juga didukung dengan pernyataan yang disampaikan oleh Bu YN yang mengatakan bahwa:
“Pendidikan kesehatan reproduksi membekali anak tunanetra agar dapat melindungi bagian tubuhnya dari tindakan
pelecehan, karena selama ini ternyata mereka pernah mengalami tindakan pelecehan saat mereka sedang berada
ditempat umum seperti bis, dengan adanya pendidikan kespro ini anak dapat menghindari dan menjauhi tindakan pelecehan
yang dilakukan orang lain terhadap dirinya”. Berdasarkan pendapat dari beberapa narasumber diatas dapat
disimpulkan bahwa persepsi SLB-A Yaketunis mengenai pendidikan kesehatan reproduksi adalah pengetahuan yang diberikan kepada
peserta didik agar mengikuti pola hidup sehat, menjaga kebersihan dan kesehatan reproduksinya, memahami perubahan dan perkembangan
tubuh serta dampaknya, terhindar dari pelecehan dan penyakit yang berbahaya.