60 kemampuan memeilihara diri, menjaga kesehatan dan kebersihan diri secara
mandiri terkhusus mengenai kesehatan reproduksinya. Pendidikan kesehatan reproduksi dapat membekali para remaja dari
resiko pelecehan dan kekerasan seksual, resiko kehamilan yang tidak diinginkan dan mencegah penyakit menular seksual dan HIVAIDS. Selain
itu, anak dapat membentengeni diri dari pergaulan bebas dan kenakalan remaja, melindungi bagian tubuhnya, mengelola dorongan seksualnya dan
menolak ajakan teman untuk melakukan hal yang negatif. Melalui pendidikan ini anak yang mengalami kelainan atau anak berkebutuhan khusus
memperoleh haknya untuk mengetahui informasi kesehatan reproduksi secara lengkap dan benar.
Berdasarkan hal tersebut Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta membuat suatu keputusan yang tertuang pada Perda No. 4 2012 tentang
perlindungan dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas yang diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2014
tentang kesehatan reproduksi. Pemberian pendidikan kesehatan reproduksi pada anak berkebutuhan
melalui lembaga pendidikan formal yaitu sekolah luar biasa yang khusus memberikan bimbingan dan pelayanan khusus. Pendidikan kesehatan
reproduksi diselenggarakan di sekolah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan peserta didik untuk hidup sehat, tumbuh dan
61 berkembang secara optimal serta mandiri. Penelitian ini meneliti tentang
implementasi kebijakan pendidikan kesehatan reproduksi pada anak berkebutuhan khusus di sekolah luar biasa kota Yogyakarta. Faktor
pendukung dan faktor penghambat dalam melaksakan pendidikan kesehatan reproduksi serta strategi yang digunakan untuk mengatasi hambatan yang
muncul. Secara lebih jelas kerangka pikir ini akan digambarkan sebagai berikut:
62 Gambar 1: Kerangka Pikir Penelitian
Implementasi Kebijakan Kesehatan Reproduksi
Strategi Penghambat
Pendukung Undang-Undang RI No. 4 tahun 1997
Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Undang-Undang No. 20 tahun 2003
Undang-Undang No. 36 tahun 2009 PP RI No. 61 tahun 2014
PERDA DIY No. 4 tahun 2012
SDM
SDA Komunikasi
Standar dan Tujuan Keb.
Kebijakan Pendidikan Kesehatan Reproduksi pada ABK
63 Keterangan:
SDM terdiri atas: Kepala Sekolah
Guru SLB Siswa ABK
SDA terdiri dari: Sarana dan Prasarana Sekolah
G. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimanakah persepsi kepala sekolah luar biasa terhadap pendidikan
kesehatan reproduksi? 2.
Bagaimanakah implementasi pendidikan kesehatan reproduksi pada anak berkebutuhan khusus di sekolah luar biasa kota Yogyakarta?
3. Bagaimana upaya kepala sekolah serta tenaga pendidik dalam melaksanakan
kebijakan pendidikan kesehatan reproduksi pada anak berkebutuhan khusus di sekolah luar biasa kota Yogyakarta?
4. Apakah faktor pendukung dalam implementasi kebijakan pendidikan
kesehatan reproduksi pada anak berkebutuhan khusus di sekolah luar biasa kota Yogyakarta?
5. Hambatan apa saja yang dihadapi sekolah dalam mengimplementasikan
kebijakan pendidikan kesehatan reproduksi pada anak berkebutuhan khusus di sekolah luar biasa kota Yogyakarta?
64 6.
Strategi apa saja yang digunakan oleh pihak sekolah dalam menanggulangi faktor penghambat dalam proses implementasi kebijakan pendidikan
kesehatan reproduksi tersebut?
65
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok Nana Syaodih Sukmadinata,
2006: 60. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek yang alamiah sebagai lawannya adalah eksperimen dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi gabungan, analisis data bersifat induktifkualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi
Sugiyono, 2012: 9. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang berusaha menggambarkan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi secara
naratif. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar bukan angka. Namun, jika terdapat angka-angka itu sifatnya sebagai penunjang atau
pendukung dari penelitian tersebut Nana Syaodih Sukmadinata, 2006: 62. Data dihimpun dengan melakukan pengamatan yang seksama, mencakup
66 deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatan hasil wawancara yang
mendalam, catatan lapangan, serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif karena
dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk menggambarkan atau mendeskripsikan bagaimana proses dan hasil dari implementasi kebijakan
pendidikan pada anak berkebutuhan khusus di sekolah luar biasa kota Yogyakarta serta faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi
proses pelaksanaan dari kebijakan tersebut.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini mengambil tempat di salah satu SLB Negeri di kota Yogyakarta dan salah satu SLB Swasta di kota Yogyakarta yaitu SLB Negeri 2
Yogyakarta dan SLB-A Yaketunis Yogyakarta. Tempat penelitian dipilih dengan tujuan yakni memiliki dan menjalankan kegiatan pendidikan
kesehatan reproduksi untuk memperoleh informasi yang objektif mengenai implementasi kebijakan pendidikan kesehatan reproduksi pada anak
berkebutuhan khusus di sekolah luar biasa kota Yogyakarta. Dari sembilan SLB yang terdapat di kota Yogyakarta, SLB Negeri 2 Yogyakarta dan SLB-A
Yaketunis sudah memiliki dan melaksanakan kebijakan pendidikan pendidikan kesehatan reproduksi pada anak berkebutuhan khusus, sedangkan
SLB lainnya baru rencana untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Dengan
67 demikian peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian ini di SLB Negeri
2 Yogyakarta dan SLB-A Yaketunis. 2.
Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Maret
2015.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat dan dipermasalahkan. Subjek penelitian dalam
penelitian ini adalah kepala sekolah SLB, guru SLB dan siswa ABK. Penentuan subjek penelitian berdasarkan keterlibatan narasumber terhadap
masalah penelitian yang akan diteliti. Pemilihan subjek penelitian menggunakan teknik
purposive sampling
, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2014: 54. Adapun
subjek penelitian dalam penelitian ini adalah kepala sekolah SLB, guru kelas SLB, guru pengampu mata pelajaran pendidikan kesehatan reproduksi, dan
siswa ABK karena subjek tersebut adalah orang yang menjalankan kebijakan pendidikan kesehatan reproduksi pada anak berkebutuhan khusus di sekolah
luar biasa kota Yogyakarta.