Hakikat Kesehatan Reproduksi Kesehatan Reproduksi

38 a. Undang-Undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan yang menyebutkan bahwa upaya pemeliharaan kesehatan penyandang cacat harus ditujukan untuk menjaga agar hidup sehat dan produktif secara sosial, skonomis dan bermartabat. Pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi penyandang cacat untuk dapat tetap hidup mendiri dan produktif secara social dan ekonomis. b. Perda daerah istimewa Yogyakarta no 4 tahun 2012 tentang perlindungan dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas. 1 Pasal 43 Pemerintah daerah dan pemerintah KabupatenKota berkewajiban memberikan upaya pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan kondisi dan kebutuhan penyandang disabilitas yang memerlukan. 2 Pasal 44 Upaya pelayanan kesehatan bagi penyandang disabilitas didasarkan pada prinsip kemudahan, keamanan, kenyamanan, cepat dan berkualitas. 3 Pasal 45 Upaya pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 43 meilputi: a Promotif 39 b Preventif c Kuratif, dan d Rehabilitatif c. Peraturan pemerintah republik Indonesia Nomor 61 tahun 2014 tentang kesehatan reproduksi 1 Pasal 4 a Remaja berhak memperoleh informasi yang lengkap, jelas dan akurat tentang kesehatannya termasuk kesehatan reproduksi. b Remaja berhak memperoleh edukasi yang lengkap, jelas dan akurat tentang kesehatannya, termasuk kesehatan reproduksi. c Remaja berhak untuk mendapatkan layanan kesehatan reproduksi tanpa deskriminasi.

3. Tujuan Kesehatan Reproduksi

Pengaturan Kesehatan Reproduksi bertujuan untuk Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2014 Pasal 3: a. Menjamin pemenuhan hak Kesehatan Reproduksi setiap orang yang diperoleh melalui pelayanan kesehatan yang bermutu, aman, dan dapat dipertanggungjawabkan. b. Menjamin kesehatan ibu dalam usia reproduksi agar mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi angka kematian ibu.

4. Upaya Kesehatan

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat 40 Soekidjo Notoatmodjo, 2003:5. Peningkatan kesehatan harus diupayakan bagi setiap orang, upaya tersebut dilihat dari dua aspek, yakni pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan agar masyarakat dapat mempraktekkan pola hidup sehat baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain, menghindari penyakit dan cara pengobatannya. Pemeliharan kesehatan mencakup aspek pengobatan penyakit kuratif dan pemulihan kesehatan setelah sembuh dari sakit atau cacat Rehabilitasi. Sedangkan peningkatan kesehatan mencakup 2 aspek, yakni: preventif pencegahan penyakit dan promotif peningkatan kesehatan. Upaya pemeliharaan kesehatan secara promotif dan preventif adalah upaya peningkatan kesehatan dengan cara memberikan sosialisasi pengetahuan mengenai suatu penyakit dan cara pencegahan penyakit maupun hal-hal negatif yang ditimbulkan akibat dari minimnya pengetahuan seseorang terhadap kesehatan. Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan diwujudkan dalam suatu wadah pelayanan kesehatan yang disebut sarana kesehatan. Upaya pelayanan kesehatan kesehatan menurut Soekidjo Notoatmodjo 2003:5 di bedakan menjadi tiga yaitu sarana pemeliharaan kesehatan primer primary care , sarana pemeliharaan kesehatan tingkat dua secondary care , dan sarana pemeliharaan kesehatan tingkat tiga tertiary care . Berdasarkan pendapat diatas dapat dikaji sebagai berikut: 41 Sarana atau pelayanan kesehatan primer merupakan upaya kesehatan pertama yang paling dekat dengan masyarakat yang pada umumnya menangani kasus-kasus atau penyakit yang ringan. Upaya pelayanan ini seperti puskesmas, poliklinik, dan dokter praktek. Sarana atau pelayanan kesehatan tingkat dua adalah layanan rujukan dari kasus-kasus yang tidak bisa ditangani oleh sarana kesehatan primer. Layanan kesehatan ini misalnya rumah sakit kabupaten. Sedangkan sarana pemeliharaan kesehatan tingkat tiga merupakan tempat rujukan bagi kasus atau penyakit yang tidak dapat didapat ditangani oleh sarana pelayanan kesehatan primer dan sekunder. Layanan kesehatan tingjat tiga yaitu rumah sakit provinsi.

5. Peran Pendidikan Kesehatan dalam Kesehatan Masyarakat

Kesehatan dipengaruhi oleh berbagai dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dari dalam diri manusia terdiri dari faktor fisik dan psikis, sedangkan faktor eksternal diluar diri manusia antara lain sosial, budaya masyarakat, lingkungan fisik, politik, ekonomi, pendidikan dan sebagainya. Menurut Blum 1974 urutan besarnya pengaruh terhadap kesehatan adalah sebagai berikut dalam Soekidjo Notoatmodjo, 2003:8 : a. Lingkungan, yang mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya. b. Perilaku. c. Pelayanan kesehatan.