commit to user n Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
c. Observasi dan Interpretasi
Observasi tindakan I dilaksanakan pada Kamis 10 Maret 2011 pukul 11.30 – 12.50 WIB dan Jumat, 11 maret 2011 pukul 08.20 – 09.00
WIB dan 09.15 – 09.55 WIB di ruang kelas VIII B SMP N 3 Bayat. Pada pertemuan pertama pembelajaran dilakukan dengan membahas parafrase
puisi, siswa diajak untuk mengubah puisi menjadi bentuk prosa. Pembelajaran parafrase ini dimaksudkan agar siswa memahami tahapan atau
proses menulis puisi yang baik. Melalui proses parafrase, memberi wawasan baru untuk tidak hanya menguasai kemampuan menulis puisi bebas tetapi
kemampuan merubah puisi menjadi bentuk prosa pula. Pada pertemuan kedua pembelajaran dilanjutkan pada kegiatan diskusi dan siswa dilatih untuk
menulis puisi secara individu dengan memperhatikan objek setangkai bunga yang dibawa guru ke dalam kelas.
Pengamatan difokuskan pada berlangsungnya proses pelaksanaan pembelajaran, yakni meliputi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran
berlangsung. Selain itu, kegiatan observasi siklus II ini dimaksudkan untuk mengetahui teratasi atau tidaknya kelemahan-kelemahan yang ditemukan
pada siklus I. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif yang berada di belakang untuk mengamati kegiatan pembelajaran dan
sesekali berada di depan untuk mengambil gambar sebagai dokumentasi. Berdasarkan pengamatan peneliti, secara garis besar diperoleh
gambaran tentang jalannya kegiatan belajar mengajar sebagai berikut. 1 Sebelum mengajar, guru sudah membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran yang dijadikan sebagai pedoman dalam mengajar. Rencana pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang ada dalam Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan KTSP.
commit to user 2 Pelaksanaan tindakan siklus II berlangsung selama 2 kali pertemuan,
pertemuan pertama dan kedua diikuti oleh siswa kelas VIII B SMP N 3 Bayat yang berjumlah 40 siswa.
3 Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis puisi sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah dibuat.
4 Pada waktu guru melakukan kegiatan awal yakni presensi, apersepsi, dan evaluasi pembelajaran sikllus II siswa terlihat antusias untuk
mendengarkan guru. Saat apersepsi, guru memanfaatkan sebuah puisi untuk memancing pemahaman siswa mengenai kegiatan parafrase,
siswa menunjukkan perhatiaannya dengan menjelaskan pengertian parafrase serta memberi contoh parafrase.
5 Pada saat guru menyampaikan materi, siswa memperhatikan dengan cermat detil demi detil penjelasan yang diutarakan guru. Sesekali siswa
mengangkat tangan dan bertanya jika belum dapat memahami penjelasan guru. Saat penyampaian materi, guru tidak sepenuhnya
menjelaskan secara searah. Namun guru juga melibatkan siswa dengan menunjuk siswa yang terlihat tidak konsentrasi dalam pembelajaran.
Hal ini dilakukan agar secara keseluruhan siswa dalam satu kelas dapat memahami materi, yang dilanjutkan pada praktik parafrase secara
berkelompok. 6 Setelah siswa dapat memahami parafrase, selanjutnya guru
membagikan naskah puisi dan siswa diminta untuk bediskusi kelompok. Sama dengan siklus I pada siklus II ini, siswa diarahkan
untuk berdiskusi dengan menggunakan teknik kancing gemerincing. Namun pada siklus II ini bahan diskusi berbeda dengan bahan diskusi
siklus I. Ketika siklus I siswa mendiskusikan puisi rumpang untuk disusun menjadi puisi utuh, tetapi siklus II siswa mendiskusikan
naskah puisi yang diberikan guru untuk diubah menjadi bentuk prosa parafrase. Pada siklus kedua, hasil parafrase salah satu kelompok
dibacakan di depan kelas dan siswa lainnya mencermati. Ketika siswa lain merasa ada yang kurang tepat dengan hasil parafrase, maka ia
commit to user harus menyerahkan sendok es krim yang dimiliki untuk mengutarakan
pendapatnya dan berhak memperoleh bintang penghargaan untuk ditempel di papan penilaian sesuai dengan kolom kelompoknya.
Dalam siklus ini materi diskusi yang berbeda dimaksudkan untuk memberi kemampuan selain menulis puisi yaitu mengembangkan puisi
menjadi bentuk prosa. Pembelajaran secara kelompok dengan materi parafrase tersebut dilakukan pada pertemuan pertama, sedangkan pada
pertemuan kedua siswa dijelaskan dengan proses dan tahapan-tahapan menulis puisi dengan menghadirkan benda secara langsung ke dalam
kelas.
Gambar 12. Siswa melakukan kerja kelompok
7 Salah satu kelompok membacakan pekerjaannya, dan siswa yang lainnya maju ke depan kelas untuk menyampaikan pendapat mengenai
bahasa kias yang terdapat pada puisi dan bahasa lugas dari bentuk prosanya.
Gambar 13. Siswa maju menyampaikan pendapatnya
commit to user 8 Selain pembelajaran secara kelompok, kemampuan individu siswa
untuk menyusun puisi juga perlu diperhatikan. Pada pertemuan kedua dalam siklus II pembelajaran menulis puisi lebih difokuskan pada
kemampuan individu siswa. Guru menuliskan tugas individu menulis puisi bebas di papan tulis.
Gambar 14. Guru menuliskan tugas individu di papan tulis
9 Saat menulis puisi secara individu, guru menghadirkan objek langsung berupa bunga mawar ke dalam kelas. Bunga ini dimaksudkan untuk
mempermudah siswa mengembangkan imajinasi serta kreasinya dalam bentuk karya puisi.
Gambar 15. Guru membawa bunga ke dalam kelas sebagai media untuk menulis puisi
commit to user 10 Kemampuan menulis puisi siswa pada siklus II ini terlihat mengalami
peningkatan yang signifikan. Hal ini didasarkan pada puisi hasil karya siswa yang lebih baik dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Ini
terlihat dari pengungkapan ide yang semakin baik, pemilihan kata yang indah, serta penggunaan bahasa kias yang semakin bervariasi pula.
Karena materi menulis puisi siswa kelas VIII merupakan menulis puisi bebas, maka puisi yang ditulis siswa tidak terikat rima seperti puisi
lama. 11 Saat tahap evaluasi dan refleksi, jumlah siswa yang bersedia
memberikan penilaian atau menyumbangkan pendapatnya baik dalam pembelajaran kelompok maupun individu semakin bertambah. Adanya
reward berupa tepuk tangan dan penghargaan berupa bintang ternyata cukup efektif meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk merespon
stimulus yang diberikan guru. Selain itu, bentuk motivasi guru untuk menumbuhkan minat siswa dilakukan dengan cara memajang puisi
karya siswa yang terbaik di mading sekolah. Saat akhir pembelajaran bunga yang sebelumnya sebagai media pembelajaran diberikan pada
tiga siswa dengan karya terbaik. Bunga tersebut sebagai bentuk penghargaan siswa dengan karya terbaik hasil pekerjaan menulis puisi
pada siklus I.
Gambar 16. Guru memberikan bunga sebagai penghargaan siswa yang mempunyai karya terbaik dai hasil siklus I
commit to user 12 Setelah
pelajaran berakhir,
dilakukan wawancara
mengenai pelaksanaan tindakan siklus II. Wawancara dilakukan dengan empat
orang siswa di ruang kelas VIII B pada Jumat, 11 Maret 2011. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kelemahan siswa selama
siklus II sehingga dapat dilakukan tindakan pada siklus III.
Gambar 17. Peneliti melakukan wawancara setelah tindakan siklus II
13 Kelemahan yang ditemukan selama pelaksanaan tindakan siklus II dapat dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut.
a Kelemahan yang ditemukan dari siswa, yaitu. 1 Saat kegiatan berdiskusi berlangsung antusias siswa dalam
mengungkapkan pendapat terjadi peningkatan. Siswa tidak malu-malu untuk mengacungkan tangan dan menyampaikan
pendapatnya meskipun kurang lancar dalam berbicara. 2 Pada kegiatan menulis puisi secara individu, terlihat beberapa
siswa yang belum bisa fokus dengan pekerjaannya sendiri. Beberapa siswa masih terlihat tengak tengok melihat pekerjaan
temannya. b Kelemahan yang ditemukan dari guru, yaitu.
1 Guru belum maksimal dalam membimbing diskusi kelompok. Guru hanya terfokus pada beberapa kelompok yang anggota
commit to user kelompoknya dianggap masih merasa kesulitan dalam
menuangkan idenya. 2 Guru kurang berhasil mengarahkan siswa untuk lebih kreatif
dan imajinatif dalam kegiatan menulis puisi, sehingga masih terlihat siswa yang tengak tengok ketika melakukan kegiatan
menulis puisi. c Kelemahan yang ditemukan dari teknik pembelajaran hampir tidak
terlihat lagi. Siswa dan guru mulai mengerti alur atau proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik kancing
gemerincing. 14 Keberhasilan proses pembelajaran menulis puisi dengan teknik
kancing gemerincing pada siklus II dapat dilihat darai beberapa indikator berikut.
a Keaktifan siswa selama apersepsi. Keaktifan siswa selama apersepsi pada siklus II menunjukkan
peningkatan dari siklus I. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang menunjukkan keaktifannya saat
kegiatan apersepsi. Saat siklus I siswa yang aktif selama apersepsi sebanyak 22 siswa 55 dan terjadi peningkatan pada siklus II
menjadi 28 siswa 70. b Keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan
materi. Keaktifan
siswa pada
saat guru
menyampaikan materi
menunjukkan peningkatan dari siklus I sebanyak 21 siswa 52,5 menjadi 27 siswa 67,5 pada siklus II. Pada siklus ini, siswa
tampak sungguh-sungguh mengikuti penjelasan yang diberikan oleh guru baik pembelajaran yang bersifat kelompok maupun
individu. c Minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan peneliti pada siklus II, minat dan motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran dibanding pada siklus
commit to user I siswa lebih menunjukkan partisipasi dan antusiasmenya. Pada
siklus I siswa yang berminat dan memiliki motivasi dalam pembelajaran sebanyak 20 siswa 50 dan mengalamai
peningkatan pada siklus II menjadi 28 siswa 70 . d Siswa mampu mengapresiasi puisi dengan baik ketuntasan hasil
belajar dalam menulis puisi mendapat nilai ≥ 65.
Pada siklus pertama, siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 25 siswa 62,5 dengan rata-rata nilai kelas
69,8. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan 5 siswa, sehingga siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar di siklus II
sebanyak 30 siswa 75 dengan rata-rata nilai kelas 77,8. Peningkatan hasil pembelajaran pada siklus I dan siklus II terlihat
perbandingan antar siklusnya. Perbandingan keberhasilan siklus I dan siklus II terangkum pada tabel sebagai berikut.
Tabel 7. Perbandingan Hasil Pembelajaran Siswa Sebelum dan Sesudah diberikan Tindakan Siklus I dan Siklus II
Keterangan Pratindakan
Tindakan Siklus I
Tindakan Siklus II
Nilai Terendah 37
50 56
Nilai Tertinggi 75
81 94
Rata-rata nilai 61,3
69,8 77,8
Persentase Pencapaian
47 62,5
75
commit to user
Gambar. 20 Grafik Perbandingan Hasil Pembelajaran Siswa Sebelum dan Sesudah diberikan Tindakan Siklus I dan Siklus II
d. Analisis dan Refleksi