commit to user
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menulis merupakan satu keterampilan berbahasa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan penguasaan keterampilan menulis,
diharapkan siswa dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan yang dimilikinya setelah menjalani proses pembelajaran dalam berbagai jenis tulisan,
baik fiksi maupun nonfiksi Nurgiyantoro, 2002: 309. Asumsinya, pengungkapan tersebut merupakan manifestasi peresapan, pemahaman, dan tanggapan siswa
terhadap berbagai hal yang diperolehnya dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, segala informasi, ilmu pengetahuan, dan berbagai kecakapan yang
diperoleh siswa dalam pembelajaran tidak akan hanya menjadi hafalan yang mudah dilupakan sesaat setelah siswa menjalani tes
.
Menulis puisi sebagai salah satu bentuk keterampilan berbahasa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut menulis puisi menjadi wadah seseorang dalam menuangkan gagasan ataupun
perasaan. Melalui puisi, seseorang dapat menyampaikan pikirannya menjadi sebuah karya sastra. Ketertarikan menggali puisi lebih dalam lagi perlu diterapkan sedini
mungkin. Namun selama ini asumsi masyarakat terhadap pembelajaran puisi masih kurang, sedikit sekali siswa yang tertarik untuk memelajarinya.
Dalam pembelajaran menulis puisi, siswa masih mengalami banyak kesulitan, permasalahan itu pula yang timbul pada siswa kelas VIII B SMP N 3 Bayat. Hal ini
tampak dari hasil karangan puisi siswa yang masih banyak terdapat kesalahan. Siswa masih mengalami kesulitan dalam hal pemilihan kata dan penerapan bahasa kias. Dari
pengamatan yang peneliti lakukan, 66 siswa kurang suka menulis puisi dan 34 siswa suka menulis puisi. Hal tersebut berarti bahwa dari 40 jumlah keseluruhan
siswa, hanya 13 siswa yang mampu menulis puisi dengan baik sedangkan 27 siswa kurang dalam penulisan puisi. Siswa yang kurang suka dengan pembelajaran menulis
puisi tersebut otomatis berpengaruh pada kemampuan serta kualitas puisi yang dihasilkan siswa.
commit to user
Untuk mengetahui minat siswa dalam pembelajaran menulis puisi, peneliti melakukan penyebaran angket kepada siswa kelas VIII B sebagai subjek penelitian.
Berdasarkan hasil angket kepada siswa diperoleh kenyataan bahwa materi menulis puisi menjadi materi pembelajaran sastra yang dirasa paling sulit dibandingkan
dengan pembelajaran sastra yang lainnya. Pada kenyataannya semua siswa di kelas VIII B sudah pernah menulis puisi, sebagian besar siswa kesulitan dalam memahami
bahasa puisi yang diajarkan. Kesulitan yang paling sering muncul adalah memilih kata-kata yang sesuai. Hal-hal tersebut memberikan indikasi bahwa kemampuan
menulis puisi siswa rendah. Rendahnya kemampuan menulis puisi siswa menjadi petunjuk adanya
kelemahan sekaligus kesulitan belajar. Berdasarkan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas VIII B diperoleh fakta bahwa selama ini siswa hanya
menulis puisi tanpa mengetahui kualitas puisinya. Siswa hanya memenuhi tugas guru untuk menulis puisi tanpa menerapkan langkah-langkah menulis puisi secara runtut.
Dari hasil wawancara dengan siswa diketahui bahwa selama ini guru mengajar secara ceramah, siswa diterangkan lalu disuruh untuk membuat puisi. Cara pengajaran yang
seperti itu kurang disukai oleh siswa. Hal tersebut menimbulkan suasana pembelajaran yang membosankan.
Guru menjelaskan bahwa siswa juga mengalami kesulitan dalam menyusun puisi yang koheren. Proses pembelajaran menulis puisi yang selama ini dilakukan
guru adalah sebagai berikut: 1 memberi sebuah tema yang ditulis di papan tulis, 2 meminta siswa membuat judul sesuai dengan tema, 3 meminta siswa menulis puisi
dengan batas waktu yang telah ditentukan, 4 guru memberi nilai, dan 5 mengembalikan puisi karya siswa. Pembelajaran tersebut lebih diorientasikan pada
produk yaitu tulisan puisi siswa dan belum mengarah pada proses cara menulis puisi. Berdasarkan kurikulum SMP kelas VIII standar kompetensi menulis puisi
adalah mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas, sedangkan kompetensi dasarnya adalah menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang
sesuai. Sesuai kurikulum tersebut, pembelajaran menulis untuk kelas VIII adalah menulis puisi bebas. Maka kemampuan menulis puisi dalam penelitian ini adalah
kemampuan menulis puisi bebas.
commit to user
Untuk mengoptimalkan proses dan hasil pembelajaran, diperlukan model serta media pembelajaran yang menunjang. Melihat permasalahan tersebut, peneliti
mencoba memperkenalkan model pembelajaran yang menunjang untuk pembelajaran puisi khususnya menulis puisi. Model pembelajaran yang peneliti perkenalkan adalah
tipe model pembelajaran kooperatif yaitu teknik kancing gemerincing. Teknik pembelajaran jenis ini merupakan teknik pembelajaran yang bisa diterapkan dalam
pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Maksud dari model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing adalah pelaksanaan
pembelajaran secara berkelompok dengan memanfaatkan media kancing dan benda sejenisnya sebagai tanda giliran aktivitas kegiatan kelompok pada setiap anggota
selama melakukan diskusi. Model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing dikembangkan
sebagai pendekatan interaktif antara siswa, pengajar, dan bahan pelajaran. Model pembelajaran tipe ini memberi kesempatan siswa untuk dapat aktif dalam kelas secara
merata. Dalam kegiatan ini siswa dirangsang secara berkelompok untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi menulis puisi. Keterampilan
menulis puisi merupakan suatu keterampilan yang membutuhkan adanya imajinasi tinggi. Langkah awal yang diterapkan dalam pembelajaran secara berkelompok
adalah menjalin keaktifan serta antusias siswa untuk membuat puisi yang runtut dan sistematis. Kancing gemerincing memberi kesempatan semua siswa secara merata
untuk aktif dan paham tentang proses menulis puisi, sehingga dapat menghasilkan puisi yang baik pula. Melalui media kancing, peneliti bermaksud memeratakan
kesempatan setiap siswa untuk dapat menulis puisi yang koheren dengan pemilihan kata yang baik pula. Pengenalan model pembelajaran tersebut diharapkan dapat
memberikan pengaruh baik pada kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII pada khususnya atau bagi siswa SMP pada umumnya.
Berdasarkan permasalahan yang ada serta alternatif tindakan yang peneliti berikan tersebut, peneliti melakukan penelitian berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Menulis Puisi pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Bayat Klaten
Tahun Ajaran 20102011”.
commit to user
B. Rumusan Masalah