Tes Pemahaman Konsep Persamaan Linear Satu Variabel

Dengan kriteria pengujian yaitu jika t hitung t tabel , maka Ho diterima H 1 ditolak, sedangkan jika t hitung t tabel , maka Ho ditolak H 1 diterima. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t untuk sampel yang homogen, maka diperoleh t hitung = 2,61 lampiran 34, hal 216. Menggunakan tabel distribusi t pada taraf signifikan 5, atau  = 0,05 diperoleh harga t tabel = 1,67. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji hipotesis disajikan pada tabel 4.7 berikut: Tabel 4.8 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji-t T HITUNG T TABEL =0,05 KESIMPULAN 2,61 1,67 Tolak H Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa t hitung lebih besar dari t tabel 2,61  1,67 maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H 1 diterima dengan taraf signifikansi 5, artinya rata-rata hasil tes pemahaman konsep persamaan linear satu variabel yang diajarkan dengan menggunakan model Creative Problem Solving lebih tinggi daripada rata-rata hasil tes pemahaman konsep persamaan linear satu variabel yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

b. Aktivitas Belajar Matematik Siswa dengan Model CPS

Data aktivitas belajar matematik siswa yang akan dianalisis merupakan data rata-rata dari 7 aspek yang diamati, yaitu memperhatikan penjelasan temanguru, bersemangat dan antusias dalam belajar, rasa ingin memahami materi tinggi, tekun dalam menghadapi tugas, banyak bertanyamenjawab pertanyaan guruteman, senang mencari dan memecahkan soal, serta dapat mempertahankan pendapatnya. Pengamatan terhadap aktivitas belajar matematik siswa dilakukan setiap pertemuan sebanyak 8 kali pertemuan. Dalam setiap pertemuan setiap aktivitas belajar matematik siswa selalu mengalami peningkatan. Peningkatan aktivitas belajar matematik siswa dapat dilihat pada lampiran 35 h. 217. Dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh siswa yang memperhatikan penjelasan temanguru memperoleh persentase rata-rata sebesar 73,4, siswa yang bersemangat dan antusias dalam belajar memperoleh presentase rata-rata sebesar 57,5, siswa yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi memperoleh presentase rata-rata sebesar 65, siswa yang tekun dalam menghadapi tugas memperoleh persentase rata-rata sebesar 68,1, siswa yang banyak bertanyamenjawab pertanyaan guruteman memperoleh persentase rata-rata sebesar 43,4, siswa yang senang mencari dan memecahkan soal memperoleh persentase rata-rata sebesar 54,7, serta siswa yang dapat mempertahankan pendapatnya memperoleh persentase rata-rata sebesar 33,8. Secara keseluruhan aktivitas belajar matematik siswa memperoleh rata-rata sebesar 56,6.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Peneliti akan membahas pemahaman konsep persamaan linear satu variabel, pembelajaran kelas eksperimen yang menggunakan model creative problem solving dan kelas kontrol yang menggunakan model konvensional, analisis pemahaman konsep persamaan linear satu variabel tiap indikator, serta aktifitas belajar matematik siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model creative problem solving.

1. Analisis Pemahaman Konsep Persamaan Linear Satu Variabel

Berdasarkan hasil tes pemahaman konsep persamaan linear satu variabel kelas eksperimen dan kelas kontrol, terlihat adanya perbedaan nilai rata-rata, median, modus, varians, simpangan baku, tingkat kemiringan dan ketajaman. Deskripsi data perbedaan pemahaman konsep persamaan linear satu variabel disajikan pada tabel 4.9 berikut ini: Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Tes Pemahaman Konsep PLSV Kelas Eksperimen dan Kontrol Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Banyak sampel 40 40 Nilai terendah 25 21 Nilai tertinggi 88 71 Mean 57,23 49,90 Median 58,29 50,10 Modus 60,50 49,30 Varians 161,26 153,89 Simpangan Baku 12,70 12,41 Kemiringan -0,257 0,048 KetajamanKurtosis 0,267 0,273 Tabel 4.9 menunjukkan perbandingan pemahaman konsep persamaan linear satu variabel antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, yaitu perolehan nilai rata-rata pemahaman konsep persamaan linear satu variabel kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata pemahaman konsep persamaan linear satu variabel kelas kontrol yaitu memiliki selisih 7,33 artinya rata-rata nilai kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Perbandingan median, modus, varians dan simpangan baku pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Tingkat kemiringan di kelompok eksperimen -0,257. Karena bernilai negatif, maka kecenderungan data mengumpul di atas nilai rata-rata, sedangkan pada kelompok kontrol memperoleh tingkat kemiringan 0,048. Karena bernilai positif, maka kecenderungan data mengumpul di bawah nilai rata-rata. Secara visual perbedaan penyebaran data di kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen yang menggunakan model Creative Problem Solving dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional dapat dilihat pada gambar berikut ini: 2 4 6 8 10 12 14 16 20 40 60 80 100 Fr e k ue nsi Nilai Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Gambar 4.8 Kurva Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep PLSV pada Kelas Eksperimen dan kontrol Dilihat dari gambar 4.6, bahwa model kurva dari kelas ekperimen maupun kontrol memiliki model kurva yang sama, yaitu runcing leptokurtis karena bedasarkan perhitungan kurtosis dari kedua kelas lebih besar dari 0,263. Apabila dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimal KKM di sekolah tempat penelitian yaitu sebesar 65 untuk mata pelajaran matematika, pada kelas eksperimen siswa yang memperoleh nilai diatas KKM yaitu sebanyak 11 siswa atau sebesar 27,5, sedangkan pada kelas kontrol siswa yg memperoleh nilai diatas KKM sebanyak 6 siswa atau sebesar 15. Maka apabila dilihat dari nilai KKM, siswa pada kelas eksperimen memperoleh nilai diatas KKM lebih banyak dibandingkan dengan siswa kelas kontrol. Perbedaan pemahaman konsep persamaan linear satu variabel dalam penelitian ini juga tercermin dari hasil jawaban posttest yang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut ini adalah analisis hasil jawaban tes pemahaman konsep persamaan linear satu variabel berdasarkan indikator- indikatornya.

a. Pemahaman Konsep Persamaan Linear Satu Varibel dimensi

Instrumental Indikor persamaan linear satu variabel dalam dimensi instrumental yang diukur yaitu mengubah masalah ke dalam model matematika berbentuk persamaan linear satu variabel. Pemahaman instrumental merupakan pemahaman