Hasil Tes Pemahaman Konsep Persamaan Linear Satu Variabel

dengan indikator menyelesaikan permasalahan matematika yang berkaitan dengan persamaan linear satu variabel siswa memperoleh rata-rata dan persentase tidak jauh berbeda dengan indikator yang pertama yaitu rata-rata sebesar 6,80 dan presentase sebesar 42,50. Dimensi instrumental memperoleh standar deviasi sebesar 1,48 dan diemnsi relasional sebesar 2,13. Apabila dilihat dari standar deviasi, pemahaman instrumental memperoleh standar deviasi lebih rendah dari pemahaman relasioanl, artinya pemahaman instrumental pada kelompok kontrol lebih seragam atau sama. Pemahaman seragam atau sama bisa berarti seragam dalam hal seragam memiliki kemampuan atau seragam dalam hal belum memiliki kemampuan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata dan presentase, apabila rata- rata dan presentase lebih tinggi maka siswa seragam memiliki pemahaman konsep sedangkan apabila rata-rata dan presentase lebih rendah maka siswa seragam belum memiliki pemahaman konsep. Berikut ini akan disajikan diagram batang perbedaan pemahaman konsep persamaan linear satu variabel pada kelas kontrol. Gambar 4.5 Perbandingan Presentase Pemahaman Instrumental dan Relasional Kelas Kontrol 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Pemahaman Instrumental Pemahaman Relasional P re se nt a se Perbedaan Presentase Dimensi Pemahaman Konsep Kelas Kontrol Dari gambar 4.7, terlihat pemahaman instrumental lebih tinggi dibandingkan pemahaman relasional pada materi persamaan linear satu variabel. Hal ini menunjukkan bahwa siswa pada kelas kontrol pemahaman konsep persamaan linear satu variabel siswa lebih banyak menguasai penyelesaian soal yang sederhana, yang hanya menggunakan satu rumus saja. Hal ini dikarenakan dimensi pemahaman instrumental merupakan prasyarat yang harus dimiliki siswa untuk memiliki pemahaman relasional. Pemahaman relasional merupakan pemahaman lanjutan dari pemahaman instrumental. Gambar 4.6 Perbandingan Standar Deviasi Pemahaman Instrumental dan Relasional Kelas Kontrol Pada Gambar 4.8 terlihat bahwa standar deviasi pada dimensi pemahaman instrumental lebih rendah dari pemahaman relasioanl. Maka pada kelas kontrol pemahaman konsep persamaan linear satu variabel dimensi pemahaman instrumental lebih seragam dibandingkan dimensi pemahaman relasional. 0.5 1 1.5 2 2.5 3 Pemahaman Instrumental Pemahaman Relasional S tan d ar Devias i Perbedaan Standar Deviasi Dimensi Pemahaman Konsep Kelas Kontrol

c. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Matematik Siswa

Pengamatan dilakukan untuk mengetahui aktivitas belajar matematik selama pembelajaran dengan menggunakan model creative problem solving pada kelas eksperimen. Pengamatan dilakukan oleh peneliti pada tiap pertemuan. Aspek yang diamati meliputi: memperhatikan penjelasan temanguru, bersemangat dan atusias dalam belajar, rasa ingin memahami materi tinggi, tekun dalam menghadapi tugas, banyak bertanyamenjawab pertanyaan guruteman, senang mencari dan memecahkan soal dan dapat mempertahankan pendapatnya. Berikut ini hasil rekapitulasi aktivitas belajar matematik siswa: Tabel 4.5 Presentase Aktivitas Belajar Matematik Siswa No Aspek yang diamati Rata-rata 1 Memperhatikan penjelasan temanguru 73,4 2 Bersemangat dan antusias dalam belajar 57,5 3 Rasa ingin memahami materi tinggi 65 4 Tekun dalam menghadapi tugas 68,1 5 Banyak bertanyamenjawab pertanyaan guruteman 43,4 6 Senang mencari dan memecahkan soal 54,7 7 Dapat mempertahankan pendapatnya 33,8 Berdasarkan tabel 4.5, terlihat bahwa presentase aktivitas belajar tertinggi terlihat pada aktivitas memperhatikan penjelasan temanguru yaitu sebesar 73,4. Hampir sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan temanguru. Presentase aktivitas belajar matematik siswa terendah terlihat pada aspek mempertahankan pendapat. Hanya beberapa orang saja yang berani mempertahankan pendapatnya yaitu sebesar 33,8. Untuk aspek bersemangat dan antusias dalam belajar memperoleh rata-rata sebesar 57,5 hal ini menunjukkan pada kelas eksperimen lebih dari sebagian jumlah siswa bersemangat dan antusias dalam belajar. Aspek rasa ingin memahami materi yang tinggi memperoleh rata-rata persentase sebesar 65, hal ini menunjukkan lebih dari sebagian siswa pada kelas eksperimen memiliki rasa ingin memahami materi yang tinggi. Aspek tekun dalam menghadapi tugas memperoleh presentase sebesar 68,1, hal ini menunjukkan bahwa lebih dari sebagian siswa kelas eksperimen tekun dalam menghadapi tugas. Aspek banyak bertanyamenjawab pertanyanyaan guruteman memperoleh presentase sebesar 43,4, hal ini menunjukkan kurang dari setengah jumlah siswa pada kelas eksperimen yang berani bertanyamenjawab pertanyaan guruteman. Aspek senang mencari dan memecahkan soal memperoleh presentase sebesar 54,7, hal ini menunjukkan lebih dari setengah jumlah siswa kelas eksperimen senang mencari dan memecahkan soal. Untuk lebih memahami presentase aktivitas belajar matematik siswa, berikut ini disajikan dalam bentuk diagram batang: Gambar 4.7 Diagram Batang Aktivitas Belajar Matematik Siswa Kelas Eksperimen Dari gambar 4.5, terlihat bahwa aktivitas belajar matematik siswa tertinggi terletak pada aspek memperhatikan penjelasan temanguru, sedangkan sktivitas 10 20 30 40 50 60 70 80 aspek yang diamati ra ta -ra ta Rata-rata Aktivitas Belajar Matematik Siswa Kelas Eksperimen memperhatikan penjelasan temanguru bersemangat dan antusias dalam belajar rasa ingin memahami materi tinggi tekun dalam menghadapi tugas banyak bertanyamenjawab pertanyaan guruteman senang mencari dan memecahkan soal dapat mempertahankan pendapatnya belajar matematik siswa terendah terletak pada aspek dapat mempertahankan pendapatnya.

2. Analilis Data

Data yang akan dianalisis pada penelitian ini ada 2 jenis, yaitu data tes pemahaman konsep persamaan linear satu variabel dan data aktivitas belajar matematik siswa yang pembelajarannya menggunakan model Creative Problem Solving.

a. Tes Pemahaman Konsep Persamaan Linear Satu Variabel

Analisis data tes pemahaman konsep persamaan linear satu variabel dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian, yaitu pemahaman konsep persamaan linear satu variabel PLSV yang pembelajarannya menerapkan model creative problem solving lebih tinggi daripada siswa yang pembelajarannya menerapkan pembelajaran konvensional. Akan tetapi, sebelum dilakukan pengujian hipotesis penelitian, terlebih dahulu akan dilakukan uji prasyarat analisis data dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas data. 1. Uji Normalitas Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji Chi Kuadrat. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika memenuhi kriteria diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Pasangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H : data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Hasil perhitungan uji normalitas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelompok N 2  hitung 2  tabel Kesimpulan Eksperimen 40 0,70 7,81 Berdistribusi Normal Kontrol 40 1,10 9,49 Berdistribusi Normal Dari hasil pengujian untuk kelompok eksperimen diperoleh nilai 2 hitung = 0,70 dan dari tabel nilai kritis uji chi kuadrat diperoleh nilai 2  tabel untuk n=3 pada taraf signifikan 05 ,   adalah 7,81. Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 19. Karena 2  hitung kurang dari 2  tabel 0,70 7,81 maka H diterima, artinya data yang terdapat pada kelompok eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji normalitas pemahaman konsep persamaan linear satu variabel kelompok kontrol, diperoleh nilai 2 hitung = 1,10 dan dari tabel nilai kritis uji chi kuadrat diperoleh nilai 2  tabel untuk n = 4 pada taraf signifikan 05 ,   adalah 9,49. Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 20. Karena 2  hitung kurang dari 2  tabel 1,10 9,49 maka H diterima, artinya data yang terdapat pada kelompok kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Karena 2  hitung pada kedua kelompok kurang dari 2  tabel maka dapat disimpulkan bahwa data populasi kedua kelompok berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Setelah kedua kelompok sampel pada penelitian ini dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka selanjutnya uji homogenitas varians kedua populasi tersebut dengan menggunakan uji Fisher. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua varians populasi homogen. Hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung = 1,05 dan F tabel = 1,69 pada taraf signifikansi