Proses Pembelajaran Model Creative Problem Solving

dalam diskusi, akhirnya mereka mulai ikut semangat bekerja sama dengan kelompoknya dalam mengerjakan LKS yang diberikan peneliti. Aktivitas belajar matematik siswa yang pembelajarannya menggunakan model creative problem solving yang mengalami perubahan secara signifikan yaitu aspek tekun dalam menghadapi tugas. Aspek ini mengalami peningkatan paling besar yaitu sebesar 68. Sebelum proses belajar mengajar menggunakan model creative problem solving, siswa masih banyak yang tidak serius dalam mengerjakan tugas yang diberikan, namun setelah model creative problem solving ini diterapkan ketekunan siswa mengalami peningkatan yang signifikan.

C. Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini agar diperoleh hasil yang optimal. Namun demikian, masih ada beberapa faktor yang sulit dikendalikan sehingga membuat penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan diantaranya.: 1. Penelitian ini hanya dilaksanakan pada pokok bahasan Persamaan Linear Satu Variabel, sehingga belum bisa digeneralisasikan pada pokok basahan materi lain. 2. Siswa belum terbiasa dengan proses pembelajaran yang diajarkan dengan menggunakan model Creative Problem Solving, sehingga peneliti harus lebih membimbing setiap kelompok agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. 3. Kelas yang digunakan dalam penelitian memiliki jumlah siswa yang relatif banyak, sehingga peneliti agak kesulitan dalam membimbing siswa dengan jumlah kelompok yang banyak, terkadang masih terdapat kelompok yang bingung dalam mengerjakan soal yang terdapat dalam LKS. Pemberian petunjuk pada LKS belum dipahami oleh siswa, sehingga peneliti perlu memberikan penjelasan kembali tentang petunjuk penggunaan model creative problem solving. 4. Pada penelitian ini, kelas eksperimen maupun kelas kontrol sebagian besar masih memperoleh nilai dibawah KKM. 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai pembelajaran matematika dengan model Creative Problem Solving CPS terhadap pemahaman konsep persamaan linear satu variabel kelas VIII di SMP Nusantara Plus, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemahaman konsep persamaan linear satu variabel yang diajar dengan model Creative Problem Solving memiliki nilai rata-rata 57,23. Tingkat indikator pemahaman konsep persamaan linear satu variabel dari yang paling baik adalah dimensi instrumental dengan indikator dengan nilai rata-rata 6,98, presentase sebesar 58,13 serta standar deviasi sebesar 2,17, dan pemahaman relasional dengan nilai rata-rata 6,83, presentase sebesar 56,88, serta standar deviasi sebesar 1,66. Secara kualitatif, pemahaman konsep persamaan linear satu variabel yang dalam pembelajarannya diterapkan model Creative Problem Solving memiliki pemahaman instrumental yang lebih tinggi dibandingkan pemahaman relasional. Hal ini terjadi karena siswa lebih mampu menyelesaikan soal dengan satu konsep utuh dan perhitungan yang sedehana. Namun apabila dilihat dari standar deviasi, pemahaman relasional pada kelas eksperimen lebih seragam dibanding pemahaman instrumental. 2. Kemampuan pemahaman konsep persamaan linear satu variabel yang diajar dengan menggunakan model Creative Problem Solving lebih tinggi dibandingkan dengan yang diajar menggunakan model konvensional. Dengan demikian, penerapan model Creative Problem Solving memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan pemahaman konsep persamaan linear satu variabel. 3. Model Creative Problem Solving memberikn efek positif terhadap aktivitas belajar matematik siswa. Aktivitas belajar matematik siswa yang pembelajarannya menggunakan model creative problem solving yang mengalami perubahan secara signifikan yaitu aspek tekun dalam menghadapi tugas.

B. SARAN

Terdapat beberapa saran peneliti terkait hasil penelitian pada skripsi ini, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pembelajaran matematika dengan metode Creative Problem Solving mampu meningkatkan pemahaman konsep persamaan linear satu variabel, sehingga pembelajaran tersebut dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran matematika yang dapat diterapkan. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji seberapa besar pengaruh masing-masing model Creative Problem Solving terhadap kemampuan berpikir matematik lain. 3. Penelitian ini dilakukan pada pokok bahasan Persamaan Linear Satu Variabel, untuk penelitian selanjutnya disarankan dilakukan juga pada pokok bahasan lain. 4. Observasi aktivitas belajar matematik siswa sebaiknya tidak dilakukan oleh peneliti agar hasil yang diperoleh lebih akurat.