governance manajemen yaitu dengan membuat peraturan tentang keharusan bagi perusahaan untuk mengungkapkan informasi-informasi tertentu secara wajib dan suka
rela, upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan
32
. Karena secara konseptual mekanisme Corporate Governance yaitu upaya
membangun kesetaraan, transparansi, akuntabilitas, dan responsibilitas dalam mengelola sebuah perusahaan yang menerapkan prinisp good corporate governance
secara konsisten akan meningkatkan kualitas laporan keuangan dan menurunkan tingkat manajemen labanya
33
. Kunci utama keberhasilan GCG adalah membangun sistem pengawasan dan
pengendalian yang baik. Terwujudnya keseimbangan pengawasan dan pengendalian pengelolaan perusahaan akan menjadi penghambat bagi manajer untuk membuat
kebijakan sesuai kepentingan pribadi serta mendorong terciptanya transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan keadilan
34
. Pada penelitian ini Corporate Governance menggunakan proksi persentase jumlah komisaris independen
terhadap jumlah seluruh dewan komisaris. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat keterkaitan antara Corporate Governance terhadap
manajemen laba.
32
Sri Sulistyanto, Manajemen Laba Teori Model Empiris, h. 46.
33
Rahmita Wulandari, Analisis Pengaruh Good Corporate Governance dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Studi Pada Perusahaan Non-Keuangan yang Terdaftar di BEI tahun 2008-
2011, Skripsi S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, 2013, h.6.
34
Robert Jao Gagaring Pagalung, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan Leverage terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Indonesia, Jurnal Akuntansi Auditing,
Volume 8, No. 1, November 2011 : h. 43.
3. Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba
Perusahaan yang berukuran besar lebih diminati oleh para analis dan broker dimana laporan keuangan yang dipublikasi lebih bersifat transparan sehingga
memperkecil timbulnya asimetri informasi yang dapat mendukung timbulnya manajemen laba
35
. Terdapat kecenderungan melaporkan laba positif diduga kuat sering dilakukan oleh perusahaan-perusahaan berukuran sedang dan besar. Alasan
yang mendasari dugaan tersebut adalah karena Kim et. al. : 2003 dalam Handayani dan Rachadi 2009 yaitu :
a. Mempertahankan kredibilitas mereka dalam komunitas bisnis dan tanggung jawab sosial, termasuk kredibilitas dalam penyajian informasi
keuangan. b. Kemampuan untuk menggunakan kecanggihan teknologi melalui sistem
informasi yang memadai. c. Dijadikan acuan oleh analisis keuangan dalam melakukan analisa pasar.
d. Lebih banyak menghadapi tekanan agar kinerja mereka sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pasar dan para analis.
e. Memiliki posisi tawar kepada eksternal auditor yang memeriksanya. Namun berkebalikan dari pernyataan diatas bahwa menurut penelitian
handayani dan rachadi 2009 menunjukan bahwa perusahaan sedang dan besar tidak terbukti lebih agresif dalam melakukan manajemen laba melalui mekanisme
35
Neni Nuraini, “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba”, h. 36.
pelaporan laba positif baik untuk menhindari kehilangan laba kerugian atau penurunan laba
36
. Berdasarkan pembahasan tersebut, maka diasumsikan terdapat keterkaitan yang antara ukuran perusahaan dengan manajemen laba dan diduga
ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap manajemen laba.
4. Leverage terhadap Manajemen Laba
Leverage adalah rasio yang menunjukkan perbandingan dana yang dipinjam dari kreditur dibandingkan dengan dana yang disediakan oleh pemiliknya, Leverage
merupakan jumlah asset yang tidak dibiayai oleh ekuitas pemegang saham atau dengan kata lain leverage merupakan rasio antara total hutang dengan total aset.
Semakin besar rasio leverage, berarti semakin tinggi nilai hutang perusahaan. Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Watts dan Zimmerman dalam hipotesis debt
covenant bahwa motivasi debt covenant disebabkan oleh munculnya perjanjian kontrak antara manajer dengan perusahaan yang berbasis kompensasi manajerial.
Dengan demikian, perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang tinggi, berarti proporsi hutangnya lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi aktivanya akan
cenderung melakukan manipulasi dalam bentuk manajemen laba. Kreditur sebagai pihak eksternal tidak dapat secara langsung mengobservasi
kegiatan perusahaan sehingga tidak dapat memastikan bahwa laporan keuangan terhindar dari praktik-praktik yang akan merugikan kreditur. Kerugian ini dapat
terjadi karena laporan tersebut tidak mencerminkan keadaan yang terjadi pada perusahaan. Tindakan manjemen khususnya manajer dalam melakukan manajemen
36
Ibid., h. 58.