e. Motivasi Pergantian Direksi
Praktik manajemen laba biasanya terjadi pada sekitar periode pergantian direksi atau CEO. Menjelang berakhirnya masa jabatan, direksi cenderung
bertindak kreatif dengan memaksimalkan laba agar performa kerjanya tetap terlihat baik pada tahun terakhir ia menjabat. Perilaku ini ditunjukan dengan
terjadinya peningkatan laba yang cukup signifikan pada periode menjelang berakhirnya masa jabatan, motivasi utama yang mendorong perilaku kreatif
tersebut adalah untuk memperoleh bonus yang maksimal.
f. Motivasi Bisnis
Motivasi ini biasanya terjadi pada perusahaan besar yang bidang usahanya banyak menyentuh masyarkat luas, seperti perusahaan-perusahaan
industry strategis dan perminyakan, gas, listrik, dan air. Demi menjaga tetap mendapatkan subsidi, perusahaan-perusahaan tersebut cenderung menjaga
posisi keuangannyadalam keadaan tertentu sehingga prestasi atau kinerjanya tidak terlalau baik.
Jadi pada aspek politis ini, manajer cenderung melakukan kreativitas akuntansi untuk menyajikan laba yang lebih rendah dari nilai yang
sebernanya, terutama selama periode kemakmuran tinggi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi visibilitas perusahaan sehingga tidak menarik perhatian
pemerintah, media, atau konsumen yang dapat menyebabkan meningkatnya biaya politis perusahaan. Rendahnya biaya politis akan menguntungkan
manajemen.
4. Deteksi Manajemen Laba
Pada prinsipnya, walaupun angka yang disajikan dalam laporan keuangan adalah fakta, nilainya bisa saja merupakan
“imajinasi” dari penyusunnya, mengingat kebijakan akuntansi yang berbeda bisa menghasilkan nilai laba yang berbeda.
Pengguna laporan keuangan memerlukan cara untuk mendeteksi manipulasi laba agar tidak menjadi korban dari trik akuntansi yang agresif atau skandal akuntansi yang
mungkin akan terjadi, khususnya bagi emiten saham syariah dimana praktik manajemen laba yang masih menjadi persoalan mengenai tidak sesuainya praktik
manajemen laba menurut etika bisnis islam. Dalam mendeteksi atau menganalisa praktik manajemen laba yang dilakukan oleh
perusahaan, pengguna laporan keuangan dapat mendeteksinya dengan cara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif, pendeteksian dilakukan menggunakan anailisis
akuntansi, sedangkan secara kuantitatif dilakukan menggunakan beberapa indicator manajemen laba yang diambil dari beberapa riset empiris.
a. Deteksi Manajemen Laba Secara Kualitatif
Mohanram 2003 menyatakan bahwa untuk mendeteksi praktik manajemen laba, analisis akuntansi yang dilakukan dengan beberapa tahapan
sebagai berikut
20
: 1 Mengidentifikasi kebijakan akuntansi utama yang digunakan oleh
sebuah perusahaaan atau industri. Contohnya, apa kebijakan akuntansi
20
Ibid., h. 67.