2 Uji Autokorelasi Istilah autokorelasi menurut Maurice G. Kendall William R. Buckland, A
Dictionary and Statistical Terms : “Correlation between members of series of
observations ordered in time as in time series data, or space as in crossectional data
”
8
. Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 sebelumnya
9
. Autokorelasi muncul karena observasi yang beruntun sepanjang waktu
berkaitan satu sama lain. Masalah timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya
10
. Dengan kata lain model regresi yang baik adalah yang tidak terdapat korelasi antara observasi dengan data observasi
sebelumnya. Autokorelasi ini umumnya terjadi pada data time series. Konsekuensi dari adanya autokorelasi pada model ialah bahwa penaksir tidak efisien dan uji t serta
uji F yang biasa tidak valid walaupun hasil estimasi tidak bias. Dalam mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson, dimana
hipotesis yang diuji adalah : Ho : tidak ada autokorelasi
H1 : ada autokorelasi
8
J. Supranto, Ekonometri, h.82.
9
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS – Statistik Multivariat Jakarta : Elex Media
Komputindo, 2002 h. 216.
10
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, h.99.
Dasar pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :
a Bila nilai D-W terletak antara batas atas du dan 4-du, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada masalah autokorelasi..
b Bila nilai D-W lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound dl, maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada
autokorelasi positif. c Bila nilai D-W lebih besar daripada 4-dl, maka koefisien autokorelasi
lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif.. d Bila nilai D-W terletak di antara batas atas du dan batas bawah dl atau
D-W terletak antara 4-du dan 4-dl, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
Sedangkan menurut Sunyoto 2009, nilai D-W yang berada diantara -2 dan +2 dapat dijadikan acuan bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi dalam model
penelitian.
e. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis penelitian ini digunakan uji regresi den gan α =
5 0,05. Pengujian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
11
. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji secara parsial dan simultan
pengaruh antar variabel.
11
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS – Statistik Multivariate, h.216.
1. Uji Simultan Uji F Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-variabel
independen X secara simultan bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen Y
12
. Apabila F
hitung
F
tabel
, maka H
o
ditolak dan H
a
diterima, yang berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 0,05 jika nilai F
hitung
F
tabel
maka secara bersama-sama seluruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen.
Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 untuk tingkat signifikansi = 0,05, maka variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05 maka variabel independen
secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Kemudian akan diketahui apakah hipotesis dalam penelitian ini secara simultan ditolak atau diterima,
adapun bentuk hipotesis secara simultan adalah : 2. Pengujian Secara Parsial Uji t
Uji t-statistik digunakan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel. Untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel-variabel independen secara individual terhadap dependen digunakan tingkat signifikannya 0,05. jika nilai probability t lebih besar
dari 0,05 maka ada pengaruh dari variable independen terhadap variable dependen
12
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,h.88.
koefesien regresi tidak signifikan, sedangkan jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh dari variabel independen terhadap variable dependen
koefesien regresi sigifikan
13
. 3. Kofesien Determinasi
Koefisien determinasi R
2
, digunakan untuk mengukur seberapa besar variabel-variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat. Koefisien ini menunjukan
seberapa besar variasi total pada variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya dalam model regresi tersebut. Nilai dari koefisien determinasi ialah antara 0
hingga 1. Nilai R
2
yang mendekati 1 menunjukan bahwa variabel dalam model tersebut dapat mewakili permasalahan yang diteliti, karena dapat menjelaskan variasi
yang terjadi pada variabel dependennya. Nilai R
2
sama dengan atau mendekati 0 nol menunjukan variabel dalam model yang dibentuk tidak dapat menjelaskan variasi
dalam variabel terikat. Nilai koefisien determinasi akan cenderung semakin besar bila jumlah variabel bebas dan jumlah data yang diobservasi semakin banyak. Oleh
karena itu, maka digunakan ukuran adjusted R
2
, untuk menghilangkan bias akibat adanya penambahan jumlah variabel bebas dan jumlah data yang diobservasi.
Oleh karena itu penggunaan Adjusted R-Square dianggap lebih baik daripada R
2
, karena nilai Adjusted R-Square dapat naik atau turun dengan adanya penambahan variabel baru, tergantung dari korelasi antara variabel bebas tambahan tersebut
dengan variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi yang mendekati satu berarti
13
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS – Statistik Multivariate, h.168..
variabel - variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel
–variabel dependen
14
.
E. Operasional Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, mereka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel adalah
sesuatu yang mempunyai variasi nilai
15
, dalam pengertian lain dikatakan bahwa variabel adalah simbol atau konsep yang diasumsikan seperangkat nilai
16
. Dalam penelitian ini secara garis besar terdapat dua variabel yaitu variabel dependen dan
independen.
1. Variabel dependen
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang memberikan reaksirespon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel dependen merupakan
variabel yang diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas. Yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah
manajemen laba earning management.
a. Manajemen laba
Pada dasarnya manajemen laba adalah tindakan yang dilakukan oleh manejemen yang berakibat pada pelaporan laba tidak sesuai, baik itu
14
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, h.83.
15
Sofian Effendi Tukiran, Metode Penelitian Survey, Jakarta : LP3ES, 2012, h.186
16
Ety Rochaety, Ratih Tresnati dan Abdul Madjid Latief, Metodologi Penelitian Bisni s: Dengan Aplikasi SPSS Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007, h.11.