pelaporan laba positif baik untuk menhindari kehilangan laba kerugian atau penurunan laba
36
. Berdasarkan pembahasan tersebut, maka diasumsikan terdapat keterkaitan yang antara ukuran perusahaan dengan manajemen laba dan diduga
ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap manajemen laba.
4. Leverage terhadap Manajemen Laba
Leverage adalah rasio yang menunjukkan perbandingan dana yang dipinjam dari kreditur dibandingkan dengan dana yang disediakan oleh pemiliknya, Leverage
merupakan jumlah asset yang tidak dibiayai oleh ekuitas pemegang saham atau dengan kata lain leverage merupakan rasio antara total hutang dengan total aset.
Semakin besar rasio leverage, berarti semakin tinggi nilai hutang perusahaan. Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Watts dan Zimmerman dalam hipotesis debt
covenant bahwa motivasi debt covenant disebabkan oleh munculnya perjanjian kontrak antara manajer dengan perusahaan yang berbasis kompensasi manajerial.
Dengan demikian, perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang tinggi, berarti proporsi hutangnya lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi aktivanya akan
cenderung melakukan manipulasi dalam bentuk manajemen laba. Kreditur sebagai pihak eksternal tidak dapat secara langsung mengobservasi
kegiatan perusahaan sehingga tidak dapat memastikan bahwa laporan keuangan terhindar dari praktik-praktik yang akan merugikan kreditur. Kerugian ini dapat
terjadi karena laporan tersebut tidak mencerminkan keadaan yang terjadi pada perusahaan. Tindakan manjemen khususnya manajer dalam melakukan manajemen
36
Ibid., h. 58.
laba yang didasari untuk mendapatkan pinjaman yang lebih besar dari kreditur akan membuat kecenderungan terhadap timbulnya kebangkrutan. Berdasarkan hasil
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Saleh et al. 2005 dan Tarjo 2008 menunjukan hasil bawa leverage mempunyai pengaruh yang positif terhadap
manajemen laba
37
. Namun hasil penelitian yang dilakukan oleh Robert Jao dan Gagaring
pagalung 2011 justru menunjukan hasil yang sebaliknya bahwa leverage tidak memiliki pengaruh terhadap manajemeb laba hal ini konsisten dengan penelitan yang
dilakukan oleh Midiastuty dan Machfoedz 2003, Peasnell 2003, dan Murhadi 2009. Hal ini dianggap dapat mungkin terjadi karena Perusahaan dengan tingkat
leverage yang tinggi akibat besarnya total hutang terhadap total modal akan menghadapi resiko default yang tinggi yaitu perusahaan terancam tidak mampu
memenuhi kewajibannya. Tindakan manajemen laba tidak dapat dijadikan sebagai mekanisme untuk menghindarkan default tersebut. Pemenuhan kewajiban harus tetap
dilakukan dan tidak dapat dihindarkan dengan manajemen laba.
38
. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rasio Debt to Asset Ratio DAR sebagai proksi dari
leverage. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotsis yang diajukan adalah :
37
Robert Jao Gagaring Pagalung, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan Leverage terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Indonesia, Jurnal Akuntansi Auditing,
Volume 8, No. 1, November 2011 : h. 43.
38
Ibid.,, h. 50.
J. Matriks Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
No. Nama Tahun
Judul Hasil Penelitian
1 Surya Wahyudi
Sugiyarti fatma laela 2010.
“Pengaruh Current Industry Performance, Future Industry
Relative Performance
Dan Leverage
terhadap Praktik
Manajemen Laba
Studi Komparasi
pada 3
Bank Konvensional dan 3 Bank
Syariah ”
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Bank Konvensional berdasarkan uji
simultan, Variabel CRP, FRP dan DER mempengaruhi praktik manajemen laba,
sedangkan pada uji parsial. Hanya variabel
CRP dan
DER yang
mempengaruhi praktik manajemen laba. Sedangkan
pada Bank
Syariah berdasarkan uji simultan, Variabel CRP,
FRP, dan
DER tidak
ada yang
mempengaruhi praktik manajemen laba. Lalu berdasarkan uji parsial, Variabel
CRP, FRP dan DER tidak mempengaruhi manajemen laba.
2 Diska Arliena Hafni
2012. “Praktik Earning Management
dalam Perspektif Etika Syari’ah”,
Manajemen Laba adalah ilihan bagi manajer dalam menentukan kebijakan
akuntansi untuk mencapai tujun-tujuan tertentu.
Tujuan tersebut
untuk meningkatkan utilitas manager dan nilai
perusahaan. Unsure moralitas dan prinsip syariah dalam akuntansi menunjukan
bahwa akuntansi tidak terlepas dari nilai etika
disamping akuntansi
sebagai disiplin ilmu. Dalam perspektif etika