Tahap analisis data Teknik Analisis Data

model random effect. Sebaliknya, apabila nilai LM hitung lebih kecil dari nilai kritis chi-squares maka hipotesis null diterima yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah model common effect.

d. Uji Asumsi Klasik

Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten. Uji asumsi dasar yang dilakukan adalah : 1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah model regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya. Tidak terpenuhinya asumsi normalitas dalam model regresi pada umumnya disebabkan karena distribusi data tidak normal, karena terdapat nilai ekstrem pada data yang diambil 5 . Pada program Eviews Pengujian normalitas dilakukan dengan Jarque-Bera test. Untuk mendeteksi normalitas data penelitian dapat dilakukan dengan melihat koefisien Jarque-bera dan probablitasnya. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian normalitas adalah sebagai berikut : Ho : reisudal dari model berdistribusi normal 5 Neni Nuraini, “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba”, Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2007-2011, Skripsi S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 96.. H1 : residual dari model tidak berdistribusi normal a Bila nilai J - B tidak signifikan lebih kecil dari dua, maka data berdistribesi normal. b Bila probabilitas lebih besar dari pada tingkat signifikansi atau 5 maka data berdistribusi normal. 2. Multikolinearitas Istilah kolinearitas ganda multicolinearity diciptakan oleh Ragner Frish di dalam bukunya “Statictical Confluence Analysis by means of Complete Regression Systems”. Aslinya istilah itu berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau eksak perfect or exact diantara variabel-variabel bebas 6 . Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat diantara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya. Meskipun demikian, adanya korelasi yang kuat antara variabel bebas dalam pembentukan sebuah model persamaan sangatlah tidak dianjurkan terjadi, karena hal itu akan berdampak kepada keakuratan pendugaan parameter, dalam hal ini koefisien regresi dalam memperkirakan nilai yang sebenarnya. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi data panel menggunakan software Eviews adalah dengan cara melihat pada nilai koefisiean korelasinya pada hasil uji correlation dengan menggunakan matriks korelasi. Jika hasil koefisien korelasi pada output menunjukan hasil diatas 0.8 6 J. Supranto, Ekonometrkai, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2004, h. 13. maka diduga terjadi multikolinearitas. Sebaliknya jika koefisien korelasi rendah dibawah 0.8 maka diduga model terbebas dari masalah multikolinearitas. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa variance variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Data yang baik yaitu homoskedastisitas yaitu kesamaan varians dan residual. Pada umumnya masalah hetroskedastisitas sering terjadi pada persamaan regresi yang menggunakan data cross section. Kebanyakan data cross section mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran- ukuran kecil, sedang dan besar 7 . Untuk menguji masalah heteroskedastisitas, peneliti menggunakan uji park dengan menggunakan software Eviews, yaitu dengan membuat persamaan regresi dengan cara mengganti variabel dependen dengan residual kuadratnya. Apabila probabilitas yang ada bernilai diatas 0.05 yang berarti tidak signifikan, maka model regresi diasumsikan terbebas dari masalah heteroskedastisitas atau model regresi bersifat homokedastisitas. 7 Ibid., h.19 2 Uji Autokorelasi Istilah autokorelasi menurut Maurice G. Kendall William R. Buckland, A Dictionary and Statistical Terms : “Correlation between members of series of observations ordered in time as in time series data, or space as in crossectional data ” 8 . Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya 9 . Autokorelasi muncul karena observasi yang beruntun sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya 10 . Dengan kata lain model regresi yang baik adalah yang tidak terdapat korelasi antara observasi dengan data observasi sebelumnya. Autokorelasi ini umumnya terjadi pada data time series. Konsekuensi dari adanya autokorelasi pada model ialah bahwa penaksir tidak efisien dan uji t serta uji F yang biasa tidak valid walaupun hasil estimasi tidak bias. Dalam mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson, dimana hipotesis yang diuji adalah : Ho : tidak ada autokorelasi  H1 : ada autokorelasi  8 J. Supranto, Ekonometri, h.82. 9 Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS – Statistik Multivariat Jakarta : Elex Media Komputindo, 2002 h. 216. 10 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, h.99.

Dokumen yang terkait

PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011 – 2013)

1 12 21

Pengaruh profitabilitas, leverage, umur, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013)

4 44 154

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, PROFITABILITAS, MANAJEMEN LABA TERHADAP Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas, Manajemen Laba Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) (Studi Empiris pada Perusahaa

0 3 18

Pengaruh faktor profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan terhadap praktik perataan laba : studi empiris pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi dan sektor aneka industri yang terdaftar di BEI.

5 10 122

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MISCELLANEOUS INDUSTRY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

4 7 58

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI

0 0 13

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, FINANCIAL LEVERAGE, DAN PRAKTIK PENGELOLAAN PERUSAHAAN TERHADAP PEMERATAAN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Barang dan Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Periode 2012-2014)

0 0 16

PENGARUH LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDEKS LQ-45

0 0 13

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi Yang Terdaftar di BEI tahun 2015 - 2017 - UMBY repository

0 0 29

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Leverage, dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Perusahaan Mining Periode 2008-2012) - Unika Repository

0 0 16