Data Kemampuan Memberi Alasan Logis Kelompok Eksperimen
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Memberi Alasan Logis Siswa
Kelompok Eksperimen
No. Interval
Frekuensi Absolut
Kumulatif Relatif
1 40 - 48
2 2
5,88 2
49 - 57 3
5 8,82
3 58 - 66
4 9
11,76 4
67 - 75 10
19 29,41
5 76 - 84
9 28
26,47 6
85 - 93 6
34 17,65
Jumlah 34
100
Tabel 4.1 memperlihatkan bahwa banyak kelas interval adalah 6 kelas dengan panjang tiap interval kelas adalah 9. Nilai yang paling
banyak diperoleh siswa kelompok eksperimen terletak pada interval 67-75 yaitu sebesar 29,41 10 orang siswa dari 34 orang siswa. Sedangkan
nilai yang paling sedikit diperoleh siswa yaitu terletak pada interval 40-48 yaitu sebesar 5,88 2 orang siswa dari 34 orang siswa.
Nilai rata-rata yang diperoleh pada kelompok eksperimen yaitu 72,32. Dengan menghitung menggunakan persentil, siswa yang mendapat
nilai di atas rata-rata sebanyak 54,51, yaitu siswa pada kelas interval nomor 4, 5 dan 6. Siswa yang mendapat skor di bawah rata-rata sebanyak
45,49, yaitu siswa pada kelas interval nomor 1, 2, 3 dan 4. Distribusi frekuensi hasil tes kemampuan memberi alasan logis
siswa kelas eksperimen dapat digambarkan dalam bentuk grafik histogram dan poligon. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.1 berikut:
Gambar 4.1 Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Tes
Kemampuan Memberi Alasan Logis Kelompok Eksperimen 2.
Data Kemampuan Memberi Alasan Logis Kelompok Kontrol
Dari hasil tes akhir kemampuan memberi alasan logis pada kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang yang dalam
pembelajarannya menggunakan strategi konvensional diperoleh nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 90. Untuk lebih jelasnya, deskripsi data
kemampuan memberi alasan logis pada kelas kontrol disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut ini:
10
5 7
9
2 8
6 4
3 1
Frekuensi
39,5 48,5
57,5 66,5
75,5 93,5
84,5
Nilai
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Memberi Alasan Logis Siswa
Kelompok Kontrol No.
Interval Frekuensi
Absolut Kumulatif
Relatif
1 40 - 48
3 3
8,57 2
49 - 57 7
10 20,00
3 58 - 66
11 21
31,43 4
67 - 75 8
29 22,86
5 76 - 84
4 33
11,43 6
85 - 93 2
35 5,71
Jumlah 35
100
Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa banyak kelas interval adalah 6 kelas dengan panjang tiap interval kelas adalah 9. Nilai yang paling
banyak diperoleh siswa kelompok eksperimen terletak pada interval 58-66 yaitu sebesar 31,43 11 orang siswa dari 35 orang siswa. Sedangkan
nilai yang paling sedikit diperoleh siswa yaitu terletak pada interval 85-93 yaitu sebesar 5,71 2 orang siswa dari 35 orang siswa.
Skor rata-rata yang diperoleh pada kelompok kontrol yaitu 64,31. Dengan menghitung menggunakan persentil, siswa yang mendapat skor di
atas rata-rata sebanyak 46,11, yaitu siswa pada kelas interval nomor 4, 5 dan 6. Siswa yang mendapat skor di bawah rata-rata sebanyak 53,89,
yaitu siswa pada kelas interval nomor 1, 2 dan 3.
Gambar 4.2 Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Tes
Kemampuan Memberi Alasan Logis Kelompok Kontrol
Perbandingan kemampuan memberi alasan logis antara kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan strategi pemecahan
masalah working backward dengan kelompok kontrol yang dalam pembelajarannya menggunakan strategi konvensional dapat kita lihat pada
tabel berikut:
10
5 7
9
2 8
6
4 3
1
Frekuensi
39,5 48,5
57,5 66,5
75,5 93,5
84,5
Nilai
Tabel 4.3 Perbandingan Kemampuan Memberi Alasan Logis Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol Statistika
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Jumlah sampel N 34
35 Mean
X 72,32
64,31 Median Me
73,70 63,64
Modus Mo 74,21
62,64 Varians S
2
162,65 139,81
Simpangan baku S 12,75
11,82 Tingkat kemiringan
3
- 0,32 0,17
Ketajamankurtosis
4
0,23
0,26
Dari tabel 4.3 dapat terlihat perbedaan statistika baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, yaitu dapat dijelaskan
bahwa dari 34 siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memperoleh nilai rata-rata X kelompok eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol dengan selisih 8,01 72,32 - 64,31, begitu pula dengan nilai median Me serta nilai modus Mo, yaitu pada
kelompok eksperimen memperoleh nilai lebih tinggi dibandingkan pada kelompok kontrol.
Jika dilihat dari nilai simpangan baku, nilai kemampuan memberi alasan logis pada kelas eksperimen lebih menyebar dibandingkan
kelompok kontrol. Tingkat kemiringan di kelompok eksperimen -0,32. Karena berharga negatif, maka distribusi data miring negatif atau landai
kiri. Dengan kata lain kecenderungan data mengumpul di atas nilai rata- rata, sedangkan pada kelompok kontrol memperoleh tingkat kemiringan
0,17. Karena berharga positif, maka distribusi data miring positif atau landai kanan. Dengan kata lain kecenderungan data mengumpul di bawah
2 4
6 8
10 12
20 40
60 80
100
F rek
u en
si
Nilai
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
rata-rata. Ketajaman kurtosis pada kelompok eksperimen kurang dari 0,263 maka model kurva adalah datar platikurtis sehingga data kurang
mengelompok dan hal yang sama juga terlihat pada kelompok kontrol kurang dari 0,263 maka model kurva adalah datar platikurtis data tidak
terlalu mengelompok. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai kemampuan penalaran kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan
kelompok kontrol. Secara visual perbedaan penyebaran data di kedua kelompok yaitu
kelompok eksperimen yang menggunakan strategi pemecahan masalah working backward dengan kelompok kontrol yang menggunakan strategi
konvensional dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 4.3 Kurva Perbandingan Nilai Kemampuan Memberi Alasan Logis Siswa
pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan kurva di atas, penyebaran nilai kemampuan memberi alasan logis siswa pada kelompok eksperimen cenderung mengumpul di
atas nilai rata-rata kelompok kontrol 72,32. Pencapaian nilai maksimum siswa pada kelompok kontrol 90
masih berada dibawah nilai maksimum siswa pada kelompok eksperimen 93. Hal tersebut menunjukan bahwa kemampuan memberi alasan logis
siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kemampuan memberi alasan logis siswa pada kelompok kontrol.