Kerangka Berpikir KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN

strategi pembelajaran yang efektif. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan penalaran yaitu strategi pemecahan masalah working backward didesain untuk mengarahkan siswa dalam proses memecahkan masalah melalui hal yang ditanyakan kemudian ditelusuri sampai hal yang diketahui informasi yang terakhir diketahui dengan bantuan aljabar dan operasi matematika untuk memperoleh hasil tahap demi tahap. Strategi pemecahan masalah working backward memuat tiga komponen yaitu pertama, menentukan tujuan yang ingin dicapai : siswa diminta untuk menentukan hal yang yang ditanyakan pada soal, pada komponen ini akan dilatih kemampuan siswa dalam memahami masalah. Kedua, menentukan informasi atau cara yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan : siswa diminta untuk menentukan hal yang diketahui pada soal dan berpikir tentang cara bagaimana menyelesaikan soal, pada komponen ini siswa dilatih untuk bernalar dan merencanakan penyelesaian masalah. Ketiga, menggunakan informasi atau cara yang diperoleh untuk mencapai tujuan : menelusuri mulai dari hal yang ditanya sampai hal yang diketahui bekerja mundur sehingga memperoleh jawaban yang benar, pada komponen ini siswa dapat dilatih memberikan alasan logis. Pada komponen dalam strategi pemecahan masalah working backward sangat berguna melatih logika siswa karena strategi ini mengajak siswa mengenali situasi atau urutan peristiwa sehingga siswa dapat menganalisis satu demi satu dan setiap tahap, atau bagian informasi, yang dipengaruhi oleh apa yang diketahui berikutnya. Pada proses working backward ini siswa akan dilatih memberi alasan logis ketika menyelesaikan masalah. Berdasarkan uraian di atas maka strategi pemecahan masalah working backward dapat memberi pengaruh kepada siswa agar memiliki kemampuan bernalar untuk memberi alasan logis terhadap kebenaran solusi permasalahan matematika. Adapun penjelasannya lebih lanjut dapat dilihat pada Bagan 2.1 sebagai berikut : Bagan 2.1 Skema Kerangka Berpikir Komponen Manfaat Strategi Pemecahan Masalah Working Backward Manfaat Melatih bernalar dan merencanakan penyelesaian masalah 2. Menentukan informasi atau cara yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan menentukan hal yang diketahui pada soal Manfaat Melatih bernalar dan memberi alasan logis: Siswa dapat bernalar mengapa informasi atau cara tersebut yang digunakan untuk memperoleh hasil tahap demi tahap mulai dari hal yang ditanya sampai hal yang diketahui sehingga memperoleh kebenaran jawaban. 3. Menggunakan informasi atau cara yang diperoleh untuk mencapai tujuan menelusuri mulai dari hal yang ditanya sampai hal yang diketahui Melatih kemampuan memahami masalah 1. Menentukan tujuan yang ingin dicapai hal yang ditanyakan pada soal Aspek-aspek dalam kemampuan memberi alasan logis

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian yang diajukan peneliti adalah “Kemampuan memberi alasan logis siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran pemecahan masalah working backward lebih tinggi daripada kemampuan memberi alasan logis siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran konvensional ”.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 226 Jakarta Selatan yang beralamat di jalan Kayu Kapur No.2 Jakarta Selatan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di semester genap pada bulan Mei-Juni tahun ajaran 20122013.

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan seluruh subjek dalam penelitian. Populasi target adalah seluruh siswa SMP Negeri 226 Jakarta Selatan, sedangkan populasi target pada penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 226 Jakarta Selatan Sedangkan populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah kelas VII pada SMP Negeri 226 Jakarta Selatan yang terdaftar pada semester genap tahun ajaran 20122013.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan cluster random sampling yaitu pengambilan sampel secara berkelompok dengan cara merandom kelima kelas tersebut yang selanjutnya satu kelas akan dijadikan sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol. 1 Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik yang digunakan untuk memperoleh sampel adalah pengambilan acak kluster Cluster Random Sampling yaitu pengambilan 2 unit kelas dari 8 1 Ronny Kountour, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta: PPM, 2005, h.142