Mencegah jatuh Analisis Univariat

67

BAB VI PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian.

A. Analisis Univariat

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin, dan pengalaman responden mengikuti pendidikan kesehatan tentang kesehatan tulang atau dengan metode peer education dan tentang kesehatan tulang. Berikut pembahasan mengenai karakteristik responden tersebut:

a. Karakteristik Usia

Sebagian besar responden berusia 14 tahun 86.2, 10.4 dari responden berusia 13 tahun, dan sisanya 3.4 berusia 16 tahun. Menurut WHO dalam Soetjiningsih 2004 usia 10-18 tahun termasuk dalam usia remaja. Karakteristik usia responden pada penelitian ini tidak selaras dengan penelitian sebelumnya. Pada penelitian yang dilakukan oleh Murti, dkk 2006, usia responden adalah 25-50 tahun dan pada penelitian yang dilakukan oleh Harahap dan Handayani 2004 usia respondennya adalah 20-29 tahun, dimana karakteristik usia responden pada kedua penelitian tersebut termasuk kedalam usia dewasa. Mayoritas usia responden pada penelitian ini adalah 14 tahun dan sebagian kecil responden berusia 13 dan 16 tahun sehingga tidak ada perbedaan yang bermakna antara usia responden yang satu dengan yang lain. Selain itu, usia seluruh responden masih termasuk kedalam kategori remaja. Keadaan tersebut menjelaskan bahwa kondisi awal responden dalam hal usia adalah homogen sehingga memenuhi syarat untuk penelitian eksperimental. Homogenitas anggota kelompok sampel dalam penelitian eksperimental diperlukan untuk menghindari ancaman terhadap validitas internal dan eksternal Setiadi, 2007.

b. Karakteristik Jenis Kelamin

Karakteristik jenis kelamin dalam penelitian ini adalah 93.2 perempuan dan 6.8 laki-laki. Hal ini tidak selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Tylleskar, et al 2011 tentang exclusive breast feeding promotion by peer counsellors, dimana seluruh respondennya merupakan perempuan. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan informasi yang disampaikan saat memberikan intervensi. Karakteristik jenis kelamin yang heterogen pada penelitian ini tidak menimbulkan efek bias pada hasil pre test, pos test maupun pada saat pemberian intervensi peer education, karena tingkat pengetahuan seseorang tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin.

c. Karakteristik Pengalaman Responden Mengikuti Pendidikan

Kesehatan tentang Kesehatan Tulang atau dengan Metode Peer Education dan tentang Kesehatan Tulang Hasil penelitian menunjukkan seluruh responden belum pernah mengikuti pendidikan kesehatan tentang kesehatan tulang atau dengan metode peer education dan tentang kesehatan tulang. Berdasarkan data tersebut maka kondisi awal responden dalam hal pengalaman responden mengikuti pendidikan kesehatan tentang kesehatan tulang atau dengan metode peer education dan tentang kesehatan tulang adalah homogen sehingga memenuhi syarat untuk penelitian eksperimental dan tidak menimbulkan efek bias pada hasil pre test, post test, dan pemberian intervensi peer education. 2. Pengetahuan kesehatan tulang sebelum intervensi peer education kesehatan tulang Hasil penelitian menunjukan rata-rata skor pengetahuan kesehatan tulang sebelum intervensi peer education kesehatan tulang adalah 16.27. Nilai tertinggi adalah 20 dan nilai terendah adalah 9. Skor pengetahuan tertinggi sebelum dilakukan intervensi peer education kesehatan tulang sudah cukup baik dimana skor yang paling banyak diperoleh adalah 17 5 responden. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan responden sebelum intervensi peer education sudah cukup baik. Hal ini dimungkinkan karena responden telah mendapatkan informasi yang berkaitan dengan kesehatan tulang dari televisi, koranmajalah, internet, atau keluarga. Selain itu, meskipun di sekolah para siswa belum pernah mendapat informasi tentang kesehatan tulang namun semua responden adalah siswa kelas VIII dan berada di sekolah yang sama sehingga memungkinkan mereka lebih sering bertukar informasi sesama responden. Hal ini sesuai dengan teori bahwa kemudahan untuk memperoleh informasi dapat membantu

Dokumen yang terkait

Persepsi siswa terhadap pola interaksi dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di SMP Dua Mei Ciputat

9 83 118

Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Smp Muhammadiyah 17 Ciputat

1 48 98

Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di SMP Islam Ruhama Ciputat

9 42 134

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI MELALUI METODE CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Melalui Metode Ceramah terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Siswa SMP Negeri 9 Surakarta.

0 1 15

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Pada Siswa SMP Negeri 24 Surakarta.

0 2 13

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Pada Siswa SMP Negeri 24 Surakarta.

0 0 16

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE PEER EDUCATION TERHADAP PENGETAHUAN KEPUTIHAN PADA SISWI KELAS II SMP DI PONDOK TA’MIRUL ISLAM SURAKARTA.

0 0 13

Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Remaja SMP N 16 Surakarta IMG 20150806 0001

0 0 1

PROMOSI KESEHATAN DENGAN METODE PEER EDUCATION TERHADAP PENGETAHUAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) SISWA SMA

0 0 6

PENGARUH METODE PEER EDUCATION TERHADAP PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA SISWI SMP DI PONDOK TA’MIRUL ISLAM SURAKARTA

0 2 8