11.  Komitmen  terbesar  pada  suatu  rencana  kegiatan  yang  spesifik  lebih memungkinkan  perilaku  promosi  kesehatan  dipertahankan  untuk  jangka
waktu yang lama. 12.  Komitmen  pada  rencana  kegiatan  kemungkinan  kurang  menunjukkan
perilaku yang diharapkan ketika seseorang mempunyai kontrol yang sedikit dan kebutuhan yang diinginkan tidak tersedia.
13.  Komitmen  pada  rencana   kegiatan  kurang  menunjukkan   perilaku  yang diharapkan  ketika  tindakan-tindakan  lain  lebih  atraktif  dan  juga  lebih  suka
pada perilaku yang diharapkan. 14.  Seseorang  dapat  memodifikasi  kognisi,  mempengaruhi  interpersonal  dan
lingkungan fisik yang mendorong melakukan tindakan kesehatan.
F. Penelitian Terkait
1.  Martin, et al 2004 berjudul fem ale adolescent’s knowledge of bone health
promotion behaviours and osteoporosis risk factors. Metode penelitian yang digunakan  descriptive  survey.    Sampel  penelitiannya  adalah  107  remaja
perempuan    kelas  6-10  yang  mengikuti  sekolah  umum  di  Southwestern Michigan.  Hasil  penelitiannya  menunjukan  pengetahuan  para  responden
tentang  sumber  asupan  kalsium  hanya  terbatas  pada  hasil  olahan  susu. Selain  itu,  responden  mengetahui  bahwa  olah  raga  teratur  dapat  mencegah
osteoporosis,  tetapi  hanya  beberapa  responden  saja  yang  dapat mengidentifikasi bahwa olah raga menahan beban paling bermanfaat untuk
meningkatkan kesehatan tulang.
2.  Wietor  2008  berjudul  the  relationship  between  dietary  calcium  intake, osteoporosis  knowledge  and  bone  mineral  density  among  native  american
women residing in the great lakes region of the midwest. Metode penelitian yang
digunakan cross-sectional
descriptive-correlative. Sampel
penelitiannya adalah 50 perempuan penduduk asli Amerika yang berusia 18 tahun  keatas.  Hasil  penelitiannya  menunjukan  terdapat  hubungan  positif
yang  signifikan  antara  skor  OKT  Osteoporosis  Knowledge  Test  dengan kepadatan mineral tulang BMD p0.01.
3.  Medley  2009  berjudul  effectiveness  of  peer  education  interventions  for HIV  prevention  in  developing  countries:  a  systematic  review  and  meta-
analysis.  Metode  penelitian  yang  digunakan  systematic  review  dan  meta- analysis.  Hasil  penelitiannya  menunjukan  tiga  puluh  penelitian  yang
dianalisis  menyatakan  bahwa  intervensi  peer  education  secara  signifikan berhubungan dengan peningkatan pengetahuan tentang HIV.
4.  Sheyab,  et  al  2012  berjudul  peer-led  education  for  adolescents  with asthma in Jordan: A cluster-randomized controlled trial. Metode penelitian
yang  digunakan  cluster-randomized  controlled  trial.  Sampel  penelitiannya adalah siswa kelas 8, 9, dan 10 yang memiliki penyakit asma dari 4 sekolah
di  Irbid,  Jordan.  Hasil  penelitiannya  menunjukan  siswa  yang  termasuk kedalam kelompok intervensi mengalami peningkatan  pengetahuan tentang
self-management asma. 5.  Hayati  2013  berjudul  pengaruh  metode  diskusi  kelompok  tutor  sebaya
terhadap  aktivitas  dan  hasil  belajar  mata  pelajaran  biologi  di  SMA  Srijaya Negara  Palembang.  Metode  penelitian  yang  digunakan  quasy  experiment
dengan  pre  test-post  test  group  design.  Hasil  penelitiannya  menunjukan pembelajaran  dengan  metode  diskusi  kelompok  tutor  sebaya  secara
signifikan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
G. Kerangka Teori
Skema 2.1 Kerangka Teori
H. I.
Perilaku-kognisi yang spesifik dan pengaruhnya Karakteristik dan
pengalaman individu Hasil perilaku
Perilaku sebelumnya Tuntutan dan keinginan yang
berlawanan serta mendesak
kegiatan yang berhubungan dan mempengaruhi
efikasi diri yang dirasakan hambatan yang dirasakan untuk bertindak
manfaat yang dirasakan dari tindakan
Komitmen terhadap rencana
melakukan tindakan
Perilaku promosi
kesehatan Faktor personal: biologi, psikologi,
sosial budaya
Biologi :
  Usia   Jenis kelamin
  Status pubertas Psikologi
:   Motivasi
Sosial-budaya
:   Ras
  Tingkat pendidikan   Status sosial ekonomi
  Kebudayaan Pengaruh interpersonal keluarga, teman
sebaya, penyedia pelayanan kesehatan, norma, dukungan sosial, model
Peer education kesehatan tulang
Pengetahuan kesehatan tulang
Pengaruh situasi lingkungan   Pendidikan
  pekerjaan   umur
  minat   pengalaman
  kebudayaan   informasi
Sumber: Health Promotion Model oleh Pender 2002 dalam Tomey 2006; Mubarak 2007
40
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
Pada bab ini akan dijelaskan kerangka konsep penelitian, hipotesis dan definisi operasional penelitian.
A. Kerangka Konsep
Pada  kerangka  teori  diketahui  bahwa  banyak  faktor  yang  mempengaruhi pengetahuan,  antara  lain  faktor  pendidikan,  pekerjaan,  umur,  minat,
pengalaman,  kebudayaan,  dan  informasi.  Namun  tidak  semua  faktor  diteliti pada  penelitian  ini.  Pada  penelitian  ini  hanya  faktor  informasi  yang  akan
diteliti.  Faktor  informasi  yang  dimaksud  adalah  pemberian  pendidikan kesehatan  dengan  metode  peer  education.  Faktor  lainnya  seperti  pendidikan,
pekerjaan,  umur,  dan  kebudayaan  tidak  diteliti  karena  dianggap  homogen. Faktor minat telah di homogenkan oleh peneliti dengan menggunakan kriteria
inklusi  pada  sampel  yang  akan  dipilih.  Sedangkan  faktor  pengalaman  telah dihomogenkan oleh peneliti dengan menseleksi calon responden  menggunakan
kuesioner pengalaman. Berdasarkan  penjelasan  diatas  maka  kerangka  konsep  penelitian  secara
lengkap digambarkan dengan skema pada skema 3.1.