Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Menurut Piaget tahap perkembangan kognitif pada remaja dinamai sebagai periode formal operation. Dimana pada tahap ini remaja telah mampu
memahami konsep kesehatan dan penyakit, berbagai penyebab penyakit, pengaruh variabel atas status kesehatan, serta gagasan yang berkaitan dengan
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit Bastable, 2002. Sehingga promosi kesehatan yang diberikan melalui pendidikan kesehatan dapat
dilakukan pada masa remaja. Menurut American Association of Colleges Nursing 1994 dalam Bastable 2002 remaja merupakan pengguna layanan
medis dengan frekuensi yang paling sedikit dari pada kelompok usia lain. Fakta ini menunjukkan bahwa kesehatan remaja bukan menjadi prioritas nasional dan
masalah kesehatan mereka sebagian besar diabaikan oleh sistem perawatan- kesehatan. Oleh karena itu dibutuhkan pendidikan kesehatan yang sangat
banyak dan beragam untuk anak remaja American Association of Colleges Nursing, 1994 dalam Bastable , 2002. Maka dalam hal ini sangat dibutuhkan
peranan perawat sebagai pendidik bagi masyarakat, termasuk remaja. Untuk memperoleh hasil yang efektif dalam memberikan pendidikan
kesehatan maka metode edukasi yang dipilih harus sesuai dengan karakteristik subjek belajar remaja. Metode diartikan sebagai cara atau pendekatan tertentu
yang mempengaruhi efektifitas dan efisiensi dari proses belajar mengajar yang dilaksanakan Maulana, 2009. Metode ceramah merupakan metode yang
paling umum digunakan dalam pendidikan kesehatan Gilbert, dkk, 2011 namun metode ini merupakan metode secara satu arah dimana hanya pendidik
yang aktif sedangkan peserta didik bersifat pasif Maulana, 2009. Maka
peneliti ingin mencari metode alternatif lain yang diharapkan bisa melibatkan peserta didik secara lebih aktif.
Menurut Bastable 2002 metode yang dapat digunakan saat memberikan pendidikan kesehatan pada remaja antara lain diskusi kelompok teman sebaya
peer education. Secara umum, peer education didefinisikan sebagai suatu pendekatan di mana seseorang yang terlatih dan memiliki motivasi melakukan
kegiatan pendidikan informal dan terorganisir dengan rekan-rekan mereka yang memiliki kesamaan dengan diri mereka sendiri dalam hal usia, status sosial
ekonomi, wilayah geografis dan latar belakang lainnya Youth Peer Education Network, 2005 dalam Qiao, 2012. Fey dan Deyes 1989 dalam Bastable
2002 menjabarkan bahwa membuat kelompok-kelompok yang terdiri dari anak berusia sebaya merupakan cara yang efektif untuk membantu remaja
menghadapi tantangan kesehatan dan untuk mempelajari cara yang signifikan untuk mengubah perilaku.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengkaji tentang metode peer education. Hayati 2013 meneliti pengaruh metode diskusi kelompok tutor
sebaya terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa SMA di Kota Palembang. Hasilnya menunjukkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada kelompok yang
mendapatkan perlakuan metode diskusi kelompok tutor sebaya lebih tinggi dibanding dengan kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan metode diskusi
kelompok tutor sebaya. Selain itu, Sheyab, dkk 2013 meneliti pengaruh pendidikan dengan tutor sebaya terhadap self-efficacy untuk tidak merokok dan
pengetahuan tentang self-management penyakit asma pada remaja dengan penyakit asma di Jordan. Hasilnya menunjukkan self-efficacy dan pengetahuan
remaja pada kelompok intervensi meningkat secara signifikan dibanding dengan remaja pada kelompok kontrol tidak mendapatkan pendidikan dengan
turor sebaya. Saat peneliti melakukan studi pendahuluan di SMP Muhammadiyah 17
Ciputat, peneliti mengajukan pertanyaan terkait dengan kesehatan tulang kepada 6 orang siswa kelas VIII. Berdasarkan hasil wawancara tersebut para
siswa hanya mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang umum tentang kesehatan tulang. Hasil ini menunjukan bahwa pengetahuan
tentang kesehatan tulang yang dimiliki oleh para siswa masih rendah. Pada saat studi
pendahuluan peneliti juga mendapatkan data bahwa disekolah ini belum pernah
dilakukan penyuluhan kesehatan terkait kesehatan tulang dan tidak terdapat program pendidikan kesehatan bagi para siswa. Selain itu, disekolah ini metode
pengajaran yang biasa digunakan adalah metode ceramah sehingga para siswa belum pernah melakukan kegiatan belajar mengajar dengan metode lain
termasuk metode peer education. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti mengambil judul penelitian
yaitu pengaruh peer education kesehatan tulang terhadap tingkat pengetahuan pada siswa SMP Muhammadiyah 17 Ciputat.