Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN

Berdasarkan perhitungan diatas, maka peneliti mengambil sampel 29 orang. Untuk mengatasi adanya kemungkinan drop-out maka sampel ditambah 10 dari jumlah sampel yang dibutuhkan sehingga total jumlah sampel menjadi 32. Agar tidak terjadi subjektivitas serta bias dalam pemilihan responden dari setiap kelas maka peneliti menggunakan sistem random sampling yang bekerja sama dengan pihak sekolah dengan sistem pengundian nomor responden. Langkah pengambilan sampel penelitian adalah sebagai berikut: a. Penomoran responden dalam populasi penelitian yang memenuhi kriteria b. Melakukan pengocokan nomor sebanyak 32 kali, dimana nomor urut yang keluar akan dijadikan sampel penelitian Kriteria inklusi: a. Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 17 Ciputat yang termasuk kedalam sepuluh siswa yang memiliki nilai rata-rata kelas tertinggi dikelasnya b. Bersedia mengikuti peer education tentang kesehatan tulang c. Tidak pernah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan dengan metode peer education d. Tidak pernah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan tentang kesehatan tulang Kriteria eksklusi: a. Tidak dapat mendengar dengan baik. b. Tidak mampu berkomunikasi verbal non verbal dengan baik.

E. Instrumen Pengumpul Data

Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua kuesioner, yaitu kuesioner A dan kuesioner B. Kuesioner A berisi pertanyaan tentang karakteristik responden, meliputi inisial responden, kelas responden, dan pengalaman responden mengikuti pendidikan kesehatan dengan metode peer education serta pendidikan kesehatan tentang kesehatan tulang. Kuisioner B berisi 26 pertanyaan tentang kesehatan tulang yang terdiri dari 3 pertanyaan tentang pertumbuhan tulang pada remaja, 1 pertanyaan tentang pentingnya menjaga kesehatan tulang saat remaja, dan 23 pertanyaan tentang cara meningkatkan kesehatan tulang. Kuesioner B diberikan kepada responden saat sebelum dan sesudah dilakukan intervensi peer education kesehatan tulang.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Uji validitas

Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur Arikunto, 2010. Jumlah responden untuk uji coba instrumen kuesioner minimal 30 orang agar distribusi nilai hasil pengukuran lebih mendekati kurva normal Nisfiannoor, 2009. Uji validitas instrumen dilakukan sebanyak dua kali. Pertama, uji coba instrumen dilakukan di SMP YMJ Ciputat, dengan membagikan kuesioner pengetahuan tentang kesehatan tulang kepada 30 siswa kelas VII dan VIII. Hasil uji validitas menyatakan hanya 5 pernyataan yang valid dari 28

Dokumen yang terkait

Persepsi siswa terhadap pola interaksi dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di SMP Dua Mei Ciputat

9 83 118

Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Smp Muhammadiyah 17 Ciputat

1 48 98

Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di SMP Islam Ruhama Ciputat

9 42 134

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI MELALUI METODE CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Melalui Metode Ceramah terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Siswa SMP Negeri 9 Surakarta.

0 1 15

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Pada Siswa SMP Negeri 24 Surakarta.

0 2 13

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Pada Siswa SMP Negeri 24 Surakarta.

0 0 16

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE PEER EDUCATION TERHADAP PENGETAHUAN KEPUTIHAN PADA SISWI KELAS II SMP DI PONDOK TA’MIRUL ISLAM SURAKARTA.

0 0 13

Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Remaja SMP N 16 Surakarta IMG 20150806 0001

0 0 1

PROMOSI KESEHATAN DENGAN METODE PEER EDUCATION TERHADAP PENGETAHUAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) SISWA SMA

0 0 6

PENGARUH METODE PEER EDUCATION TERHADAP PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA SISWI SMP DI PONDOK TA’MIRUL ISLAM SURAKARTA

0 2 8