77
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian mengenai pendidikan pemustaka pada Perpustakaan SMA Kornita adalah :
1. Tatacara pelaksanaan pendidikan pemustaka.
Pelaksanaan pendidikan pemustaka dilaksanakan oleh panitia MOS dan Kepala Perpustakaan yang juga sebagai guru Bahasa Indonesia dan guru-guru
mata pelajaran lain. Pendidikan pemustaka diadakan setiap MOS dan pada waktu guru mengajar di Perpustakaan.
Persiapan yang dilakukan oleh panitia MOS dalam melaksanakan pendidikan pemustaka adalah dengan melakukan rapat OSIS, menentukkan
koordinator lapangan, melakukan simulasi seminggu sebelum pelaksanaan. Pada saat pelaksanaan, dibentuk kelompok yang terdiri dari 10 orang setiap
kelompok, kemudian setiap kelompok memasuki perpustakaan secara bergantian dengan durasi waktu 20 menit.
Pelaksanaan pendidikan pemustaka pada saat guru mengajar di perpustakaan sebernarnya secara tidak langsung mengajarkan siswa untuk
mengenal dan memanfaatkan perpustakaan. Pelaksanaan pendidikan pemustaka ini belum mempunyai pedoman dan
belum dikendalikan langsung oleh pihak perpustakaan.
78
2. Tingkatan, metode dan materi pendidikan pemustaka
a. Tingkatan pendidikan pemustaka pada Perpustakaan SMA Kornita adalah orientasi perpustakaan, pengajaran perpustakaan, pengajaran bibliografi
dan bimbingan literasi. Namun untuk pengajaran bibliografi dan bimbingan literasi dilakukan sesuai dengan materi ajar yang dilakukan
oleh guru-guru. Jadi, beberapa tingkatan tidak dilakukan secara maksimal. b. Metode yang digunakan dalam melakukan pendidikan pemustaka pada
Perpustakaan SMA Kornita adalah dengan metode ceramah, wisata perpustakaan dan penggunaan audio visual. Namun untuk metode wisata
perpustakaan, para siswa baru tidak diberikan kesempatan untuk mencoba mempraktekan
secara langsung
tatacara menggunakan
fasilitas perpustakaan karena keterbatasan waktu.
c. Materi yang disampaikan pendidikan pemustaka pada Perpustakaan SMA Kornita
adalah menjelaskan
tentang aspek-aspek
perpustakaan, menjelaskan tentang penggunaan sumber informasi di perpustakaan,
melakukaan pembelajaran di perpustakaan.
3. Kendala dan Solusi
a. Kendala yang dialami pada saat pendidikan pemustaka adalah : 1 Kurang terampilnya panitia MOS dalam menumbuhkan minat siswa
baru tentang perpustakaan. 2 Waktu yang diberikan kurang cukup untuk menjelaskan perpustakaan
secara lebih rinci.
79
3 Masih kurangnya sarana akses internet untuk pengenalan perpustakaan digital dan teknik penelurusan informasi.
b. Solusi yang dijalankan untuk mengatasi kendala tersebut adalah : 1 Melakukan evaluasi panitia pelaksana MOS, untuk dapat lebih kreatif
lagi dalam membangun minat siswa baru untuk mengetahui betapa menyenangkannya belajar diperpustakaan.
2 Melakukan evaluasi terkait jadwal acara MOS. 3 Mengajak siswa baru berkunjung ke perpustakaan IPB untuk belajar
menggunakan perpustakaan dengan fasilitas yang lengkap.
B. Saran
1. Kegiatan pendidikan pemustaka ini sebaiknya dikendalikan langsung oleh pihak perpustakaan yang berlatar belakang pendidikan perpustakaan, agar
pemberian metode dan materi lebih terarah dan bervariasi. 2. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan pemustaka sebaiknya
dibuat lebih menarik dan bervariasi, seperti diadakan permainan mengenal perpustakaan.
3. Materi yang disampaikan sebaiknya dikembangkan lagi agar penyampaian materi lebih berkualitas. Materi ini dapat ditemukan di buku-buku
perpustakaan dan situs internet. 4. Perpustakaan sebaiknya membuat pedoman tertulis dalam menjalankan
pendidikan pemustaka.