Pengertian Kelembagaan Aspek Kelembagaan

kelembagaaninstitusi adalah aturan main pada suatu masyarakat, atau suatu cara manusia untuk membentuk hubungan-hubungan di antara sesamanya dengan membangun insentif-insentif di dalam pertukaran, baik sosial, politik maupun ekonomi. Ada dua arti berbeda menyertai defenisi tersebut, pertama merujuk pada organisasi dan kedua merujuk pada aturan main, norma-norma dan larangan- larangan dalam mengatur perilaku, baik tertulis maupun tidak tertulis. Kedua- duanya sangat relevan untuk membahas masalah-masalah pertukaran, karena dalam pertukaran terjadi interaksi antar individu yang memerlukan aturan main sekaligus pengorganisasian. Sebagai organisasi, kelembagaan diartikan sebagai wujud konkrit yang membungkus aturan main tersebut seperti organisasi pemerintah, bank, koperasi, pendidikan dan sebagainya. Batasan tersebut menunjukkan bahwa organisasi dapat dipandang sebagai perangkat keras dari kelembagaan sedangkan aturan main merupakan perangkat lunaknya. Karena itu, masih banyak hal yang perlu dipelajari untuk membangun kelembagaan secara utuh, termasuk mengidentifikasi kemitraan yang terjadi, kontrak yang melandasi kemitraan, principal – agents relationship, property rights, collecticve action dan lain-lain. Kelembagaan didefenisikan sebagai suatu pranata sosial yang mengatur sistem perilaku dan hubungan-hubungan untuk memenuhi kebutuhan khususnya dalam kehidupan masyarakat. Menurut Kartodihardjo 2006, kelembagaan adalah perangkat lunak, aturan main, keteladanan, rasa percaya, serta konsistensi kebijakan yang diterapkan di dalamnya. Para pengambil keputusan tidak dapat memperbaiki penyelenggaraan kehutanan hanya dengan melihat perangkat keras, hokum yang berlaku dan instruksi-instruksi yang terkandung dalam kebijakan. Melainkan juga sangat tergantung pada perangkat lunak sebagai bagian penting untuk menumbuhkan rasa saling percaya, patuh karena peduli yang dapat diwujudkan dalam bentuk komunikasi serta keterbukaan informasi. Menurut Wibowo dan Soetino 2003 kelembagaan mengandung 3 komponen utama yaitu : 1. Kepemilikan, hal ini mengandung makna sosial yang berasal dari adanya konsep hak right dan kewajiban obligation. Batas kepemilikan ini didefenisikan atau diatur oleh hukum, adattradisikonsesus, norma atau peraturan. 2. Kewenangan, wilayah atau otoritas suatu lembaga atau mengadung kedua- duanya. Hal ini sangat penting dalam suatu organisasiinstitusi untuk menetukan siapa yang tercakup dan apa yang diperoleh. 3. Representasi, mengatur permasalahan siapa yang berhak berpartisipasi terhadap apa dan bagaimana proses pengambilan keputusan.

2.4.2 Konsep Hak Kepemilikan Property Right

Hak kepemilikan merupakan kumpulan hak ‐hak bundle of rights yang diatur melalui aturan tertentu. North 1990 diacu dalam Nugroho 2003 yang menyatakan bahwa hak kepemilikan merupakan institusi, karena di dalamnya mengandung norma ‐norma dan aturan main pemanfaatannya dan merupakan alat pengatur hubungan antar individu. Hak tersebut dapat diperoleh melalui pembelian, pemberian dan hadiah atau melalui pengaturan administrasi pemerintah. Nugroho dan Kartodihardjo 2009 menyebutkan bahwa konsep hak kepemilikan memiliki implikasi terhadap konsep hak right dan kewajiban obligation yang diatur oleh hukum, adat dan tradisi atau konsensus yang mengatur hubungan antar anggota masyarakat dalam hal kepentingannya terhadap sumberdaya. Konsekuensinya diperlukan persyaratan ‐persyaratan tertentu agar hak dapat ditegakkan, yaitu: 1 Adanya pengakuan atas hak dan kewajiban atas sumberdaya. Dalam banyak hal hak kepemilikan merupakan produk dari tradisi atau adat kebiasaan dalam masyarakat atau pengaturan administratif pemerintah, sehingga tidak seorangpun dapat menyatakan hak milik tanpa pengakuan dari masyarakat dan negara. Dengan demikian, hak seseorang harus mampu menumbuhkan kewajiban orang lain untuk menghormatinya dan hak seseorang harus dapat menjadi sumber kekuatan untuk akses dan kontrol terhadap sumberdaya yang dimaksud. 2 Memperoleh perlindungan komunitas dan Negara. Konsep pengakuan dan penghormatan hak perlu diikuti dengan tindakan perlindungan atas hak oleh komunitas dan Negara melalui pemberian sanksi ‐sanksi atas pelanggarannya. Sepanjang sanksi ‐sanksi tersebut tidak dapat dihadirkan dan ditegakkan atau kalau toh ditegakkan memerlukan biaya transaksi dan penegakan hak transaction and enforcement costs yang sangat mahal, maka kelembagaan hak kepemilikan yang mengatur hubungan antar individu tersebut akan sia ‐sia. Kasper dan Streit 1998 mengingatkan bahwa institusi tanpa sanksi adalah tidak ada artinya institution without sactions is useless. 3 Hak kepemilikan memerlukan biaya penegakan dan biaya eksklusi exclusion costs . Semakin mahal biaya ‐biaya tersebut, semakin tidak berharga suatu assetsumberdaya. Demikian pula apabila manfaat yang dapat diperoleh dari sumberdaya tersebut jauh lebih rendah dari biaya penegakan dan eksklusi, maka sumberdaya tersebut akan ditinggalkan dan tidak terurus. 4 Karakteristik manfaat sumberdaya menentukan tingkat kesulitan penegakannya. Menurut North 1990 hak relatif mudah ditegakkan apabila aliran manfaat dapat diketahui dan konstan, atau aliran manfaat bervariasi ‐ tetapi dapat diprediksi. Sebaliknya hak tidak mudah ditegakkan biaya penegakan hak mahal apabila aliran manfaat dengan mudah dapat dinikmati pihak lain dan aliran manfaat bervariasi dan tidak dapat diprediksi, maka biaya untuk menegakkan hak akan sangat mahal, akibatnya masing ‐masing pihak akan berlomba mengeksploitasi manfaat tersebut. Menurut Nugroho dan Kartodihardjo 2009 Institutional arrangement property regime atas hak kepemilikan dapat bermacam ‐macam, yaitu 1 hak milik pribadi private property, 2 milik Negara state property, 3 hak milik komunal adatulayat communal property, 4 milik umum public property, 5 hak atas manfaat user rights, dan 6 tidak berpemilik open access property or no ‐property right. Syarat kesempurnaan hak kepemilikan adalah 1 dapat diperjual belikan tradable, 2 dapat dipindah tangankan transferable; 3 dapat mengeluarkan pihak yang tidak berhak excludable dan 4 dapat ditegakkan hak ‐haknya enforceable.