Aspek Teknis TINJAUAN PUSTAKA
minimnya bimbingan dan penyuluhan dalam hal perawatanpemeliharaan tanaman. Selain itu , motif ekonomi juga turut mewarnai dimana penduduk
menganggap lahan tersebut potensial untuk perladangan dan peternakan. Dalam program ini, diharapkan disamping penerapan aspek kesesuaian
tanaman dengan lokasi setempat, dipertimbangkan juga aspek kesesuaian dengan sosial ekonomi dan budaya masyarakat setempat.
Menurut Departemen Kehuatanan 2005, Pengelolaan hutan berbasis masyarakat alternatif pelaksanaan GERHAN, perbedaan persepsi dan cara
pengelolaan serta pemanfaatan hutan seringkali menimbulkan konflik, baik secara vertikal pemerintah dengan masyarakat maupun horisontal masyarakat dengan
masyarakat. Sebagai catatan sejak tahun 1973 sampai 2003, berbagai kasus benturan kepentingan dalam pengelolaan hutan telah terjadi, dimana yang paling
banyak adalah benturan kepentingan ekonomi pada kawasan hutan hutan bahkan termasuk pada kawasan yang harusnya dilindungi.
Untuk menghindarkan konflik dalam pengelolaan hutan diperlukan perubahan pendekatan pengelolaan, dimana kehutanan bukan lagi semata-mata
dimonopoli oleh negara saja, tetapi milik seluruh pelaku kehutanan yakni masyarakat, pengusaha dan pemerintah. Diperlukan kerjasama dan keterlibatan
para pihak tersebut untuk mengurangi laju degradasi hutan serta memperbaikinya dengan menghindari konflik.
Inisiatif yang dilakukan oleh pemerintah dalam kerangka tersebut adalah merancang GERHAN, yang dalam pelaksanaanya membuka ruang yang sangat
besar bagi para pihak untuk berpartisipasi. Masyarakat sebagi pelaku, pelaksana serta sasaran program tersebut seyogianya menangkap peluang tersebut,
berpartisipasi dan berperan aktif untuk mengembangkannya.