Pendapatan Masyarakat Sebelum Pelaksanaan Program GERHAN

responden akan memberikan jawaban yang kurang tepat, hal ini akan menimbulkan bias dalam perhitungan pendapatan masyarakat sebelum pelaksanaan program GERHAN. Oleh sebab itu, untuk mengurangi bias yang akan terjadi, maka pendapatan masyarakat sebelum pelaksanaan GERHAN dilakukan dengan menghitung pendapatan masyarakat pada satu tahun terakhir di luar pendapatan dari GERHAN. Rata-rata pendapatan masyarakat di luar pendapatan dari GERHAN dilokasi desa sampel sebelum pelaksanaan GERHAN bervariasi dariRp. 500.00bln sampai dengan Rp 800.000bln. Besarnya rata-rata pendapatan masyarakat di lokasi desa sampel dirinci menurut sumber pendapatan yang berasal dari luar GERHAN dan yang berasal dari GERHAN disajikan pada Lampiran 10.

5.2.2.3 Pendapatan Masyarakat Sesudah Pelaksanaan Program GERHAN

Pendapatan masyarakat di sekitar lokasi pelaksanaan GERHAN di wilayah BPDAS Waehapu dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu pendapatan yang bersumber dari kelompok nelayan, pertanian ladang, ternak, kebun, hasil hutan dan lain-lain, kelompok non-pertanian gajiupah, dagang dan lainnya, dan kelompok pendapatan yang berasal dari GERHAN hanya sebatas upah kerja. Mengingat pelaksanaan GERHAN di Pulau Ambon baru dimulai pada tahun2004, pada saat kajian ini dilakukan tahun 2010 belum ada hasil tanaman GERHAN yang dipanen, sehingga pendapatan masyarakat yang berasal dari GERHAN, baru berupa upah pelaksanaan mulai dari persiapan, penanaman dan pemeliharaan tanaman GERHAN serta hasil dari tanaman di areal GERHAN. a. Peningkatan pendapatan masyarakat yang berasal darihasil tanaman kayu- kayuan dari hutan rakyat Tanaman kayu yang ditanam pada hutan rakyat antara lain jati Tectona grandis , mahoni Swietenia sp, Lenggua Pterocarpus indicus. Hasil utama dari jenis-jenis tersebut adalah kayu hasil tebangan dengan umur masak tebang masing-masing. Jenis tanaman kayu tersebut akan menghasilkan volume kayu dan kualitas kayu yang berbeda apabila ditebang pada umur tanaman yang berbeda. Namun demikian, jenis-jenis tersebut bisa ditebang pada umur yang sama, karena sebagian jenis tanaman tersebut ditanam secara campuran pada suatu lokasi. b. Peningkatan pendapatan masyarakat yang berasal dari hasil tanaman MPTS Jenis tanaman MPTS Multi Purpose Tree Species GERHAN di Pulau Ambon adalah jambu mete, coklat, kemiri, mangga, durian, dan pala. Penanaman tanaman MPTS dilakukan dengan tujuan agar dapat memberikan penghasilan kepada petani selama menunggu hasil panen tanaman kayu-kayuan. Untuk menilai besarnya manfaat yang dihasilkan dari tanaman MPTS maka digunakan prediksi produksi masing-masing jenis tanaman MPTS. Banyaknya hasil panen tergantung dari umur tanam. Jambu mete yang berumur 3-4 tahun dapat menghasilkan gelondong kering 2-3 kgpohon. Harga per kilogram Rp 20.000 hasil ini meningkat menjadi 15-20 kgpohon pada umur 20- 30 tahun. Tanaman jambu mete sebenarnya masih dapat berproduksi sampai umur 50 tahun, tetapi masa paling produktifnya adalah pada umur 25-30 tahun . Buah coklat umumnya bisa dipanen secara bertahap hampir setiap minggu. Umur panen kakao juga terbilang pendek, sekitar 2-3 tahun. Harga coklat per kilogram sekitar Rp15.000. Tanaman Mangga Mangifera indica merupakan tanaman yang dimanfaatkan dari produksi buahnya. Tanaman ini sudah sangat membudaya di masyarakat Pulau Ambon, hampir setiap rumah dapat dijumpai sebagai tanaman pekarangan. Mangga masak dikonsumsi dalam bentuk buah segar yang langsung dimakan. Tanaman Mangga mulai berbuah pada umur 4-5 tahun. Buah mangga biasanya dapat dipetik pada umur 60- 90 hari sejak munculnya bunga. Masa panen berlangsung selama 3 bulan, yaitu pada bulan Agustus sampai bulan Oktober. Banyaknya hasil panen tergantung dari umur tanam. Mangga yang berumur 4-5 tahun dapat menghasilkan buah 10 kgpohon. Hasil ini meningkat menjadi 40-50 kgpohon mulai umur 10 tahun. Dan mencapai 70-80 kgpohon sampai umur 25 tahun. Tanaman mangga sebenarnya masih dapat berproduksi sampai umur 40 tahun, tetapi masa paling produktifnya adalah pada umur 15 – 20 tahun, hasilnya meningkat mulai umur 8 – 20 tahun. Harga per kilogram Rp 6.000. Umumnya pohon pala mulai berbuah pada umur 7 tahun dan pada umur 10 tahun telah berproduksi secara menguntungkan. Produksi pada akan terus