Masyarakat Yang Terlibat Dalam Program GERHAN

Intensitas partisipasi masyarakat dalam program GERHAN dapat dilihat pada ragam jenis kegiatan yang diikuti oleh masyarakat dan jumlah atau proporsi masyarakat yang terlibat dalam kegiatan tersebut serta curahan waktu yang dikeluarkan untuk pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Curahan waktu dalam mengerjakan kegiatan 100, menurut masyarakat hal ini disebabkan program GERHAN hanya bersifat sementaratemporal sehingga tidak menggagu usaha taninya. Sedangkan ragam jenis kegiatan GERHAN yang diikuti oleh masyarakat tersebut tidak hanya terbatas pada kegiatan fisik pembuatan tanaman, melainkan perlu pula dilihat dari sejak tahap awal, yakni tahap perencanaan, pelaksanaan kegiatan fisik, pelaksanaan kegiatan kelembagaan, serta monitoring dan evaluasi. Karena pada kenyataannya partisipasi masyarakat dalam kegiatan GERHAN juga mencakup kegiatan non-fisik tanaman, khususnya kegiatan perencanaan dan pengembangan kelembagaan, dan dalam mengikuti kegiatan tersebut masyarakat juga mencurahkan sebagian waktu, tenaga, pikiran, dan kadangkala juga biaya.

5.2.1 Aspek Ekonomi

5.2.2.1 Peningkatan Ekonomi Masyarakat Dalam Pelaksanaan GERHAN

Peningkatan pendapatan masyarakat dipahami sebagai meningkatnya pendapatan masyarakat dari pelaksanaan kegiatan dan hasil-hasil GERHAN. Pendekatan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat melalui beberapa tahapan, yaitu a kondisi pendapatan masyarakat sebelum pelaksanaan GERHAN, b pendapatan masyarakat setelah pelaksanaan GERHAN.

5.2.2.2 Pendapatan Masyarakat Sebelum Pelaksanaan Program GERHAN

Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di wilayah DAS Waehapu adalah petani, sedangkan mata pencaharian lainnya meliputi nelayan, pedagang, pegawai negeri maupun swasta, pengrajin dan jasa-jasa lainnya, dengan demikian sumber pendapatan masyarakat berasal dari bidang pertanian dan di luar bidang pertanian. Besarnya pendapatan masyarakat sebelum pelaksanaan GERHAN di lokasi sampel sangat sulit untuk diketahui, karena masyarakat tidak pernah mencatat besarnya pendapatan tersebut. Apabila pertanyaan tentang pendapatan dua atau tiga sebelumnya ditanyakan kepada responden, maka responden akan memberikan jawaban yang kurang tepat, hal ini akan menimbulkan bias dalam perhitungan pendapatan masyarakat sebelum pelaksanaan program GERHAN. Oleh sebab itu, untuk mengurangi bias yang akan terjadi, maka pendapatan masyarakat sebelum pelaksanaan GERHAN dilakukan dengan menghitung pendapatan masyarakat pada satu tahun terakhir di luar pendapatan dari GERHAN. Rata-rata pendapatan masyarakat di luar pendapatan dari GERHAN dilokasi desa sampel sebelum pelaksanaan GERHAN bervariasi dariRp. 500.00bln sampai dengan Rp 800.000bln. Besarnya rata-rata pendapatan masyarakat di lokasi desa sampel dirinci menurut sumber pendapatan yang berasal dari luar GERHAN dan yang berasal dari GERHAN disajikan pada Lampiran 10.

5.2.2.3 Pendapatan Masyarakat Sesudah Pelaksanaan Program GERHAN

Pendapatan masyarakat di sekitar lokasi pelaksanaan GERHAN di wilayah BPDAS Waehapu dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu pendapatan yang bersumber dari kelompok nelayan, pertanian ladang, ternak, kebun, hasil hutan dan lain-lain, kelompok non-pertanian gajiupah, dagang dan lainnya, dan kelompok pendapatan yang berasal dari GERHAN hanya sebatas upah kerja. Mengingat pelaksanaan GERHAN di Pulau Ambon baru dimulai pada tahun2004, pada saat kajian ini dilakukan tahun 2010 belum ada hasil tanaman GERHAN yang dipanen, sehingga pendapatan masyarakat yang berasal dari GERHAN, baru berupa upah pelaksanaan mulai dari persiapan, penanaman dan pemeliharaan tanaman GERHAN serta hasil dari tanaman di areal GERHAN. a. Peningkatan pendapatan masyarakat yang berasal darihasil tanaman kayu- kayuan dari hutan rakyat Tanaman kayu yang ditanam pada hutan rakyat antara lain jati Tectona grandis , mahoni Swietenia sp, Lenggua Pterocarpus indicus. Hasil utama dari jenis-jenis tersebut adalah kayu hasil tebangan dengan umur masak tebang masing-masing. Jenis tanaman kayu tersebut akan menghasilkan volume kayu dan kualitas kayu yang berbeda apabila ditebang pada umur tanaman yang berbeda. Namun demikian, jenis-jenis tersebut bisa ditebang pada umur yang sama, karena sebagian jenis tanaman tersebut ditanam secara campuran pada suatu lokasi.