Tabel 4 Total luas kegiatan GERHAN di Pulau Ambon tahun 2004 –
2007
No Tahun Pelaksanaan Kegiatan GERHAN
Luas ha
1 2004
200 2
2005 785
3 2006
100 4
2007 250
Jumlah 1335
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Maluku, 2008 Sedangkan untuk kegiatan penanaman GERHAN Vegetatif
dapat di lihat pada tabel 5. Tabel 5 Kegiatan GERHAN Vegetatif di Pulau Ambon
No Lokasi
Kegiatan Pelaksanaan GERHAN Tahun……ha
Jumlah ha
2003 2004
2005 2006
2007 I.
Kec.Nusaniwe 1.
Gunung Nona -
50 -
- -
50 2.
Air Louw -
- 65
- -
65 3.
TuniMahia -
- -
50 -
50 4.
Amahusu -
- -
50 -
50 5.
Kusu-kusu Sereh -
- -
- 250
250 II.
Kec. Sirimau 1.
Gunung Sirimau -
50 -
- -
50 2.
Batu MerahSoya -
- 90
- -
90 III.
Kec. Teluk Ambon Baguala
1. Passo
- -
100 -
- 100
2. Air Ali
- 50
65 -
- 115
3. Waringin Cap
- 25
- -
- 25
4. Amaori
- 25
- -
- 25
5. Keranjang
- -
65 -
- 65
IV. Kec. Teluk Ambon
1. Hatiwe Besar I
- -
65 -
- 65
2. Hatiwe Besar II
- -
65 -
- 65
3. Tawiri I
- -
60 -
- 60
4. Tawiri II
- -
60 -
- 60
5. Laha
- -
150 -
- 150
Jumlah 200
785 100
250 1335
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Maluku, 2010
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Aspek Teknis
Aspek teknis yang dimaksud disini adalah sutau rangkaian kegiatan GERHAN yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan serta
pengendalian.
5.1.1 Perencanaan Penyelenggaraan GERHAN 5.1.1.1 Pemilihan Lokasi
Lokasi untuk reboisasi pada lahan kritis di dalam kawasan hutan, merupakan daerah kritis dengan 80 topografinya bergelombang sampai
bergunung kelerengan 15, dan 20 topografinya mempunyai kelerengan 15. Lokasi tersebut dipetakan pada peta kerja dengan skala 1 : 10.000 sampai
dengan 1 : 20.000 disesuaikan dengan standar perpetaan. Sedangkan untuk kegiatan hutan rakyat dipilih desa-desa pada lahan milik masyarakat yang kurang
produktif dengan tingkat pendapatan rendah. Lokasi tersebut dipetakan dengan skala 1 : 50.000 dilengkapi dengan nama pemilik hutan rakyat dan luas hutan
rakyat.
5.1.1.2 Penyusunan Rancangan
Berdasarkan hasil wawancara di lapangan penyusunan rancangan teknis meliputi : keadaan umum lokasi, kebutuhan bibit, saranaprasarana, dan teknis
penanaman. Rancangan teknis tersebut kemudian disahkan oleh Kepala Dinas kehutanan, Pertanian dan Peternakan Dishutlanak Kota Ambon. Rancangan itu
sendiri disusun oleh aparat Dishutlanak Kota Ambon dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai BPDAS Waehapu.
Secara umum tahapan dan pelaksanaan kegiatan tersebut telah dilaksanakan di lokasi sampel. Standar pelaksanaan kegiatan tersebut, mengacu pada pedoman
pelaksanaan GERHAN.Selanjutnya, Dishutlanak Kota Ambon juga menyusun beberapa petunjuk teknis Juknis pelaksanaan kegiatan GERHAN, diantaranya
Juknis persiapan penanaman bibit tanaman untuk petani, petunjuk pelaksanaan Juklak pelatihan petani kader RHL, serta materi dan pedoman inventarisasi atau
identifikasi data sosial, ekonomi, budaya sosekbud program GERHAN itu
sendiri. Dengan demikian realisasi tahapan kegiatan telah sesuai dengan pedoman atau standar kegiatan.
Demi menunjang keberhasilan kegiatan GERHAN, maka Dishutlanak Kota Ambon menyusun suatu rencana yang tertuang dalam Rancangan Teknis.
Dokumen rancangan teknis disusun untuk setiap jenis kegiatan, berisi rancangan fisik dan biaya serta dilengkapi dengan peta lokasi. Dokumen rancangan teknis
tersebut, selanjutnya disahkan oleh Kepala Dishutlanak Kota Ambon, setelah mendapatkan penilaian dari Kepala BPDAS Waehapu.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemilihan lokasi untuk kegiatan reboisasi sudah sesuai dengan juknis GERHAN. Pelaksanaan kegiatan
GERHAN tersebut telah ditunjang dengan suatu rancangan kegiatan yang baik, dan sesuai dengan standard yang berlaku.
5.1.2 Pelaksanaan Kegiatan GERHAN 5.1.2.1 Persiapan Lahan
Persiapan lahan ditandai dengan pemancangan tanda batas dan pengukuran lapangan, pembersihan lapangan dan pengolahan tanah, pembuatan arah larikan
dan pemasangan ajir, pembuatan piringan tanaman, pembuatan lubang tanaman, pembuatan gubuk kerja dan papan pengenal proyek kegiatan.
5.1.2.2 Pemilihan Tanaman
Berdasarkan hasil wawancara, pemilihan jenis tanaman untuk kegiatan reboisasi ditentukan oleh pelaksana proyek. Hal ini mengindikasikan bahwa
dalam pemilihan jenis tanaman belum mempertimbangkan keinginan masyarakat,yang menghendaki agar penentuan jenis tanaman disesuaikan dengan
faktor iklim dan edafis serta permintaan pasar.