kadang menjadikan personil yang terlibat dalam tim tidak mengetahui tugas dan tanggung jawabnya secara jelas.
2. Personil yang duduk dalam organisasi Tim Pembina pada umumnya telah
mempunyai tugas dan kesibukan rutin di instansinya masing-masing, sehingga sering sulit untuk hadir dalam kegiatan koordinasi. Dalam implementasinya,
pelibatan dan koordinasi antar para pihak dalam pelaksanaan GERHAN turut memberikan pengetahuan dan pemahaman yang relatif baru mengenai aktivitas
berorganisasi dengan banyak pihak, khususnya dengan anggota tim lain yang berasal dari instansi yang berbeda.
5.3.4.5 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia SDM
Ada beberapa aspek yang menjadi perhatian dalam peningkatan sumber daya manusia, antara lain :
1. Pelatihan petani kader, pelatihan petani kader bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani sekitar hutan, khususnya petanikelompok
tani yang akan terlibat dalam kegiatan GERHAN sebagai kader-kader rehabilitasi hutan dan lahan, dan juga sekligus memberikan motivasi dan
dorongan kepada petanikelompok tani pelaksana GERHAN tentang pentingnya upaya konservasi hutan, tanah, air melalui gerakan reboisasi
maupun pembuatan tanaman hutan rakyat. 2. Kepeloporan TNI, pembentukan personil TNI yang terlibat di dalam
GERHAN ditandatangani oleh Kepala Kodim 1504 Pattimura yang tertuang dalam surat keputusan. Disamping itu juga dilakukan penataran singkat
terhadap personil yang terlibat pelaksanaan GERHAN, sehingga nantinya mereka akan siap untuk melaksanakan koordinasi dengan pemda secara
insidentil, memberikan penyuluhan terhadap petani dan pengerahan personil TNI ke lokasi kegiatan berfungsi untuk mengawasi kegiatan penanaman.
3. Penyelenggaraan pendampingan, dengan memberikan informasi kepada LSM dan calon pendamping lainnya, sekaligus melakukan Inventarisasi dan
identifikasi calon pendamping. Selanjutnya dilakukan penataran bagi pendamping yang memenuhi syarat.
5.3.4.6 Penyuluhan
Penyuluhan kehutanan merupakan proses pengembangan pengetahuan, sikap dan ketrampilan masyarakat agar mereka tahu, mau dan mampu berperan
aktif secara swadaya dalam mendukung pembangunan kehutanan dan pelestarian sumberdaya hutan dan lingkungan. Pelaksanaan penyuluhan ini bertujuan agar ada
kesamaan persepsi dari seluruh stakeholder terkait baik di tingkat pusat, Provinsi dan kabupatenkota di sektor pemerintah maupun masyarakat untuk
memfungsikan hutan dan lahan sebagaimana mestinya. Kegiatan penyuluhan petani dilakukan agar petani GERHAN memahami bagaimana kegiatan
penanaman maupun pemeliharaan tanaman.
5.3.4.7 Pengawasan dan Pengendalian
Mengacu pada
Lampiran II
Peraturan Menteri
Kehutanan No.P.03Menhut-V2004 tanggal 22 Juli 2004 disebutkan bahwa kegiatan
pengawasan dilakukan untuk memantau konsistensi pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan prosedur administrasi dan peraturan terkait. Menurut hasil evaluasi
dampak GERHAN di Jawa Tengah PT Centra Multicon 2007 pengendalian di maksudkan untuk memposisikan secara konsisten seluruh jenis dan tahapan
kegiatan agar sesuai dengan prosedur administrasi dan peraturan yang terkait. Kegiatan pengawasan dan pengendalian dilaksanakan oleh setiap satkerdinas
teknis kehutanan Provinsi dan oleh instansi fungsionalirjen Dephut bekerjasama dengan Bawasda Provinsi.
Berdasarkan hasil wawancara dan verifikasi terhadap para pihak di Dinas Kehutanan Pertanian dan Peternakan Kota Ambon, menunjukkan bahwa
pengawasan dan pengendalian telah dilaksanakan. Pengawasan dan pengendalian dilakukan secara insidentil, yang ditunjukkan dengan tidak adanya jadwal dan
periode pelaksanaan pengawasan secara teratur. Indikasi lainnya adalah laporan pembinaan, monitoring dan evaluasi yang dibuat secara tidak teratur, serta tidak
adanya tindak lanjut atas laporan pembinaan, monitoring dan evaluasi. Seyogyanya laporan pembinaan, monitoring dan evaluasi digunakan sebagai dasar
penyempurnaan dan tindakan pencegahan agar kekeliruan serupa tidak terjadi lagi pada tahapan kegiatan berikutnya. Dalam sistem manajemen, pengawasan dan