kelas, di mana guru menjelaskan suatu materi pelajaran agar siswanya memahami materi tersebut. Keadaan tersebut dapat menimbulkan kesan
timbal balik diantara keduanya.
3. Ketelitian
Ketelitian memiliki kata dasar teliti yang berarti cermat dan seksama Kamus Besar Bahasa Indonesia. Teliti merupakan sikap di
mana seseorang cermat dalam suatu hal. Teliti menghindarkan seseorang untuk melakukan kesalahan atau hal ceroboh. Teliti berarti pula sebagai
sikap waspada atau jeli. Sikap ini memiliki ciri yaitu bersikap waspada yang berarti mawas diri, bersikap hati-hati yang artinya tenang saat
melakukan sesuatu, dan besar perhatian yang artinya mencurahkan segenap perhatian pada sesuatu yang sedang diperbuat. Teliti merupakan
bagian dari sikap di mana sikap merupakan respon yang masih tertutup terhadap suatu obyek Notoadmodjo, 2003.
Sikap teliti diperlukan dalam dunia pendidikan untuk
menghindarkan peserta didik dari hal ceroboh. Guru perlu menanamkan sikap tersebut agar para peserta didik selalu cermat baik dalam sikap
maupun pembelajaran. Ketelitian bisa menyangkut pada banyak hal termasuk dalam menulis. Siswa sekolah dasar terutama kelas bawah
biasanya kurang teliti dalam menulis suatu kata atau kalimat. Mereka kurang teliti misalnya kurang huruf atau tidak memakai tanda baca.
Ketelitian dalam menulis yang dimaksud adalah pemilihan kata yang tepat, penyusunan kata menjadi kalimat yang efektif, menganalisis
tersampainya pesan kepada pembaca, dan menggunakan konjungsi yang jelas Ishak Yustinah, 2008
Dengan demikian ketelitian merupakan sikap yang perlu ditanamkan pada tiap individu. Sikap ini bersifat positif dan menjauhkan
seseorang dari kecerobohan. Ketelitian berarti berhati-hati sebelum dan saat melakukan sesuatu untuk menghindari sebuah kesalahan.
4. Menulis
Menulis merupakan salah satu keterampilan bahasa yang harus dikuasai setiap individu. Menulis itu sendiri memiliki hubungan masing-
masing dengan membaca dan berbicara. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan menulis sebagai membuat huruf angka dan sebagainya
dengan pena pensil, kapur yang membuat anak-anak belajar, melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang dan membuat surat. Lain lagi
pendapat Tarigan 2008 bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung,
tidak secara tatap muka dengan orang lain. Secara garis besar menulis merupakan kegiatan yang melibatkan pikiran dan melatih bahasa siswa
untuk berkomunikasi menggunakan media tulisan. Menulis merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dengan membaca karena keduanya
merupakan bagian dari komunikasi dan bahasa. Fungsi dari menulis itu sendiri adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung Tarigan,
2008. Tarigan menambahkan bahwa menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar untuk berpikir.
Menulis itu sendiri juga memiliki tujuan yang akan mengarahkan seseorang untuk mendapatkan hasil tulisan yang baik dan pesan yang
dituangkan dalam kata-kata dapat tersampaikan kepada pembacanya. O’Malley dan Pierce 1996 mengungkapkan ada tiga tujuan menulis
yaitu informatif yang artinya digunakan untuk mengungkapkan gagasan atau sekedar berbagi informasi dan pengetahuan. Pengungkapan gagasan
ini dijelaskan sedetail mungkin agar pembaca tahu apa yang ingin disampaikan penulis. Hal tersebut juga berlaku pada tujuan menulis untuk
memberi informasi, karena memberi informasi harus jelas dan sesuai dengan fakta. Tujuan menulis selanjutnya adalah ekpresif, yaitu tujuan
yang digunakan penulis saat membuat sebuah tulisan narasi. Penulisan narasi menuntut penulis untuk berekspresi sebaik mungkin agar maksud
dari tulisan tersebut dapat tersampaikan kepada pembaca. Kemudian tujuan menulis yang terakhir adalah persuasif. Tujuan ini digunakan untuk
mempengaruhi orang lain atau juga dapat digunakan sebagai cara untuk mengajak orang lain melakukan sesuatu. Biasanya tujuan menulis ini
dapat kita jumpai di media cetak seperti koran atau majalah. Hal lain yang ada dalam menulis adalah manfaatnya, adapun
manfaat menulis menurut Akhadiah, dkk. 1994 adalah pertama, dengan menulis kita dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi pribadi yang
berkaitan dengan permasalahan yang sedang ditulis. Hal ini mengajak kita untuk dapat menemukan potensi atau bakat yang kita miliki dalam bidang
tulis menulis serta ketelitian kita dalam menanggapi permasalahan yang