Pembelajaran Tematik Kajian Pustaka 1. Kartu Kata Bergambar

e. Fleksibel Pembelajaran tematik tidak terfokus dalam satu mata pelajaran. Guru dapat memvariasikan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan dan metode yang sesuai. Pembelajaran ini mudah digunakan karena tidak mengacu pada metode tertentu namun dapat disesuaikan sesuai kondisi. f. Bermakna dan utuh Pembelajaran ini mempertimbangkan proses dan isi materi sehingga pembelajaran bisa lebih dipahami. Pembelajaran ini juga mengupayakan perkembangan psikologis siswanya. Pembelajaran disajikan secara utuh dalam satu tema agar lebih bermakna. g. Mempertimbangkan waktu dan ketersediaan sumber Dalam pembelajaran tematik, guru harus pandai mengatur waktu. Hal tersebut dilakukan agar pembelajaran tidak menggunakan waktu yang terlalu lama. Penggunaan sumber belajar yang terdapat di sekitar sekolah juga dianjurkan jika mendukung. h. Tema terdekat dengan anak Pembuatan tema dalam pembelajaran tematik dianjurkan menggunakan hal-hal yang tidak asing untuk siswa. Hal tersebut dilakukan agar materi yang dipelajari menyatu dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah dimiliki oleh siswa. Disarankan untuk menggunakan tema yang sering ditemui dalam keseharian siswa. i. Pencapaian kompetensi dasar bukan tema Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran tematik bukan semata temanya melainkan kompetensi dasar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Walaupun nampak bahwa tema menjadi sebuah hal pokok dalam pembelajaran tematik, namun dibalik itu guru harus mampu mengembangkan ketercapaian kompetensi. Dengan tercapainya kompetensi maka dapat dipastikan siswa memahami pembelajaran yang diberikan. Prastowo 2013 menjelaskan 18 macam karateristik dalam pembelajaran tematik sebagai berikut: a. Adanya efisiensi Pembelajaran tematik menggunakan waktu, metode, sumber belajar. Penggunaan tersebut ditujukan untuk mengupayakan pemberian pengalaman nyata kepada peserta didik. Dengan memperoleh pengalaman nyata maka siswa dapat lebih memahami materi dari pembelajaran yang disampaikan. b. Kontekstual Pembelajaran tematik berbasis pada masalah-masalah nyata sehingga mudah untuk dipahami. Pemilihan tema dalam pembelajarannya pun dekat dengan kehidupan sehari-hari. Hal tersebut mempermudah guru dan siswa dalam mempelajari materi. c. Berpusat pada siswa Pembelajaran tematik memposisikan guru sebagai fasilitator. Penempatan posisi tersebut dilakukan agar pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa merupakan objek pokok yang harus ada saat pembelajaran berlangsung. d. Memberikan pengalaman langsung Pembelajaran tematik mengajak siswanya untuk merasakan dan mengalami sendiri materi yang sedang dipelajari. Siswa tidak hanya terpacu pada teori-teori yang ada di buku melainkan melalui pengalaman nyata. Hal tersebut dapat menyebabkan pembelajaran lebih menarik sehingga siswa tidak bosan. e. Pemisahan mata pelajaran yang kabur Pembelajaran tematik menyuguhkan pembelajaran dalam satu tema. Pemisahan antar pembelajaran menjadi tak nampak karena sudah dikemas menjadi satu tema. Tema tersebut tersaji utuh sehingga tidak ada bagian-bagian dalam mata pelajaran yang nampak. f. Holistis Pembelajaran tematik disajikan secara utuh, tidak terpotong- potong. Siswa mampu memahami pelajaran yang diajarkan secara utuh karena dapat lebih fokus. Hal tersebut juga memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. g. Fleksibel Pembelajaran tematik mengarahkan guru untuk fleksibel luwes dalam memberikan pelajaran di kelas. Guru harus pandai mengaitkan materi dari satu mata pelajaran ke pelajaran lain bahkan jika bisa ke hal lain seperti lingkungan sekitar. Hal tersebut membuat siswa dapat meningkatkan pemahaman siswa apalagi jika dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. h. Hasil pembelajaran berkembang sesuai minat dan kebutuhan siswa Pembelajaran tematik memberikan manfaat bagi kehidupan siswa. Pembelajaran juga diminati sehingga mempengaruhi perkembangan intelektual mereka. Hasil dari pembelajaran pun berkembang sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa. i. Kegiatan belajarnya sangat relevan dengan kebutuhan siswa SDMI Dalam pembelajaran tematik, siswa diajari untuk memahami pembelajaran dalam satu kesatuan. Pemahaman tersebut dilakukan dengan menghubungkan informasi-informasi yang terpisah. Pemahaman siswa diarahkan agar sejalan dengan kebutuhan siswa yang cenderung konkret, integratife, dan hierarkis. j. Kegiatan yang dipilih bertolak dari minat dan kebutuhan siswa Pembelajaran tematik mengembangkan tema dari lingkungan sekitar. Tema juga dapat dihubungkan dengan minat siswa. hal tersebut dapat disesuaikan dengan kebijakan guru dan kebutuhan siswa. k. Kegiatan belajar akan lebih bermakna Pembelajaran tematik memungkinkan terjalinnya konsep- konsep yang saling berhubungan. Pada akhirnya konsep dapat mengakibatkan pembelajaran yang fungsional. Hal tersebut menyebabkan pembelajaran yang berlangsung lebih bermakna dan diterima oleh siswa. l. Mengembangkan keterampilan berpikir siswa Pembelajaran tematik dapat membuat siswa mengembangkan kemampuan dalam dirinya sendiri. Kemampuan tersebut diarahkan untuk mengontrol segala sikap dan tindakan yang akan dilakukan. Siswa diharapkan dapat berpikir sebelum bertindak. m. Menyajikan kegiatan belajar pragmatis yang sesuai dengan permasalahan Pembelajaran tematik mengajak siswa untuk mengembangkan pengetahuannya. Pengembangan tersebut dilakukan melalui interaksi dan pengalaman dalam kehidupannya. Siswa dapat lebih memahami kegiatan pembelajaran karena berhubungan dengan permasalahan dan pengalaman. n. Mengembangkan keterampilan sosial siswa Pembelajaran tematik berkaitan erat dengan kehidupan sosial terutama temanya. Tema yang dipakai disesuaikan dengan kegiatan sosial siswa sehari-hari sehingga siswa dapat dengan mudah beradaptasi. Melalui tema, siswa diajak untuk mengasah dan mengembangkan keterampilan sosialnya. o. Aktif Pembelajaran tematik mengajak siswanya untuk berperan aktif dalam setiap pertemuan. Keaktifan ini dapat dilihat dari fisik, mental, intelektual, maupun emosinya. Keaktifan merupakan sikap yang diperlukan saat mengikuti pembelajaran. p. Menggunakan prinsip bermain sambil belajar Pembelajaran tematik menggunakan prinsip bermain sambil belajar. Hal ini dilakukan agar siswa tertarik mengikuti pembelajaran dan tidak merasa jenuh. Contoh kegiatan bermain sambil belajar misalkan penyajian materi pelajaran dipadukan dengan bermain peran atau menyusun huruf. q. Mengembangkan komunikasi siswa Pembelajaran tematik menonjolkan siswa sebagai pusat dalam pembelajaran. Oleh karena itu setiap siswa wajib untuk melakukan komunikasi. Hal ini dimaksudkan agar timbul interaksi antar individu dalam setiap pembelajaran. r. Lebih menekankan proses ketimbang hasil Pembelajaran tematik mengajak guru untuk mendorong siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru juga perlu mengamati setiap perkembangan dan proses dari pencapaian keberhasilan itu sendiri. Siswa diajak untuk menikmati setiap proses agar hasil yang diinginkan dicapai dengan baik. Pembelajaran tematik juga tak luput dari keunggulan dan kelemahan. Rusman 2011 dalam Prastowo, 2013 mengungkapkan beberapa keunggulan dalam pembelajaran tematik, yaitu pertama, pengalaman dan kegiatan sangat relevan dengan tingkat perkembangan anak sekolah dasar; kedua, kegiatan yang dipilih dalam pelaksaan pembelajaran ini bertolak dari minat siswa; ketiga, kegiatan belajar lebih bermakna sehingga menimbulkan kesan pada siswa; keempat, mengembangkan keterampilan berpikir siswa; kelima, menyajikan pembelajaran yang pragmatis; dan keenam, mengembangkan keterampilan sosial. Trianto 2013 dalam Prastowo, 2013 mengungkapkan kebalikan dari keunggulan pembelajaran tematik, yaitu kelemahannya, diantaranya sebagai berikut: a. Keterbatasan dalam aspek sarana dan sumber belajar Pembelajaran tematik membutuhkan banyak bahan bacaan, sumber informasi, dan fasilitas internet. Jika semua kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka kemungkinan munculnya hambatan dalam penerapan pembelajaran ini. Sarana dan sumber belajar dis ekolah perlu diperhatikan sebelum melakukan pembelajaran model tematik. b. Keterbatasan dalam aspek kurikulum Pembelajaran tematik dalam Kurikulum 2013 tetap menggunakan kurikulum. Kurikulum harus berorientasi pada ketuntasan pemahaman siswa dan memberi kesempatan pada guru untuk mengembangkan materi. Beberapa guru kurang dapat mengembangkan materi karena terbatas pada kurikulum. c. Keterbatasan dalam aspek penilaian Pembelajaran tematik memerlukan penilaian yang bersifat menyeluruh. Hal ini mengharuskan guru berkonsultasi dengan guru lain jika mata pelajaran berasal dari guru yang berbeda. Kendala yang ditimbulkan adalah mencari penyesuaian dan kesepakatan dengan guru lain agar penilaian dapat menyeluruh. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik yang tergolong bagian dari pembelajaran terpadu ini menyajikan suatu model belajar yang menggunakan tema. Tema ditentukan berdasarkan kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran yang sama. Tema yang dipilih juga disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari peserta didiknya. Dengan menggunakan tema, otomatis mata pelajaran tidak disajikan terpisah melainkan satu kesatuan utuh. Peralihan dari satu mata pelajaran ke mata pelajaran lain pun tak nampak dan ini merupakan kelebihannya. Namun ada juga kekuarangan yang dimiliki pembelajaran ini, salah satunya adalah keterbatasan dalam aspek penilaian karena memerlukan diskusi dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan.

9. Pendekatan Saintifik

Pengertian pendekatan menurut KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan proses, perbuatan, usaha dalam rangka aktivitas pengamatan untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti. Sedangkan pengertian pendekatan pembelajaran Hosnan, 2014 merupakan suatu proses yang digunakan guru untuk menyajikan bahan ajar. Pendekatan dilakukan agar proses belajar mengajar tersampaikan dengan baik dari guru kepada siswanya. Pendekatan saintik adalah proses pembelajaran yang mengedepankan keaktifan peserta didik dalam beberapa tahap. Pendekatan ini sangat dekat dengan Kurikulum 2013, bahkan implementasi dari keduanya adalah proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik aktif dalam mengamati, mengidentifikasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Karateristik dalam pendekatan saintifik Hosnan, 2014 adalah pertama, berpusat pada siswa, artinya melalui pendekatan ini, proses belajar mengajar dipusatkan hanya pada siswa, sedangkan guru beperan sebagai fasilitator. Hal ini dilakukan karena setiap proses yang akan dilakukan siswa menggunakan pendekatan ini diamati oleh guru. Kedua, melibatkan proses kognitif. Proses kognitif yang dimaksudkan adalah melalui pendekatan saintifik, siswa diajak untuk memperoleh pengetahuan melalui tahapan kegiatan yang akan mereka lalui. Terakhir, ketiga, dapat mengembangkan karakter siswa. Melalui pendekatan saintifik, karakter siswa dapat terbentuk dan berkembang. Hal tersebut dapat terlihat dari keingintahuan, kemandirian, dan kreatifitas siswa dalam memecahkan masalah melalui pendekatan saintifik sehingga karakter mereka dapat terbentuk. Hosnan 2014 juga mengungkapan beberapa tujuan dari pendekatan saintifik yaitu: a. Untuk meningkatkan kemampuan intelek Kemampuan yang dimaksudkan adalah kemampuan yang lebih tinggi. Dalam pendekatan saintifik, siswa diajak untuk meningkatkan kemampuannya menjadi lebih. Tidak semua siswa dapat langsung memiliki kemampuan intelektual ini, namun harus melewati tahapan demi tahapan untuk mencapainya. b. Membentuk kemampuan siswa memecahkan masalah secara sistematis Melalui pendekatan saintifik, siswa diajak untuk memecahkan masalah secara sistematis. Pemecahan masalah tersebut melalui tahapan-tahapan sehingga terjadi proses yang berurutan. Tahapan- tahapan tersebut adalah memahami masalah, membuat rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian, dan mengecek hasil akhir. c. Melatih siswa mengkomunikasikan ide Mengkomunikasikan ide merupakan hal yang wajib dilakukan dalam pendekatan saintifik agar masalah cepat terselesaikan. Tidak semua siswa dapat mengkomunikasikan ide melalui bahasa lisan, maka bahasa tulis diperlukan. Melalui bahasa tulis juga, siswa dapat mengkomunikasikan ide sekaligus diarahkan untuk membuat karya tulis ilmiah. Kegiatan dalam pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasimengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Mengamati merupakan proses yang mengembangkan ketelitian dalam mencari informasi. Menanya berarti mengajukan pertanyaan untuk informasi yang belum jelas diketahui. Mengumpulkan informasi merupakan kegiatan berupa ekperimen, wawancara, atau membaca sumber lain. Mengolah informasi berarti melakukan pengolahan terhadap informasi-informasi yang sudah didapat. Mengkomunikasikan merupakan tahap terakhir di mana semua informasi yang sudah diolah disampaikan dan disimpulkan. Proses pembelajaran pada pendekatan ini menyentuh tiga ranah yaitu ranah pengetahuan, ranahsikap, dan ranah keterampilan. Ranah pengetahuan untuk mengembangkan kemampuan pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari. Ranah sikap untuk mengetahui sikap-sikap apa yang harus ditunjukan saat pembelajaran sedang

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI MODEL INDUKTIF KATA BERGAMBAR PADA SISWA KELAS II SDN KARANGANYAR 02 KOTA SEMARANG

5 78 194

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI PADA Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui Penggunaan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas IV SD Premulung Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 12

PENGGUNAAN MODEL INDUKTIF KATA BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT SEDERHANA BERBAHASA PERANCIS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 BANDUNG.

1 11 48

Peningkatan keterampilan menulis konsonan melalui permainan kartu kata bergambar pada siswa kelas I SD Negeri 3 Mersi Purwokerto.

0 1 1

penggunaan media realita untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas II SD Negeri 03 Karanganyar tahun ajaran 2015/2016.

0 0 19

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri Setono No. 95, Pajang, Laweyan, Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015).

0 0 22

PENGGUNAAN MODEL PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA SD

2 7 13

Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Siswa Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar di Kelas I Sekolah Dasar - Repository Unja

1 1 14

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR PADA SISWA KELAS 1 SDN MARGOANYAR - UMG REPOSITORY

0 1 7

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian - MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR PADA SISWA KELAS 1 SDN MARGOANYAR - UMG REPOSITORY

0 0 9