Perubahan Metodologi Pembelajaran Dan Penataan Kurikulum. Kemudian PP No. 19 Tahun 2005 mengenai Standar Nasional
Pendidikan, serta INPRES Nomor 1 Tahun 2010 mengenai Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional. INPRES Nomor 1
tahun 2010 yang berisi Tentang Standar Nasional Pendidikan Prioritas Pembangunan Nasional juga termasuk dalam landasan Kurikulum
2013. c. Landasan konseptual
Landasan ini berkaitan dengan relevansi pendidikan. Ada juga kurikulum berbasis kompetensi dan karakter. Selain itu pembelajaran
konseptual, pembelajaran aktif, dan penilaian valid. Pengembangan struktur dalam Kurikulum 2013 diperlukan
agar kurikulum berjalan sesuai dengan rencana. Pengembangan ini mencakup
tiga langkah
yaitu mengidentifikasi
kompetensi, mengembangkan struktur kurikulum, dan mendeskripsikan mata
pelajaran. Kurikulum 2013 yang merupakan kurikulum pengganti KTSP ini menyuguhkan tujuan yang berbasis pendidikan karakter.
Tujuan tersebut ditekankan agar para peserta didik dapat mengamalkan filosofis Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Kurikulum ini dinilai memudahkan guru karena semua nahan ajar sudah tertera dan diatur dalam buku guru dan buku siswa, namun tak
sedikit pula guru yang merasa kesulitan.
Kurikulum 2013 mengembangkan berbagai ranah terutama pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Kurikulum ini berbasis kompetensi
karena mencakup tugas dan keterampilan. Cakupan tersebut dipelajari di sekolah dan menjadi bekal untuk memasuki dunia kerja nantinya.
Beberapa ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi adalah pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat.
Kurikulum 2013 berbasis kompetensi dapat dimaknai sebagai konsep kurikulum yang diarahkan untuk mengembangkan enam ranah dalam
konsep kompetensi dan mengembangkan kemampuan melakukan tugas yang hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik.
Dalam rancangan Kurikulum 2013 di sekolah dasar, tampak bahwa pelajaran IPA dan IPS sangat ingin ditonjolkan Kemendiknas,
2013 dalam Mulyasa, 2013. Beberapa pembenahan terus terjadi hingga akhirnya membentuk struktur kurikulum SD yang terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok A dan kelompok B. Kelompok A memuat pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA dan IPS. Kelompok B memuat pelajaran Seni Budaya Prakarya serta Pendidikan Jasmani, OR, dan Kesehatan.
Terlepas dari itu semua, Kurikulum 2013 yang merupakan pengganti KTSP ini diharapkan dapat membantu mencetak generasi
bangsa yang berkarakter. Kurikulum yang memasukkan unsur pendidikan karakter ini disajikan secara utuh dalam sebuah pembelajaran tematik. Hal
tersebut ditujukan untuk mengembangkan potensi peserta didik. Guru
harus bekerja keras untuk mewujudkan tujuan kurikulum ini kepada peserta didiknya.
8. Pembelajaran Tematik
Tematik merupakan suatu pembelajaran terpadu yang termasuk dalam model terjala webbed, yang menekankan pola pengorganiasasian
materi yang disatukan atau diintegrasikan dalam satu tema Kurniawan, 2014. Pendapat sama juga diungkapkan oleh Rusman 2013 dalam
Prastowo, 2013 yang mendefinisikan pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran terpadu yang dapat memberikan pengalaman
bermakna kepada siswanya yang melibatkan beberapa mata pelajaran. Mamat SB, dkk 2005 dalam Prastowo, 2013 mengungkapkan bahwa
pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang mengelola pembelajaran yang mengintegrasikan materi dari beberapa mata pelajaran
dalam sebuah topik yang sama yang disebut tema. Ketiga definisi tersebut hampir sama dan menyebutkan adanya tema dalam definisinya. Ciri khas
dari pembelajaran tematik terdapat pada tema. Tema ditentukan dan dikembangkan selaras dengan kompetensi dasar dari tiap pelajaran.
Kurniawan 2014 menjabarkan bahwa Kurikulum 2013 memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Berpusat pada anak Pembelajaran tematik memposisikan siswa sebagai pusat dari
pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal tersebut membuat guru
berperan sebagai
fasilitor. Pembelajaran
dirancang dengan
memperhatikan aspek-aspek perkembangan siswa. b. Pengalaman langsung
Pembelajaran tematik memberikan peluang kepada siswa untuk merasakan pengalaman langsung dari materi yang sedang
dipelajari. Hal ini ditujukan agar siswa memperoleh informasi dari tangan pertama sehingga pembelajaran lebih bermakna untuk siswa.
hal tersebut diharpkan dapat memberi dampak positif pada proses penerimaan dan pemahaman materi pada siswa.
c. Pemisahan mata pelajaran tidak jelas Pembelajaran yang menekankan penggunaan tema ini
membuat pemisahan dalam tiap-tiap mata pelajaran tidak terlihat lagi. Hal ini dilakukan agar mata pelajaran tersebut melebur dalam satu
tema sehingga pengetahuan yang didapat siswa lebih lengkap. Peleburan mata pelajaran dotujukan agar siswa lebih dapat focus pada
pelajaran secara utuh. d. Penyajian beberapa mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran
Pembelajaran tematik mengandalkan sebuah tema. Tema membuat beberapa mata pelajaran tidak tersaji sendiri-sendiri namun
tersaji secara bersama. Pemisahannya tiap maat pelajaran pun tidak nampak.
e. Fleksibel Pembelajaran tematik tidak terfokus dalam satu mata
pelajaran. Guru dapat memvariasikan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan dan metode yang sesuai. Pembelajaran ini
mudah digunakan karena tidak mengacu pada metode tertentu namun dapat disesuaikan sesuai kondisi.
f. Bermakna dan utuh
Pembelajaran ini mempertimbangkan proses dan isi materi sehingga pembelajaran bisa lebih dipahami. Pembelajaran ini juga
mengupayakan perkembangan psikologis siswanya. Pembelajaran disajikan secara utuh dalam satu tema agar lebih bermakna.
g. Mempertimbangkan waktu dan ketersediaan sumber Dalam pembelajaran tematik, guru harus pandai mengatur
waktu. Hal tersebut dilakukan agar pembelajaran tidak menggunakan waktu yang terlalu lama. Penggunaan sumber belajar yang terdapat di
sekitar sekolah juga dianjurkan jika mendukung. h. Tema terdekat dengan anak
Pembuatan tema dalam pembelajaran tematik dianjurkan menggunakan hal-hal yang tidak asing untuk siswa. Hal tersebut
dilakukan agar materi yang dipelajari menyatu dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah dimiliki oleh siswa. Disarankan untuk
menggunakan tema yang sering ditemui dalam keseharian siswa.