Uji Coba Produk Hasil Penelitian

sedang berdiskusi. Selama berpersan sebagai fasilitator, guru tidak tergesa-gesa dalam membantu siswa menemukan jawabannya, hal ini dilakukan dengan tujuan agar siswa dapat berpikir kritis dalam memnggunakan pengetahuan yang dimiliki dan melatih siswa untuk belajar mandiri. b. Pertemuan kedua Pada pertemuan kedua, fase ini juga ditunjukkan pada saat guru memberikan bimbingan dan arahan kepada setiap kelompok diskusi. Saat pembelajaran berlangsung, guru menghampiri setiap kelompok untuk memancing siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Guru memancing siswa dengan memberikan pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk kritis terhadap permasalahan dengan mengaitkan konsep-konsep materi yang telah diperoleh sebelumnya. 4. Fase keempat: penyajian hasil diskusi kelompok Fase ini ditunjukkan pada inti kegiatan pembelajaran pada bagian elaborasi. a. Pertemuan pertama Fase ini terlihat pada saat setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Selama melakukan presentasi, setiap anggota kelompok bertanggungjawab terhadap hasil diskusi. Saat salah satu kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya, kelompok yang lain memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi. Apabila terdapat anggota kelompok yang merasa kesulitan dalam menjawab tanggapan dari kelompok lain, maka guru yang berperan sebagai fasilitator akan membimbing siswa tersebut. b. Pertemuan kedua Pada pertemuan kedua, fase ini juga terlihat pada saat setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kepada kelompok yang lain. saat presentasi, setiap anggota kelompok yang presentasi diminta oleh guru untuk maju ke depan sehingga setiap kelompok memperoleh tugas yang sama dalam mempertanggungjawabkan hasil diskusi. 5. Fase kelima: evaluasi terhadap proses pemecahan masalah. Fase ini ditunjukkan pada kegiatan inti pembelajaran pada bagian konfirmasi. a. Pertemuan pertama Pada pertemuan pertama, fase ini ditunjukkan pada saat pembelajaran pengayaan berlangsung yaitu setelah setiap kelompok melaksanakan presentasi hasil diskusi. Setelah setiap kelompok selesai melakukan presentasi, kemudian guru melakukan evalusi terhadap proses pemecahan permasalahan yang diberikan kepada siswa. Evaluasi ini dilakukan dengan cara guru meminta siswa untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang dilakukan selama proses pemecahan permasalahan dilakukan. b. Pertemuan kedua Pada pertemua kedua, fase ini juga terlihat pada saat guru melakukan evaluasi terhadap pemecahan permasalahan yang telah diberikan. Fase ini dilakukan setelah siswa menyelesaikan presentasi kelompok. Guru meminta siswa untuk menganalisis dan mengevaluasi proses dan keterampilan siswa dalam kelompok saat melakukan penyelidikan terhadap pemecahan permasalahan yang diberikan.

7. Revisi Produk

Setelah uji coba produk dilakukan, terdapat beberapa kekurangan yang ada pada produk perangkat pembelajaran yaitu silabus dan RPP. Tabel 4.3 merupakan revisi produk setelah dilakukan uji coba. Tabel 4.3 Revisi produk setelah dilakukan uji coba Perangkat Pembelajaran Sebelum Sesudah Silabus Kalimat kurang efektif. Memperbaiki kalimat menjadi efektif. RPP Kalimat kurang efektif. Memperbaiki kalimat menjadi efektif.

B. Pembahasan

Peneliti melakukan uji coba produk di kelas X SMAN 1 Weru Sukoharjo pada tanggal 11-13 Mei 2015. Siswa kelas X terdiri dari gabungan kelas X1, X2, dan X3 berjumlah 15 siswa yang telah mencapai nilai KKM pada materi fungsi dan persamaan kuadrat. Pembelajaran pengayaan dilaksanakan sebanyak dua pertemuan, sedangkan pertemuan ketiga digunakan untuk pemberian soal tes akhir. Pelaksanaan pembelajaran pengayaan dilakukan di luar jam belajar siswa yaitu pada saat masa remedial bagi siswa. Uji coba produk yang diimplementasikan adalah pembelajaran pengayaan dengan menggunakan model pembelajaran PBL pada materi fungsi dan persamaan kuadrat. Pembelajaran pengayaan dilaksanakan selama 2 X 45 mneit setiap pertemuannya. Implementasi produk dilaksanakan oleh guru matematika sebagai pihak yang mengajar selama proses pembelajaran pengayaan berlangsung. Guru matematika bertindak sebagai pelaksana uji coba produk karena guru ingin mengetahui secara langsung implementasi produk. Selama pembelajaran peneliti sebagai observer dan dibantu oleh 3 observer yang lain mengamati guru dan siswa untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran pengayaan yang dilaksanakan.

1. Proses pengembangan perangkat pembelajaran pengayaan

Peneliti menggunakan langkah-langkah Sugiyono dalam mengembangkan perangkat pembelajaran. Akan tetapi peneliti hanya menggunakan tujuh langkah pengembangan. a. Potensi dan Masalah Peneliti menggunakan teknik wawancara untuk menemukan potensi dan masalah di kelas X SMAN 1 Weru Sukoharjo dalam melaksanakan langkah ini. Teknik wawancara dilakukan dengan menggunakan intrumen berupa pedoman wawancara guru dan siswa yang telah divalidasi oleh ahli dengan perolehan skor sebesar 3,14 yang menunjukkan kategori baik sehingga pedoman tersebut sudah layak digunakan lempira 2. Potensi yang ada pada siswa kelas X SMAN 1 Weru Sukoharjo adalah siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil wawancara dengan guru mengatakan bahwa terdapat beberapa siswa yang telah mencapai nilai KKM pada salah satu materi yaitu fungsi dan persamaan kuadrat. Selain itu hasil wawancara terhadap 5 siswa juga mengatakan bahwa siswa juga berminat untuk terus mempelajari matematika. Hal ini ditunjukkan seperti mempelajari kembali materi, mencari informasi melalui buku dan internet, dan membentuk kelompok belajar untuk menyelesaikan permasalahan. Sedangkan masalah yang dihadapi oleh siswa kelas X SMAN 1 Weru Sukoharjo adalah siswa belum pernah menerima tindakan khusus dari guru yaitu pembelajaran pengayaan sebagai upaya tindak lanjut terhadap hasil belajar yang telah mencapai nilai KKM. Siswa mengharapkan adanya pembelajaran tambahan dan bimbingan dari guru untuk mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki. Apabila pembelajaran pengayaan dilaksanakan, siswa mengharapkan menggunakan metode diskusi, pembahasan soal, dan bimbingan dari guru dalam menyelesaikan permasalahan. Setelah memperoleh potensi dan masalah, selanjutnya peneliti mulai merancang desain perangkat pembelajaran pengayaan. b. Pengumpulan Data Berdasarkan potensi dan masalah yang ada, kemudian peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran pengayaan dengan mengakomodasikan model pembelajaran Problem Based Learning untuk materi fungsi dan persamaan kuadrat. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara, pedoman observasi, soal tes akhir, lembar kuesioner, dan lembar valiadasi. c. Desain Produk Desain perangkat pembelajaran pengayaan yang dirancang oleh peneliti berupa Silabus lampiran 8, RPP lampiran 9, LAS lampiran 12, Kuis lampiran 11, dan Soal tes akhir lampiran 14. Desain produk tersebut dirancang sesuai dengan informasi yang diperoleh peneliti untuk memenuhi kebutuhan guru dan siswa.