Berdasarkan kedua tabel di atas, hasil nilai sikap siswa terhadap pembelajaran pengayaan menunjukkan skor 3,23 dengan kategori baik dan
skor 3,37 dengan kategori sangat baik. Dengan demikian nilai sikap siswa terhadap pembelajaran pengayaan secara keseluruhan menunjukkan hasil
yang baik. Selanjutnya hasil olah data nilai keterampilan siswa aspek psikomotorik terhadap pembelajaran pengayaan adalah sebagai berikut.
Tabel 4.8 data nilai keterampilan siswa terhadap pembelajaran pengayaan pertemuan I
13 4
3 4
4 15
3,75 14
3 3
4 4
14 3,5
15 4
4 4
3 15
3,75
Rerata 3,37
Aspek yang
dinilai Siswa
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 14 15
Siswa mampu
mengguna kan
alat bantu
seperti jangka dan
penggaris saat
memerluka nnya dalam
pemecahan masalah
3 3
4 3
3 4
3 3
3 2
2 3
4 3
3
Rata-rata 3,07
Tabel 4.9 data nilai keterampilan siswa terhadap pembelajaran pengayaan pertemuan II
Berdasarkan kedua tabel di atas, hasil nilai keterampilan siswa terhadap pembelajaran pengayaan menunjukkan skor 3,07 dengan kategori
baik dan skor 3,33 dengan kategori sangat baik. Dengan demikian nilai keterampilan siswa terhadap pembelajaran pengayaan secara keseluruhan
menunjukkan hasil yang baik. Keseluruhan hasil nilai siswa dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik menunjukkan hasil nilai yang baik. Hal
ini juga berarti bahwa pelaksanaan pembelajaran pengayaan dengan menggunakan model pembelajaran PBL memberikan pengaruh positif
terhadap hasil belajar siswa yaitu memberikan hasil belajar yang baik.
Aspek yang
dinilai Siswa
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 14 15
Siswa mampu
mengguna kan
alat bantu
seperti jangka dan
penggaris saat
memerluka nnya dalam
pemecahan masalah
4 4
3 3
3 3
4 3
3 2
3 4
4 4
3
Rata-rata 3,33
C. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan keterbatasan penelitian yaitu:
1. Terbatasnya penjadwalan penelitian yaitu peneliti hanya dapat melakukan
penelitian sebanyak 3 pertemuan, mengingat terdapat siswa yang akan melaksanakan remedial untuk matapelajaran yang lain di luar
matematika 2.
Kurangnya alat seperti rekaman video saat pembelajaran berlangsung sehingga dalam penelitian ini tidak dapat menampilkan transkip
pembelajaran.
96
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: 1.
Proses mengembangkan perangkat pembelajaran untuk pembelajaran pengayaan dilaksanakan melalui langkah-langkah berikut: a potensi dan
masalah, b pengumpulan data, c desain produk, e revisi desain, f ujicoba produk, dan g revisi produk.
2. Kualitas masing-masing perangkat pembelajaran pengayaan secara
keseluruhan menunjukkan kriteria sangat baik dengan perolehan skor 3,75 untuk silabus; 3,66 untuk RPP; 3,85 untuk LAS; 3,83 untuk kuis; dan 3,75
untuk soal tes akhir. Dengan demikian, desain perangkat pembelajaran tersebut layak digunakan di kelas karena berdasarkan hasil validasi
perangkat memberikan skor 3,77 yang menunjukkan kategori sangat baik. 3.
Minat siswa terhadap pembelajaran pengayaan menunjukkan bahwa secara keseluruhan siswa berminat dengan persentase 78,79 dan memberi
respon yang positif seperti berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat teman, tertantang dalam menyelesaikan soal, dan senang belajar
secara berkelompok terhadap pembelajaran pengayaan yang telah diterima. 4.
Hasil belajar siswa yang menerima pembelajaran pengayaan dengan model pembelajaran PBL menunjukkan adanya perubahan yang positif yaitu
seluruh siswa mengalami penambahan nilai. Hasil belajar siswa sebelum
dilaksanaan pengayaan memiliki nilai rata-rata 69,4 kemudian setelah diberikan pengayaan memiliki nilai rata-rata 77,47. Hasil belajar siswa
menunjukkan perubaan nilai dengan persentase 100 dari seluruh siswa yang menerima pembelajaran pengayaan.
B. Saran
Berdasarkan keterbatasan dari penelitian maka peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut.
1. Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran sebaiknya menyediakan
pertemuan yang memadai supaya lebih baik daripada sebelumnya. 2.
Peneliti sebaiknya menyediakan alat yang efektif misalnya alat perekam video untuk menunjang proses pembelajaran yang dilakukan.
3. Perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan akan lebih baik apabila
pihak sekolah mampu mengimplementasikannya terutama untuk memenuhi kebutuhan siswa yang telah mencapai nilai KKM pada materi
tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Taufiq. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar Di Era Pengetahuan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Asep, Jihad Abdul Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta. Gredler, Margaret E. 2011. Learning and Instruction, Teori dan aplikasi edisi
keenam. Jakarta: Jakarta Kencana Prenada Media Grup. Hardjono, Sartinah. 1988. Psikologi Belajar Mengajar Bahasa Asing. Jakarta:
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Proyek Pengembangan
Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan.
Herdiansyah, Haris. 2014. Metodologi Penelitian untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Koni, Satria dan Uno, Hamzah. 2012.Assessement Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Marwanta, dkk. 2009. Mathematics For Senior High School Year X. Jakarta: Yudhistira.
Marwanta, dkk. 2007. Matematika Interaktif 1A Sekolah Menengah Atas Kelas X Semester Pertama. Jakarta: PT.Ghalia Indonesia Printing.
Mulyati. 2005. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Andi Publisher.
M. Usman, Uzer, dkk. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Narbuko dan Achmadi. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo. Nyayu, Khodijah. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.