Membangun Loyalitas Loyalitas Pelanggan

26 Selanjutnya Griffin mengemukakan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh perusahaan apabila memiliki pelanggan yang loyal antara lain: 37

a. Mengurangi biaya pemasaran karena biaya untuk menarik pelanggan baru lebih mahal.

b. Mengurangi biaya transaksi seperti biaya negosiasi kontrak, pemrosesan pesanan, dll. c. Mengurangi biaya turn over pelanggan karena pergantian pelanggan yang lebih sedikit. d. Meningkatkan penjualan silang yang akan memperbesar pangsa pasar perusahaan. e. Word of mouth yang lebih positif dengan asumsi bahwa pelanggan yang loyal juga berarti mereka yang merasa puas. f. Mengurangi biaya kegagalan seperti biaya pergantian, dll.

D. Asuransi Syariah

1. Pengertian Asuransi Syariah

Secara umum asuransi berarti „jaminan‟. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata „asuransi‟ dipadankan dengan kata „pertanggungan‟. Sebaiknya kita kutip salah satu definisi standar tentang asuransi dari Udang- Undang No. 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian yang menjelaskan 37 http:marketing-teori.blogspot.com200704loyalitas-pelanggan.html 24 april 2007 27 bahwa yang dimaksud dengan asuransi atau pertanggungan adalah “perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum pada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”. 38 Asuransi secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah pengelolaan resiko dengan cara mengalihkan resiko yang mungkin timbul dari peristiwa tertentu. Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 21DSN- MUIX2001 tentang pedoman Umum Asuransi Syariah mendefinisikan bahwa Asuransi S yariah Ta‟min, Takaful, atau Tadhamun adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru yang memberikan pola pengembalian dalam menghadapi risiko tertentu melalui akad perikatan yang sesuai dengan syariah. 39 38 Agus Edi Sumanto, dkk, Solusi Berasuransi: Lebih Indah dengan Syariah, cet. I Bandung, Salamadani, April 2009, h. 5-6 39 Fatwa Dewan Syaria‟ah Nasional NO: 21DSN-MUIX2001, Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah. 28

2. Dasar Hukum Asuransi Syariah

Peraturan perundang-undangan tentang perasuransian di Indonesia terutama diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUHD, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian, dan lain-lain; terutama peraturan perundang-undangan yang mengatur ihwal asuransi Sosial yang penyelenggaraannya dilakukan oleh Badan Usaha Kecelakaan Penumpang, Astek Asuransi Sosial Tenaga Kerja, Askes Asuransi Sosial Pemeliharaan Kesehatan, dan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 21DSN- MUIX2001.

3. Manfaat Asuransi Syariah

Beberapa manfaat dari keberadaan asuransi syariah, secara rinci adalah sebagai berikut: a. Memberikan rasa aman atau sekurang-kurangnya lebih aman kepada tertanggung dari kemungkinan kerugian atas harta benda dan bahkan dari kemungkinan bahaya terhadap dirinya. b. Mempercepat laju pertumbuhan ekonomi, mengingat dana-dana tertanggung yang terkumpul dari pembayaran premi akan dikelola oleh perusahaan asuransi melalui investasi diberbagai bidang usaha.