Hubungan Perencanaan dan Desain Pembelajaran Komponen-komponen Desain Pembelajaran

26 Penilaian ini bertujuan agar faktor penghambat belajar dapat diatasi sehingga proses belajar yang akan datang akan menjadi lebih mudah serta lancar. 5 Revisi Setelah hasil penilaian diolah, terkait dengan proses belajar, maka bisa dikaji ulang rumusan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan tadi, apakah terlalu mudah atau sebaliknya. Langkah revisi ini dimaksudkan untuk mencari alternatif atau pemecahan masalah belajar yang dialami oleh peserta didik.

4. Sifat Desain Pembelajaran

Menurut Dewi Salma Prawiradilaga, desain pembelajaran mempunyai beberapa sifat yaitu: 42 a. Berorientasi dan fokus pada peserta didik “Setiap individu peserta didik dipertimbangkan memiliki kekhasan masing-masing .” 43 Hal tersebut dikarenakan kemampuan internal, kemampuan dasar prasyarat yang harus dimiliki sebelum memasuki materi baru, dan gaya belajar masing-masing peserta didik berbeda satu sama lain. b. Alur berpikir sistemik “Konsep sistem dan pendekatan sistem diterapkan secara optimal dalam desain pembelajaran sebagai kerangka berpikir. ” 44 Sistem dimaksudkan sebagai rangkaian komponen dengan masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda- beda, bekerja sama dan berkoordinasi dalam melaksanakan tujuan yang telah dirumuskan. c. Empiris dan Berulang “Setiap model desain pembelajaran bersifat empiris.” 45 Empiris maksudnya model ataupun sesuatu teori yang diajukan oleh pakar telah melalui hasil kajian teori serta serangkaian uji coba sebelum dipublikasikan. Berulang dimaksudkan, pengguna dapat menerapkan dan memperbaiki setiap tahapan dari 42 Ibid., h. 20. 43 Ibid. 44 Ibid., h. 22. 45 Ibid. 27 model atau sesuatu teori apapun yang bersifat empiris tersebut berulang kali demi tercapainya efektifitas pembelajaran.

5. Komponen Penyusun Desain Pembelajaran

Desain pembelajaran menerapkan teori belajar, pembelajaran, komunikasi, psikologi, dan informasi. Dari teori-teori tersebut, teori yang paling mendasar adalah teori belajar, pembelajaran, dan komunikasi. “Teori belajar mengkaji kejadian belajar dalam diri seseorang, sedangkan teori pembelajaran adalah faktor eksternal yang memfasilitasi proses belajar. ” 46 Teori komunikasi mempunyai dampak besar terhadap paradigma pembelajaran, yaitu terkait pemanfaatan media dan sumber belajar serta peran guru di kelas ketika proses belajar mengajar berlangsung. Desain pembelajaran disusun oleh sebuah tim penyusun yang bersifat sistemik, yaitu berperan sesuai profesi masing-masing individu penyusun. Menurut Kemp dkk, tim penyusun ini terdiri atas: 47 a. Desainer Orang yang kompeten dalam merancang desain pembelajaran dan bertanggung jawab untuk melaksanakan dan mengoordinasikan seluruh perencanaan pembelajaran. b. Pengajar Orang yang mengetahui dengan pasti kondisi kelas dan memiliki pengalaman di kelas. Pengajar termasuk guru, dosen, instruktur dan trainer. c. Ahli materi Orang yang bertanggung jawab untuk memvalidasi materi yang disampaikan pengajar. S eorang ahli materi berhak untuk „meluruskan’ dan memperbaiki materi yang diberikan oleh pengajar. d. Penilai Merupakan orang yang bertugas mengkaji data-data yang terkumpul terkait dengan proses pengembangan pembelajaran. Penilai bertanggung jawab 46 Ibid. 47 Ibid., h. 26. 28 membantu untuk mengembangkan instrumen untuk mengukur hasil belajar dan pengembangan pembelajaran.

6. Model Desain Pembelajaran

a. Pengertian Model Desain Pembelajaran

Desain pembelajaran merupakan bagian dari teknologi pendidikan yang sangat banyak ragamnya, ada banyak sekali pakar yang merumuskan dan menampilkan model desain pembelajaran mereka. “Istilah model dapat diartikan sebagai tampilan grafis, prosedur kerja yang teratur atau sistematis, serta mengandung pemikiran bersifat uraian atau penjelasan berikut saran. ” 48 Desain pembelajaran bersifat uraian dimaksudkan bahwa suatu model desain pembelajaran dibangun atas dasar teori belajar, pembelajaran, psikologi, komunikasi, dan sistem agar penyelenggaraan proses belajar berjalan dengan baik. Sementara desain pembelajaran sebagai saran bermaksud bahwa desain pembelajaran mengarahkan bagaimana sebaiknya pembelajaran diselenggarakan melalui serangkaian prosedur.

b. Macam-macam Model Desain Pembelajaran

Model-model desain pembelajaran merupakan seperangkat prosedur yang sistematis untuk mngembangkan pembelajaran. Ada beberapa model desain pembelajaran, diantaranya sebagai berikut: 1 Model pengembangan instruksional Briggs Model ini berorientasi pada sebuah rancangan sistem dengan sasaran pembuatnya adalah dosen atau guru yang berperan sebagai perancang ataupun sebagai tim pengembangan kegiatan pembelajaran. Adapun tim pengembangan terdiri dari dosen, administrator, ahli bidang studi, ahli evaluasi, ahli media dan perancang instruksional. “Briggs berpendapat bahwa model ini sesuai untuk pengembangan program-program latihan jabatan tidak hanya terbatas pada lingkungan program-program akademis saja .” 49 Model pengembangan 48 Ibid., h. 33. 49 Syukur NC, op. cit., h. 33. 29 instruksional Briggs ini bersandarkan pada keselarasan antara tujuan yang akan dicapai, strategi untuk mencapainya, dan evaluasi keberhasilannya dalam pembelajaran. 2 Model J.E. Kemp Model ini mengajukan tampilan visual berupa melingkar. Menurut Kemp, tim penyusun desain pembelajaran terdiri atas desainer, pengajar, ahli materi, dan penilai. 50 Struktur komponen model desain pembelajaran Kemp yaitu: 51 a Tujuan khusus pembelajaran, b Analisis tugas, c Analisis pebelajar, d Masalah pembelajaran, e Sumber-sumber pembelajaran, f Instrumen evaluasi, g Penyampaian pembelajaran, h Strategi pembelajaran, i Urutan isimateri, j Evaluasi formatif, k Evaluasi sumatif, l Perbaikan, m Perencanaan, n Pengelolaan proyek, o Jasa pendukung. 3 Model Gerlack dan Ely Model pengembangan instruksional yang dikembangkan oleh Gerlack dan Ely ini dimaksudkan untuk pedoman perencanaan mengajar dengan langkah- langkah sebagai berikut: 52 a Merumuskan tujuan instruksional, b Menentukan isi materi pelajaran yang telah disesuaikan dengan TIK, c Menentukan kemampuan awal peserta didik dengan melakukan pre test, 50 Prawiradilaga, op. cit., h. 26. 51 Ibid., h. 36. 52 Syukur NC, op. cit., h. 38.