Pembelajaran dengan Bantuan Komputer CAI

18 memindahkan teks materi dari buku atau modul ke komputer tetapi materi yang ada perlu dipilih yang cocok disajikan dengan bantuan komputer. Selain itu, pembelajaran ini perlu memberikan respon pembelajaran dan penguatan sehingga tercipatanya interaktivitas antara siswa dengan computer yang telah deprogram sebelumnya. Beberapa isi pembelajaran memuat prinsip-prinsip yang abstrak, sehingga menjadi permasalahan bagi siswa yang memiliki kemampuan rendah dalam proses berpikirnya. Oleh karena itu, agar bisa membantu siswa tersebut untuk memahami dengan cepat, mudah dan benar, prinsip-prinsip tersebut diperlukan multimedia kombinasi dari beberapa media yang ada misalnya teks, grafik, suara, animasi, dan video yang sesuai dengan isi pembelajaran tersebut. Gambar-gambar multimedia melalui komputer akan berusaha senyata mungkin melukiskan prinsip dalam suatu pembelajaran yang bersifat abstrak dan kompleks menjadi sesuatu yang nyata, sederhana, sistematis dan sejelas mungkin. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan komputer dapat membuat kegiatan pembelajaran berlangsung secara tepat guna sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Pembelajaran dengan bantuan komputer mempunyai beberapa keuntungan, antara lain yaitu: 1. Komputer dapat mengakomodasi siswa yang berkemampuan rendah karena memungkinkan terciptanya kondisi belajar yang bersifat afektif dengan cara individual, tidak pernah bosan, dan sabar dalam menjalankan instruksi sesuai yang dikehendaki pengguna. 2. Menyediakan presentasi yang menarik dengan animasi. 3. Menyediakan pilihan isi pembelajaran yang banyak dan beragam. 4. Mampu membangkitkan motivasi dalam belajar, mengaktifkan dan menstimulasi metode mengajar dengan baik. 5. Siswa mendapat pengalaman yang bersifat konkret sehingga siswa dapat memahami materi dengan cepat dan benar. 6. Memberi umpan balik secara langsung. 7. Siswa dapat menentukan sendiri laju pembelajaran sehingga dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya dan dapat melakukan evaluasi diri. 19 8. Dapat berhubungan dengan, dan mengendalikan, peralatan lain seperti compact dis , video tape dengan program pengendali dari komputer. Penggunaan komputer dalam proses pembelajaran dapat membantu meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa yang merupakan indikator efektivitas dan efisien pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, pengembangan pembelajaran berbasis komputer merupakan hal yang sangat penting dan perlu dilakukan oleh guru. Namun, di sisi lain pembelajaran dengan bantuan komputer juga memiliki beberapa kelemahan antara lain sebagai berikut: 1. Pembelajaran ini hanya efektif jika digunakan oleh satu orang atau kelompok kecil, 2. Pengembangan software komputer masih relatif mahal, 3. Program yang ada belum mengedepankan kreativitas siswa, 4. Jika tampilan fisik isi pembelajaran kurang menarik dan kurang interaktif, maka pembelajaran melalui komputer tidak mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, 5. Guru perlu mempunyai kemampuan tentang aplikasi program komputer yang memadai. Pengembangan pembelajaran berbasis komputer sangat penting bagi guru, siswa, dan sekolah. Pentingnya bagi guru karena guru dapat berperan sebagai fasilitator pembelajaran dan siswa yang berperan aktif ketika proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, guru dapat membuat alternatif variasi metode pembelajaran sehingga belajar tidak monoton, menolong mengembangkan dan memberi pedoman bagi pengembangan lebih lanjut, dan meminimalkan tingkat kesalahpahaman konsepteori yang sering dialami siswa. Bagi siswa, pembelajaran dengan komputer sangat bermanfaat karena siswa akan lebih mudah dan cepat memahami materi pembelajaran yang bersifat abstrak. Selain itu, siswa lebih termotivasi dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, siswa dapat mengatur kecepatan belajar sesuai kemampuannya dan dapat merangkul siswa yang memiliki kemampuan yang rendah. Sedangkan pentingnya pembelajaran dengan komputer bagi sekolah maka di sekolah akan tersedia bahan ajar yang telah divalidasi, pengembangan isi 20 pembelajaran akan sesuai dengan pokok-pokok bahasan, dan sebagai pedoman praktis implementasi pembelajaran sesuai dengan kondisi dan karakteristik pembelajaran. Keberhasilan penggunaan komputer dalam pembelajaran bergantung pada berbagai faktor diantaranya proses kognitif dan motivasi siswa dalam belajar. “Oleh karena itu, para ahli telah mencoba untuk mengajukan prinsip-prinsip perancangan CAI yang diharapkan bisa melahirkan program CAI yang efektif.” 25 Prinsip-prinsip tersebut yaitu: 1. Belajar harus menyenangkan Agar pembelajaran dengan bantuan komputer menyenangkan, perlu memperhatikan tiga unsur, yaitu unsur menantang, unsur fantasi, dan unsur ingin tahu. 2. Interaktivitas Agar terpenuhinya keperluan interaktivitas dalam pembelajaran dengan bantuan komputer perlu memperhatikan dukungan komputer dan sosial interaksi antara siswa yang dinamis, aktif dan interaktif, ketersediaan bermacam-macam jenis kegiatan dalam komputer agar siswa mempunyai keluasan pengetahuan dan kemampuan ketika belajar dengan bantuan komputer, dan memberikan power yang dapat memberikan siswa pemula untuk melahirkan hasil yang menarik dengan upaya yang relattif ringan. 3. Kesempatan berlatih harus memotivasi, cocok, dan tersedia feedback Banyaknya latihan dengan bantuan komputer sangat diperlukan agar siswa dapat menguasai kemampuan dasar. Latihan tersebut perlu memperhatikan faktor perkembangan siswa, adanya persiapan umpan balik yang dapat segera dipahami siswa dan produktif, memberikan tampilan yang dapat membantu siswa pada latihan yang kompleks, dan adanya motivasi untuk siswa dengan berbagai penuntun, dan petunjuk, latar belakang suara, musik, dan grafik serta menginformasikan keberhasilan siswa. 25 Arsyad, op. cit., h. 166. 21 4. Menuntun dan melatih siswa dengan lingkungan informal Dalam permainan instruksional, siswa akan berinteraksi dengan siswa lain ataupun komputer di mana program permainan instruksional menganalisis tingkat keterampilan dan kelemahan siswa dengan merekam langkah-langkah yang benar dan salah selama permainan berlangsung. Menurut Benny A. Pribadi, CAI memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut: 26 a. Tingginya biaya pengadaan dan pengembangan program computer, terutama yang dirancang khusus untuk maksud pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis biaya dan keuntungan apa yang didapat sebelum memutuskan untuk menggunakan komputer untuk pembelajaran. b. Masalah compatibility dan incompatibility antara hardware dan software. Hal ini dikarenakan biasanya dalam penggunaan sebuah program memerlukan hardware dengan spesifikasi yang sesuai.

C. Desain Pembelajaran

1. Pengertian Desain Pembelajaran

Ada beberapa pendapat para ahli mengenai desain pembelajaran atau dikenal juga dengan rancangan instruksional, rancangan pembelajaran dan desain instruksional. Beberapa diantaranya yaitu: a. Menurut Reigeluth “Bagi Reigeluth, desain pembelajaran adalah kisi-kisi dari penerapan teori belajar dan pembelajaran untuk memfasilitasi proses belajar seseorang. ” 27 b. Menurut Rothwell dan Kazanas “Rothwell dan Kazanas merumuskan desain pembelajaran terkait dengan peningkatan mutu kinerja seseorang dan pengaruhnya bagi organisasi. ” 28 26 Rusman, h. 189. 27 Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip Disain Pembelajaran, Jakarta: Prenada Media Group, 2007, Cet. 2, h. 15. 28 Ibid. 22 c. Menurut Gentry “Baginya, desain pembelajaran adalah suatu proses yang merumuskan dan menentukan tujuan pembelajaran, strategi, teknik, dan media agar tujuan umum tercapai. ” 29 d. Menurut Dick, Carey Carey Ketiga pakar ini, menegaskan bahwa penggunaan konsep pendekatan sistem yang terdiri atas analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi sebagai landasan pemikiran suatu desain pembelajaran. “Desain pembelajaran mencakup seluruh proses yang dilaksanakan pada pendekatan system. ” 30 e. Menurut Fatah Syukur “Desain instruksional atau pembelajaran adalah membantu seseorang untuk belajar, dan merupakan sistem. ” 31 Instruction harus mempunyai perangkat komponen yang saling berinteraksi satu sama lain menuju ke satu tujuan yang telah diterapkan sebelumnya. Jadi, komponen-komponen penyusun dalam pembelajaran bukanlah suatu yang terpisah, tapi suatu kesatuan yang bergerak ke satu arah yaitu tujuan dari pembelajaran tersebut. Berdasarkan pemaparan para ahli mengenai desain pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa desain pembelajaran adalah suatu rancangan keseluruhan pembelajaran berupa rangkaian prosedur yang merupakan suatu sistem dan proses terdiri dari kegiatan analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi serta memerlukan aspek-aspek pendukungnya. Desain pembelajaran merupakan prosedur yang sistematis yang lebih memerhatikan pemahaman, pengubahan, dan penerapan metode-metode pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru mempunyai tugas untuk memilih dan menentukan metode apa yang dapat digunakan untuk mempermudah penyampaian materi ajar sehingga siswa mudah menerima yang disampaikan guru. 29 Ibid., h. 16. 30 Ibid. 31 Fatah Syukur NC, Teknologi Pendidikan, Semarang: RaSAIL Media Group, 2008, Cet. I, h. 32. 23

2. Hubungan Perencanaan dan Desain Pembelajaran

“Perencanaan pembelajaran Lesson Plan berbeda dengan desain pembelajaran Instructional Design, namun keduanya memiliki hubungan yang sangat erat sebagai program pembelajaran.” 32 Perencanaan pembelajaran disusun oleh guru untuk memenuhi kebutuhan guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Menurut Shambaugh dan Mahliaro, kegiatan perencanaan pembelajaran yaitu menerjemahkan kurikulum sekolah kedalam kegiatan pembelajaran di ruang kelas. 33 Perencanaan program pembelajaran dapat berupa perencanaan kegiatan harian, mingguan, bahkan tahunan, yang isinya terdiri dari tujuan khusus yang spesifik, prosedur kegiatan belajar mengajar, materi pelajaran, waktu, dan bentuk evaluasi yang akan digunakan. Perencanaan lebih menekankan penerjemahan kurikulum sekolah sedangkan desain menekankan pada proses merancang program pembelajaran untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun dan mengembangkan desain pembelajaran adalah siswa. Seorang guru yang hendak membuat desain pembelajaran perlu bertanya bagaimana agar siswa dapat mempelajari suatu bahan pelajaran dengan mudah.

3. Komponen-komponen Desain Pembelajaran

Esensi desain pembelajaran mencakup komponen siswa, tujuan, metode, dan evaluasi serta analisis topik. Menurut Kemp, Morrison, Ross, rincian komponen inti dari desain pembelajaran siswa, tujuan pembelajaran, metode, dan penilaian digambarkan dengan lingkaran keempat komponen tersebut yang saling berpotongan satu sama lainnya. 34 Itu berarti, antara komponen yang satu dengan yang lain haruslah memiliki fokus perhatian yang sama, serasi, selaras dan seimbang agar pembelajaran dapat berlangsung dengan sukses. 32 Sanjaya, op. cit., h. 69. 33 Ibid. 34 Prawiradilaga, op. cit., h. 17. 24 a. Siswa peserta didik “Peserta didik sebelum dan selama belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik fisik maupun mental .” 35 Jika peserta didik mengalami kelelahan secara fisik maupun mental akibatnya dapat mengurangi konsentrasi dan menggangu daya tangkap peserta didik untuk memahami materi pembelajaran. Selain itu, mengenai tampilan sebuah materi ajar, siswa akan lebih tertarik dan timbul rasa ingin tahunya terhadap materi yang diajarkan jika tampilan materi tersebut menarik hati peserta didik. b. Tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran merupakan hal yang harus dicapai oleh peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. “Setiap rumusan tujuan pembelajaran selalu dikembangkan berdasarkan kompetensi atau kinerja yang harus dimiliki oleh peserta didik jika ia selesai belajar .” 36 Jadi rumusan tujuan pembelajaran menjembatani antara peserta didik dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai selama peroses pembelajaran. c. Metode “Metode adalah cara-cara atau teknik yang dianggap jitu untuk menyampaikan materi ajar.” 37 Metode menentukan situasi belajar yang sesungguhnya. “Metode sebagai strategi pembelajaran biasa dikaitkan dengan media, dan waktu yang tersedia untuk belajar. ” 38 Metode terkait dengan strategi pembelajaran, yang perlu dirancang agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. d. Penilaian Kegiatan menilai sesuatu merupakan penilaian. Menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu secara subyektif yaitu tergantung alasan masing- masing orang yang menilai dan bersifat kualitatif. Indikator berhasil atau tidaknya pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran dapat diamati dari penilaian hasil belajar. “Sering kali penilaian diukur dengan kemampuan 35 Ibid., h. 17. 36 Ibid., h. 18. 37 Ibid. 38 Ibid.